Donor Darah dan Tuang Celengan di Sekolah Ehipassiko

Jurnalis : Djuwita Ratna Wati (Tzu Chi Tangerang) , Fotografer : Djuwita Ratna Wati (Tzu Chi Tangerang)

Donor Darah dan Tuang Celengan di Sekolah Ehipassiko

Murid-murid TK Ehipassiko antusias menuangkan celengan setelah selama beberapa bulan mereka mengumpulkan uang koin.

Donor darah merupakan kegiatan yang sangat baik untuk dilakukan, bukan hanya membantu menyelamatkan nyawa seseorang, namun juga membantu tubuh tetap sehat. Tak ada lagi alasan takut kurang darah, karena tenaga medis memastikan pendonor bisa melakukannya. Setiap tetes darah yang disumbangkan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Jadi, seharusnya jangan merasa dirugikan jika seseorang meminta kita menyumbangkan darah.

Sekolah Ehipassiko BSD Tangerang bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan rutin tiga bulanan ini digelar pada Rabu, 9 November 2016. Selain donor darah, Sekolah Ehipassiko juga menyelenggarakan Tuang Celengan Tzu Chi. Ehipassiko ingin membudayakan kebiasaan berdana kepada semua warga sekolah mengingat berdana merupakan wujud cinta kasih. Walau dananya berupa uang logam, tapi jika sudah terkumpul banyak, maka dana kecil berubah menjadi amal besar.

Donor Darah dan Tuang Celengan di Sekolah Ehipassiko

 Para murid berbaris rapi dan antri untuk menuangkan celengan mereka satu per satu ke tempat yang telah disediakan.

Donor Darah dan Tuang Celengan di Sekolah Ehipassiko

Petugas Medical Cek UP dari PMI, Milla Widiya Ningsih sedang memeriksa tekanan darah calon pendonor darah.

Diawali dengan penuangan Celengan Tzu Chi, anak-anak dari unit KB – SMA berbaris rapi dan antri untuk menuangkan celengan mereka satu per satu ke tempat yang telah disediakan. Guru-guru, staf, dan orang tua murid juga tidak kalah semangat menuangkan celengan Tzu Chi. Salah satu orang tua murid, sekaligus relawan AP, Marja Ernie menuturkan berharap anak-anak makin semangat berbagi. “Semoga dengan adanya kegiatan Tuang Celengan Tzu Chi, anak-anak termotivasi untuk menyisihkan sebagian uang jajan atau uang sakunya untuk berbagi kasih,” kata Marja Ernie.

Peserta donor darah kali ini meningkat jumlahnya dibandingkan donor darah sebelumnya. Bahkan, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) sampai kewalahan karena pendonor terus berdatangan. Beberapa orang akhirnya tidak mendapatkan kesempatan untuk mendaftar karena pendaftarannya sudah ditutup. Dari 60 orang pendaftar, yang memenuhi syarat untuk donor darah sebanyak 48 orang. Pendonor berasal dari berbagai kalangan, antara lain enam orang Bhikkhu, orang tua murid, masyarakat sekitar sekolah, para mahasiswa dari Kampus Prasetya Mulya, BSI, dan STABN Sriwijaya, guru, dan staff Sekolah Ehipassiko.

Milla Widiya Ningsih, petugas bagian medical cek up dari PMI Kota Tangerang menjelaskan sebelum seseorang mendonorkan darah, petugas medis akan memeriksa tekanan darah, Haemoglobin, dan golongan darah. “Syarat-syarat bagi pendonor darah adalah berusia minimal 17 tahun, tiga hari sebelumnya tidak boleh meminum obat, istirahat malam minimal lima jam, Hb minimal 2,5 g/dL, tekanan darah minimal 100/70 MmHg maks 150/90 MmHg, dan berat badan minimal 45 kg.”

 Donor Darah dan Tuang Celengan di Sekolah Ehipassiko

Beberapa Bhikkhu  sedang mendonorkan darahnya.

Mila menambahkan, setiap darah yang disumbangkan akan dicek ulang di laboratorium untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit tertentu. Sementara cara untuk mendapatkan darah dari PMI adalah pihak rumah sakit mengajukan darah ke PMI dan harus ada sampel darah pasien untuk dicocokkan dengan darah yang ada.

 Prayogi Jaya Wardana, mahasiswa dari Prasetiya Mulya, lega akhirnya bisa ikut donor darah lagi. “Ini adalah donor darah saya yang kedua. Sesudah mendonorkan darah, hati saya rasanya tentram dan bahagia karena bisa membantu sesama yang membutuhkan darah. Jika ada kegiatan donor darah lagi di Sekolah Ehipassiko, saya akan membantu menyebarluaskan informasi agar semakin banyak orang bisa bersumbangsih mendonorkan darahnya dan merasakan kebahagiaan karena sudah berkesempatan menambah tabungan kebajikan,” kata Prayoga.

Pihak Sekolah Ehipassiko sangat mengapresiasi para peserta donor darah dan juga niat baik para pendaftar yang dinyatakan belum bisa berdonor. Pihak sekolah akan bersiap-siap untuk menggelar kegiatan yang sama pada 14 Februari 2017 mendatang. Sampai jumpa di kegiatan donor darah dan tuang celengan berikutnya!

 


Artikel Terkait

Memberikan Darah Berarti Memberikan Kehidupan

Memberikan Darah Berarti Memberikan Kehidupan

13 Juli 2023

Relawan Tzu Chi di komunitas Xie Li Tamken dengan semangat gotong royong menggelar donor darah di Sekolah Kusuma Bangsa, Kota Palembang. 

Donor Darah dengan Penuh Cinta Kasih

Donor Darah dengan Penuh Cinta Kasih

27 Januari 2023

Relawan Tzu Chi di Komunitas Xie Li Tamken Palembang menjalankan Misi Kesehatan dalam kegiatan Donor Darah di Sekolah Kusuma Bangsa Jl. Residen Haji Abdul Rozak, 8 Ilir Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang.

Sekantong Darah Sangatlah Berarti Demi Menyelamatkan Banyak Nyawa

Sekantong Darah Sangatlah Berarti Demi Menyelamatkan Banyak Nyawa

14 Maret 2023

Sejak pukul 8 pagi, kesibukan sudah terlihat di Ruang MCU RS Royal Progress Sunter. Sebanyak 10 relawan Tzu Chi komunitas Sunter bersama 6 tim medis dari RS. Cipto Mangunkusumo sedang menyiapkan keperluan donor darah.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -