Donor Darah itu Menyehatkan
Jurnalis : Ivana Chang (He Qi Barat), Fotografer : Mario Tanjung (He Qi Barat)Rutin setiap 3 bulan, Tzu Chi bekerja sama dengan PMI dan Lottemart Taman Surya mengadakan kegiatan donor darah.
Pagi itu, Sabtu 17 Januari 2015, Michael dan istrinya, Yuli, sudah bersiap di rumah mereka di daerah Taman Surya, Jakarta Barat. Sekitar pukul 9 pagi, pasangan ini bersama kedua anak mereka keluar dari rumah untuk menuju Lottemart Taman Surya. Kedatangan mereka ini bukan untuk berbelanja, melainkan untuk mengikuti donor darah.
Memang hari itu, Tzu Chi telah menjadwalkan untuk kegiatan donor darah yang rutin diselenggarakan 3 bulan sekali di pusat perbelanjaan ini. Relawan Tzu Chi bekerja sama dengan manajemen Lottemart dan Palang Merah Indonesia (PMI) melaksanakan kegiatan rutin ini dalam setahun terakhir. Sejak pendaftaran dibuka pada pukul 08.00 WIB, antrian orang yang hendak mendonorkan darah tak berhenti.
“Badan Lebih Segar”
Bagi Michael, kali ini adalah kedua puluh kalinya ia mendonorkan darah. Sementara bagi Yuli justru adalah yang kedua. Sejak beberapa tahun lalu, Michael telah membangun kebiasaan mendonorkan darah. Kebetulan perusahaan tempatnya bekerja dulu juga rutin mengadakan donor darah. “Setelah mendonorkan darah, badan rasanya lebih segar,” akunya. Michael mengaku darahnya cenderung memiliki kadar hemoglobin (Hb) yang tinggi, disebabkan kegemarannya berolah raga. “Saya pernah baca, dengan kadar Hb tinggi begini, memang harus sering donor. Malah kalau tidak didonorkan, saya harus ‘buang’ darah,” ujarnya. Maka, Michael lebih memilih untuk mendonorkan darahnya. “Kan bisa dipakai lagi untuk membantu orang lain,”tuturnya.
Yuli (baju biru) datang ke acara donor darah Tzu Chi bersama suaminya, Michael secara khusus untuk mendonorkan darah mereka. Ini adalah kedua kalinya Yuli menyumbangkan darahnya.
Selepas berhenti bekerja dan membangun usaha sendiri, Michael tidak lagi dapat mendonorkan darah. Ketika mendengar Tzu Chi mengadakan kegiatan donor darah jaraknya yang tak jauh dari rumahnya, Michael pun menyambutnya. Dan sejak Yuli akhirnya juga mulai ikut mendonorkan darah, maka aktivitas positif ini menjadi acara rutin keluarga mereka setiap 3 bulan sekali.
Secara kasatmata, donor darah mungkin tampak “menakutkan”. Bagaimana tidak, sebuah jarum dengan selang ditusukkan ke lipatan siku, lalu darah yang selama ini mengalir dalam tubuh pun mengalir ke dalam kantong. Sekali ambil bisa 250-350cc darah. Tak heran bila ada mitos yang mengatakan donor darah dapat menimbulkan pusing, lemas, dan membahayakan kesehatan. Resiko itu mungkin saja terjadi, bila seorang donor tidak memenuhi syarat yang tepat. Karena itulah, setelah calon pendonor mendaftar, petugas PMI terlebih dulu memeriksa berat badan, tekanan darah, kadar Hb, dan golongan darahnya. Bila seluruh syarat terpenuhi, donor darah sepenuhnya aman.
Martina telah membuktikan sendiri bahwa donor darah tidak membahayakan tubuhnya. Wanita berusia 43 tahun ini baru 2 kali mendonorkan darah. “Sebetulnya dari dulu ingin tahu donor darah itu seperti apa, tapi selalu dilarang oleh Mama, karena khawatir tidak bagus efeknya,” tuturnya. Ternyata, setelah mencoba mendonor untuk pertama kalinya pada Agustus 2014 lalu, Martina tak merasakan pengaruh buruk apapun terhadap kesehatannya.
Martina (baju pink) pertama mendonorkan darah pada Agustus 2014 lalu. Ia merasakan bahwa menyumbangkan darah tidak berpengaruh buruk pada kesehatannya.
Donor Darah Bagaikan Memangkas Rumput
Hingga akhir acara pada pukul 1 siang, sejumlah 97 kantong darah terkumpul. Femi Luwita, staf PMI yang bertugas mulai mengumpulkan kantong-kantong dari 8 bed yang digelar, lalu menyimpannya di dalam kontainer berpendingin. Warna darah di dalam masing-masing kantong berbeda-beda. Ada yang merah pekat, dan ada juga yang merah jernih. “Warnanya tergantung dari kadar Hb masing-masing. Makin tinggi Hb-nya, maka warnanya juga makin pekat,” Femi menerangkan.
Femi yang merupakan lulusan Paramedis Teknologi Tranfusi Darah ini juga menunjukkan sebuah kantong darah yang warnanya tampak terbagi 2, agak kekuningan di bagian atas dan merah di bagian bawah. Ia menerangkan bahwa itu adalah plasma darah yang telah terpisah dengan sel darah merah. Warna plasma darah ini dapat menunjukkan kondisi tubuh kita. Warna yang agak kekuningan adalah darah yang sehat, sedangkan kalau berwarna putih agak keruh menunjukkan kandungan kolesterol yang tinggi. “Dengan mendonorkan darah, zat kurang baik seperti kolesterol ikut terbawa keluar,” terangnya, “tapi ini tidak membahayakan penerima darah, karena dalam pemrosesan di PMI, semua zat kurang baik tersebut akan dibuang.”
Femi, (kiri) Petugas PMI memeriksa kondisi tubuh setiap calon donor untuk memastikan mereka memenuhi syarat untuk mengikuti donor darah.
Femi membenarkan pernyataan Michael bahwa orang-orang dengan Hb tinggi (kadar Hb normal wanita 12-16; pria 14-18) perlu merangsang rotasi sel darah dengan donor darah atau “membuang” darah. Kadar Hb rendah dikenal sebagai penyakit anemia, sedangkan kadar Hb tinggi adalah penyakit polisitemia. Penyakit polisitemia yang kurang dikenal masyarakat ini sesungguhnya juga berbahaya karena dapat menyebabkan pengentalan darah hingga stroke.
Karena itu Femi setuju bahwa donor darah dapat menyehatkan badan. Ia mengandaikan donor darah seperti memangkas rumput. “Kalau diumpamakan, seperti rumput di halaman perlu dipangkas supaya tumbuh rumput baru yang lebih segar. Darah kita juga demikian,” ungkapnya sambil tersenyum.
Artikel Terkait
Wujud Cinta Kasih Melalui Setetes Darah
05 Oktober 2023Sebanyak 64 donor berhasil mendonorkan darahnya dalam donor darah yang digelar relawan Tzu Chi di Xie Li Kemuning. Donor darah ini digelar di Kampus Institut Teknologi dan Bisnis PalComTech, Kota Palembang.
Donor Darah, Donor Kebajikan
14 Desember 2012 Minggu, 2 Desember 2012, Kantor Penghubung Tzu Chi Bali kembali mengadakan kegiatan donor darah yang rutin diadakan setiap 3 bulan sekali.Menjalin Jodoh Baik Lewat Donor Darah
01 April 2024Bersumbangsih tak hanya berupa uang melainkan bisa berupa waktu dan tenaga. Seperti yang dilakukan para relawan Tzu Chi Batam yang saling bahu membahu menyiapkan kegiatan donor darah.