Selama bulan Ramadan stok kebutuhan darah Palang Merah Indonesia (PMI) mulai menurun. Untuk itu, pada hari Minggu, 17 April 2022, Yayasan Buddha Tzu Chi Tj. Balai Karimun bersama dengan PMI kembali melaksanakan kegiatan donor darah.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, jumlah pendonor darah semakin menurun. Hal ini dikarenakan sebagian pendonor yang merasa khawatir karena ketakutan tertular virus sehingga memilih untuk tidak mendonorkan darahnya. Terlebih lagi kegiatan donor darah kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan sehingga jumlah pendonor semakin berkurang. Sebagian pendonor yang berpuasa memilih untuk menunda pendonoran darah selama bulan Ramadan demi menjaga agar tubuh tetap fit. Namun melihat stok kebutuhan darah Palang Merah Indonesia (PMI) yang menurun, dan kebutuhan darah di rumah sakit yang terus meningkat, Tzu Chi Tj. Balai Karimun bersama dengan PMI kembali melaksanakan kegiatan donor darah. Kegiatan donor darah ini dilaksanakan pada Minggu, 17 April 2022, di Kantor Penghubung Tzu Chi Tj. Balai Karimun.
Dalam pelaksanaan kegiatan donor darah kali ini, terdapat 23 orang berhasil mendonorkan darahnya. Tidak hanya para donor dari luar, para relawan pun turut serta dalam mendonorkan darahnya, dengan harapan agar darah yang didonorkan dapat membantu orang yang membutuhkan.
Tidak hanya para donor dari luar, para relawan pun turut serta dalam mendonorkan darahnya, dengan harapan agar darah yang didonorkan dapat membantu orang yang membutuhkan.
Afni Maslia (40) mewakili seluruh petugas PMI mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi Karimun yang telah membantu menambah persediaan darah di PMI.
Afni Maslia (40) mewakili seluruh petugas PMI mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi kerena telah mengadakan kegiatan donor darah. “Semenjak pandemi, PMI kekurangan stok darah dikarenakan banyak pendonor yang tidak berani datang ke PMI untuk donor darah karena takut tertular virus, sementara di rumah sakit banyak sekali pasien yang membutuhkan darah. Jadi dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu persediaan darah di PMI dan kami sangat berterima kasih kepada Tzu Chi,” ungkap Afni Maslia.
Dalam kegiatan ini Afni Maslia menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat mendonorkan darahnya. Sehari sebelum mendonorkan darah, para calon donor tidak boleh mengonsumsi obat-obatan dan harus mengonsumsi sayur-sayuran sehat seperti bayam, tomat dan brokoli yang dapat membantu menambah darah. Sementara itu untuk calon donor yang mengalami tensi tinggi sebaiknya menghindari makanan berlemak dan istirahat yang cukup. Banyak sekali manfaat donor darah yang dapat dirasakan seperti menjaga kesehatan jantung, menurunkan berat badan, mencegah kanker serta dapat meningkatkan produksi sel darah merah.
Agus Salim (43) merupakan salah satu donor yang mengalami tensi tinggi selalu mengontrol kesehatannya agar bisa mendonorkan darahnya untuk membantu sesama.
Agus Salim (43) merupakan salah satu donor yang mengalami tensi tinggi. Ia sudah melakukan donor darah sebanyak 30 kali. “Saya sudah melakukan donor darah semenjak zaman sekolah dan hingga hari ini sudah 30 kali saya donor darah. Dulu tensi saya tidak tinggi, baru 10 tahun belakangan tensi saya tinggi, dan saya mengonsumsi obat tensi setiap hari. 3 hari menjelang donor darah, saya akan berhenti mengonsumsi obat tensi dan menjaga pola makan saya agar tensi saya tidak tinggi agar bisa mendonorkan darah,” kata Agus Salim. Menurut Agus Salim, tidak ada efek negatif yang dirasakan selama melakukan donor darah, ia juga senang dapat mendonorkan darahnya sembari melakukan kebajikan.
Bagi sebagian orang yang takut melihat darah, mendonorkan darah dapat mengakibatkan ketakutan dan trauma. Namun ada sebagain orang yang justru bertekad mendonorkan darah tetapi terhambat karena tidak memenuhi syarat sebagai pendonor. Dengan rutin mendonorkan darah, selain membantu menjaga kesehatan tubuh kita juga dapat meningkatkan jiwa kemanusiaan dengan membantu sesama. Setiap tetes darah yang kita sumbangkankan dapat menyelamatkan hidup seseorang. Mari kita jalani pola hidup sehat dengan rutin mendonorkan darah.
Editor: Metta Wulandari