Relawan Tzu Chi Padang memberikan 2.100 helai selimut kepada para warga terdampak gempa di Pasaman Barat.
Gempa magnitudo 6.2 dengan kedalaman 10 km yang mengguncang Pasaman Barat pada Jumat 25 Februari 2022 pukul 08.35 WIB, mengejutkan warga. Gempa yang berpusat di daerah Nagari Simpang Timbo Abu Kajai ini menyebabkakn kerusakan pada berbagai bangunan hingga kondisinya sangat memprihatinkan. Warga pun terpaksa meninggalkan rumah yang ambruk dan bertahan di tenda selama beberapa waktu.
Kabar bencana ini menyulut semangat relawan Tzu Chi Padang untuk langsung menyusun rencana pemberian bantuan. Dengan mempertimbangkan cuaca yang masih tidak stabil, relawan Tzu Chi Padang kemudian memutuskan untuk membagikan bantuan berupa selimut sebagai penghangat warga kala menetap di pengungsian. Sebanyak tiga ribu selimut dikirimkan oleh Tzu Chi di Jakarta untuk didistribusikan kepada para pangungsi. Setelah semua selimut tiba di Padang, relawan Tzu Chi Padang mulai mengatur jadwal untuk membagikan bantuan tersebut kepada warga terdampak gempa di Pasaman.
Selain memberikan bantuan, relawan Tzu Chi juga memberi perhatian kepada para warga terdampak gempa.
Pendistribusian bantuan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama, 10 Maret 2022, 13 relawan membawa sebanyak seribu helai selimut untuk dibagikan kepada warga di Nagari Malampah yang lokasinya bisa ditempuh selama 3 jam dari Kota Padang. Dengan didampingi oleh Babinsa setempat, lokasi pertama yang didatangi adalah Jorong Siparayo. Di sana banyak warga yang membangun tenda tidak jauh dari rumah mereka yang rata-rata telah ambruk.
Walaupun usai dilanda bencana, warga Jorong Siparayo menyambut kehadiran relawan dengan senyum sukacita. Mereka merasakan kehangatan dan kepedulian dari relawan yang menyempatkan diri hadir di tengah mereka. Selimut dari relawan pun menambah kebahagiaan karena bantuan itu sangat dibutuhkan oleh warga mengingat mereka harus bermalam di tenda dalam cuaca yang kurang baik. “Terima kasih bapak/ibu, selimut ini sangat berguna. Beberapa hari ini, setiap menjelang sore cuaca selalu hujan disertai angin kencang,” kata seorang warga.
Semangat dan sukacita ditunjukkan oleh para relawan yang berjalan kaki untuk mengantarkan bantuan selimut dari tenda ke tenda.
Tahap kedua, 11 Maret 2022, relawan kembali membagikan 1.000 selimut ke lokasi lainnya. Hari itu, relawan menuju Jorong Bunga Tanjung dan Kampung Tabek bersama Babinsa setempat. Namun, relawan tidak bisa berlama-lama karena cuaca buruk melanda sehingga relawan hanya membagikan sekitar 400 helai selimut. Babinsa pun tidak memperbolehkan relawan melanjutkan perjalanan karena daerah termasuk berbahaya, yakni rawan longsor ketika hujan deras dan angin kencang melanda.
Tahap ketiga, 15 Maret 2022, relawan membagikan bantuan ke daerah Kajai dan Talu dengan membawa 1.000 helai selimut. Hari itu perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam dan relawan langsung membagikan bantuan ketika sampai di lokasi. Selimut yang terbagi di sana serjumlah sekitar 700 helai.
Relawan berbincang dengan Supono di depan tendanya. Supono mengaku masih merasa trauma dan takut apabila longsor terjadi akibat cuaca yang tidak baik. Namun ia tetap bersyukur karena mendapatkan bantuan dari Tzu Chi.
“Saya bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan untuk kami semua. Sementara ini, selimut ini bisa menambah kehangatan saat cuaca buruk terjadi,” kata Supono, warga terdampak gempa. Ia mengaku masih merasakan trauma dan takut apabila hujan lebat datang. Pasalnya ia belum bisa kembali ke rumahnya yang rusak dan masih harus bertahan di tenda. “Takut ada (gempa) susulan, takut longsor juga,” jelasnya.
Dengan terus menenangkan warga, relawan Tzu Chi Padang berharap keadaan mereka dapat segera kembali pulih seperti semula dan bisa merasakan aman untuk melakukan aktifitas.
Editor: Metta Wulandari