Duet Pembawa Harapan

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Widodo, Muchammad Rizki (Tzu Chi Sinar Mas)

Sj Sulikowati dan Sx Adi Prasetya berinteraksi dengan Bpk Sumarto, pasien hernia ketika mengikuti proses screening.

Pelaksanaan baksos kesehatan operasi bibir sumbing, hernia, dan katarak yang diadakan oleh Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Sum-Sel 1 pada 22-24 Mei 2021 tak lepas dari kiprah relawan pasangan suami istri ini, mereka adalah Adi Prasetya Shixiong dan Sulikowati ShiJie. Dibantu beberapa relawan lainnya, Adi dan Sulikowati mencari dan mendata warga yang membutuhkan bantuan operasi bibir sumbing, hernia, dan katarak.

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas datang ke pelosok-pelosok melalui medan yang sulit, semangat mereka tak surut demi menemukan warga yang menderita sakit dan membutuhkan bantuan. Tim medis berhasil menangani sembilan pasien yang terdiri dari tiga orang penderita bibir sumbing dan 6 orang penderita hernia yang berlangsung dua hari.

Berhijab dan rok putihnya tak menghalangi aktivitasnya. Meski perawakannya sedang, namun gerakannya terlihat cekatan. Itulah sosok Sulikowati Shijie. Ibu empat orang anak ini sejak kecil memang tidak bisa diam. Beragam aktivitas dijalaninya, mulai menjadi guru di sekolah, berdakwah di masjid, mengajar tari, penyuluh bagi anak-anak remaja, hingga mendamaikan warga yang bermasalah.

Sj Sulikowati berbincang dengan Bpk Sumarto.

Cepat akrab dengan masyarakat adalah karakter Sulikowati yang biasa dipanggil Ibu Dimas. Uniknya, nama Dimas bukan nama salah satu anaknya, tetapi nama panggilan sayang dari sang suami yang berarti adiknya mas. Panggilan ini terus dipakainya hingga kini untuk menghormati suaminya.

Dukungan suami menjadi penyemangat utama Sulikowati berkegiatan. “Bapak itu sangat men-support saya, yang penting bisa bagi waktu antara istirahat dan ibadah. Nah ridho bapak ini yang memacu saya berkegiatan. Karena Inshaa Allah karena ridho bapak, apapun yang saya lakukan, bisa berjalan. Apalagi kegiatan sosial tidak asing bagi saya,” tutur Sulikowati.

Demi mendukung terlaksananya baksos kesehatan ini, bersama sang suami, Sulikowati berkeliling ke desa-desa untuk mensurvei dan mendata calon pasien. Berbekal keluwesannya, Sulikowati selalu bisa memposisikan diri sebagai ayuk (kakak) bagi calon pasien yang dikunjungi. Dan posisi ini pula yang ia tunjukkan selama mendampingi pasien di rumah sakit.

Sj Sulikowati membantu Bpk Sumarto dengan kursi roda berpindah ke ruang rawat inap

Sulikowati bagai melebur bersama pasien dan keluarganya. “Melihat mereka selesai dioperasi, mereka mungkin juga bahagia, tetapi saya itu jauh lebih bahagia, dada saya sesak rasanya,” ujarnya menahan haru.

Ia turut menyimpan doa bagi anak-anak yang menjalani operasi bibir sumbing. “Harapan saya anak-anak ini bisa menghilangkan rasa keminderannya karena, itu sangat penting bagi masa depan mereka.

Kita yang terlahir sempurna secara fisik saja perlu keberanian untuk bergaul dengan orang, apalagi dengan kondisi yang tidak sempurna,” ujar Sulikowati. “Dengan operasi ini, saya sangat berharap mereka berani memiliki cita-cita seperti anak-anak yang lainnya.” Lanjut Sulikowati.

Jangan Sampai Aset Masa Depan Hilang Karena Penyakit
Menjabat sebagai Manager di Pendawa Estate, Adi Prasetya (suami) membawahi unit plasma di Kec. Muara Kelingi yang meliputi Desa Tugu Sempurna, Karya Sakti, Marga Sakti, Beliti Jaya, Petrans Jaya, dan Karya Mukti.

“Suatu waktu saya pernah mendengar ada orang operasi hernia sampai jual kavling (tanah). Padahal menurut saya kalau bisa kavling itu jangan sampai dijual karena itu aset masa depan bagi petani plasma. Tapi orang ingin kesembuhan sampai berkorban harta benda, padahal dengan dijualnya kavling berarti aset masa depannya kan gak ada lagi,” ungkap Adi.

Hal inilah yang menyemangati Adi menjalankan program 5 KM. “Dan ternyata di desa-desa tempat saya bertugas itu banyak. Seperti Efran Jaya, tadinya karyawan kita yang sering gak masuk, kalau masuk juga kayak kesakitan, pas kita tanya ternyata hernia.” Karena itulah di PT. Djuandasawit Lestari program 5 KM merupakan salah satu “Program Master”, karena sangat dibutuhkan oleh warga desa-desa dalam wilayahnya” lanjut Adi.

Di xie li Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang lain, Adi juga melibatkan istri para karyawan atau yang biasa dikenal sebagai Dharma Wanita (Dhawa) dalam berkegiatan. “Saya melatih istri dan juga staf-staf yang lain untuk berbagi. Karena dengan berbagi itu menghaluskan hati. Dengan hati halus tentunya semuanya bisa jadi halus gitu,”jelas Adi.

Sx Adi Prasetya membantu memakaikan masker ke Sarah Anisatul Jannah, pasien bibir sumbing sesampainya di RS Siloam Silampari Lubuk Linggau.

Adi melihat sendiri bagaimana banyak dari ibu Dhawa yang mengikuti survei kemudian tersentuh, bahkan menangis. Hal ini membuat mereka tetap semangat menempuh perjalanan jauh dan medan yang berat, karena menyadari bahwa kehadiran mereka dinantikan warga yang membutuhkan bantuan.

“Indahnya hidup itu karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat. Saya merasa senang tatkala kita bisa memberi sesuatu. Dan di Tzu Chi ini memberi kesempatan kepada kami untuk bisa memberi sesuatu yang lebih.

Meski kegiatan ini terbilang melelahkan namun justru ini peluang yang baik bagi relawan Tzu Chi untuk keluar dari rutinitas sehari-hari dalam bekerja. Adanya kegiatan misi kemanusiaan ini ada hal lain yang kita lakukan, bisa menyentuh orang dan itu mendatangkan kebahagiaan yang tak bisa dinilai dengan apapun,” pungkas Adi.

Kerja Sama Untuk Kebajikan
Perjuangan Adi menjalin jodoh baik dengan rumah sakit yang cocok untuk menangani pasien-pasien juga tidak mudah. Jalinan jodoh baik terwujud ketika RS Siloam Silampari, Lubuk Linggau menanggapi positif untuk bekerja sama.

Kerjasama dengan RS Siloam Silampari kabar yang sangat mengembirakan relawan Tzu Chi, pasalnya jika tidak mendapatkan rumah sakit di Lubuk Linggau Pasien harus ke Kota Palembang yang butuh waktu 8 jam perjalanan darat. Sementara jika ke Lubuk Linggau hanya 2,5 jam.

Direktur RS Siloam Silampari dr. Susanti Abdiwidjaja, M.Biomed mengatakan sangat mendukung misi kemanusiaan ini. “Sebagai rumah sakit kami tentu memiliki tanggung jawab sosial juga sehingga kami sangat mendukung kegiatan yang bersifat charity ini” ujar dr. Susanti Abdiwidjaja, M.Biomed.

RS Siloam Silampari tekadnya mendukung penuh. Bahkah khusus untuk operasi ketiga pasien bibir sumbing, RS Siloam Silampari mendatangkan dokter spesialis bedah mulut dari Palembang, dikarenakan di Lubuk Linggau belum ada dokter spesialis bedah mulut.

Jalinan cinta kasih dari berbagai hati ini, semoga para pasien dapat menjalani hidup mereka yang sehat dan lebih baik lagi.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Edukasi Kesehatan Melalui Baksos Degeneratif

Edukasi Kesehatan Melalui Baksos Degeneratif

28 Februari 2020
Tzu Chi Bandung mengadakan baksos kesehatan degeneratif bagi warga Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Baksos kesehatan diadakan pada Minggu, 23 Februari 2020 di Sekolah Dasar Negeri 091 Cibereum .
Amanah yang Kini Tersenyum Bahagia

Amanah yang Kini Tersenyum Bahagia

13 Agustus 2020

Tim Medis Tzu Chi Indonesia mengunjungi Amanah, salah satu pasien bibir sumbing yang pernah ditangani dalam baksos kesehatan Tzu Chi di Cilegon, Banten. Setelah tiga tahun pascaoperasi, perubahan positif terus terjadi, Amanah tumbuh menjadi anak yang ceria dan percaya diri. 

Baksos untuk Warga Desa Besar

Baksos untuk Warga Desa Besar

17 September 2015 Bertempat di Gereja HKBP Huria, Desa Besar, Sumatera Utara, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas bekerjasama dengan PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) mengadakan Bakti Sosial Kesehatan (Kulit, THT, dan Mata) bagi masyarakat sekitar. Baksos kesehatan ini pada umumnya diikuti oleh para pasien yang telah berusia lanjut.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -