Para relawan sedang membantu pemilik warung makan membungkus telur, tahu, serta sayuran yang akan dibagikan di Tanah Pasir, Bandengan Kertajaya, dan sekitarnya.
Angka jumlah pasien Covid-19 saat ini sudah menurun jauh. Tetapi kondisi perekonomian masih belum kembali normal. Kondisi ini menjadi pertimbangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk melanjutkan kegiatan Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi.
Kegiatan ini menggerakkan perekonomian masyarakat melalui pemesanan nasi kotak vegetaris dengan melibatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Nasi kotak vegetaris ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian warung makan yang ditunjuk mendapatkan pemasukan.
Tanggal 6 dan 7 November 2021, komunitas He Qi Utara 2 Pluit Ai Xin selama 2 hari melakukan kegiatan Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi ini, yang mana akan membagikan sebanyak 200 box makanan vegetaris ke wilayah Jakarta utara, Tanah Pasir, Bandengan Kertajaya, dan sekitarnya. Sasaran atau target masih sama, yaitu warga kurang mampu, petugas keamanan, petugas kebersihan, tunawisma, pemulung, ojol, serta pedagang kecil yang ada di jalanan.
Hari pertama, Sabtu 6 November 2021, Linah PIC kegiatan hari itu sedang menunggu para relawan di lokasi titik kumpul, Alfamidi Tanah Pasir. Linah membagi 15 relawan ke 3 lokasi warung makan yang sudah diajak kerja sama. Selama memasak dan menyiapkan makanan para relawan dan pemilik warung makan tetap melakukan protokol kesehatan. Kehangatan dan cinta kasih pun terpancar di 3 lokasi warung makan. Para relawan dan pemilik saling bergotong royong mulai dari menggoreng tahu tempe, mencetak nasi, memasukan sayur-sayuran ke dalam plastik, menata makanan di dalam kotak, dan terakhir ada yang meletakkan sendok serta menutup kotak box-nya. Pukul 11 siang, 150 kotak nasi vegetaris sudah siap dibagikan oleh para relawan.
Sedangkan di hari kedua, Minggu 7 November 2021 kegiatan ini melibatkan 4 orang relawan, dan sebanyak 50 kotak nasi vegetaris dibagikan di sekitar Mall Emporium dan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Nasi Kotak Mempererat Silaturahmi
Herman, seorang tukang odong-odong bersyukur saat menerima nasi kotak vegetaris dari relawan.
Salah satu penerima nasi vegetaris hari itu adalah Herman yang kesehariannya adalah tukang odong-odong di sekitar Tanah Pasir, biasa ia bekerja sejak pagi hingga magrib. Uang yang diterima sekitar 50 ribu per hari-nya. Selama pandemi usahanya menjadi sepi. Saat relawan Tzu Chi memberikan nasi kotak vegetaris, ia merasa sangat senang.
“Terima kasih, Alhamdulillah ini bisa buat makan siang saya. Semoga Tzu Chi bisa selalu bersedekah terus dengan orang-orang seperti saya ini ya, Bu,” ucapnya dengan rasa syukur dan haru.
Hal yang sama dirasakan oleh Paijjo, warga RW. 19 Tanah Pasir. Ia merasa senang saat menerima nasi kotak Tzu Chi Berbagi Tzu Chi Peduli. “Dulu waktu banjir besar di Tanah Pasir, kami warga RW. 19 mendapatkan bantuan dari Tzu Chi loh, kami dikasih baju beberapa karung. Saya berharap ke depannya kegiatan positif seperti ini bisa terus dilakukan Buddha Tzu Chi,” ungkapnya kepada relawan.
Randim seorang pengemudi ojek online di sekitar Mall Emporium tidak lupa selalu bersyukur karena tetap sehat sehingga dapat mencari rejeki.
Pada hari kedua, ada Randim yang bekerja sebagai ojek online. Ia selalu mensyukuri apapun keadaannya, ia juga bersyukur karena dirinya sehat dan masih bisa bekerja sampai saat ini. “Saya merasa bersyukur sekali dengan adanya pembagian nasi kotak ini, jujur hal ini sangat membantu rakyat kecil seperti saya,” ungkapnya dengan rasa syukur.
Kisah berikutnya seorang wanita bernama Sari. Ia adalah orang tua tunggal bagi anaknya. Sejak suaminya meninggal ia hidup mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain. Ia mencari rezeki dengan cara mengumpulkan barang bekas. Anak yang pertama, dititipkan di kampung, dan di Jakarta Sari hidup bersama anak bungsunya yang telah bersekolah kelas 1 SD. Sari selalu mensyukuri keadaannya.
“Yaa sedapatnya barang berapa, saja langsung jual. Hari ini baru dapat uang 6 ribu. Siang ini belum dapat lagi botol plastiknya. Yah dapat berapa aja tetep disyukuri, yang penting bisa untuk makan kami,” ungkapnya.
Sari, seorang pemulung dan ibu tunggal menerima nasi kotak dari relawan.
Rasa Syukur Pemilik Warung Makan
Asro (57) adalah salah satu pedagang warung nasi kecil di RT. 17, ia mengungkapkan bahwa sama sekali tidak mengalami kesulitan saat menyiapkan nasi kotak vegetaris. Sejak jam 3 subuh ia dan kedua anaknya sudah melakukan persiapan di dapur. Saat relawan Tzu Chi tiba dan melihat anak perempuan Asro sedang memasuki sayuran ke dalam plastik, sedangkan anak laki-lakinya sedang menyiapkan nasi, para relawan langsung turun membantu mereka.
“Saya merasa bersyukur sekali bisa mengikuti kegiatan positif seperti ini, karena sangat susah jika kita memiliki niat tapi tidak ada yang mengarahkan. Tapi jika ada yang mengarahkan seperti ini kan enak. Ditambah saya sangat berterima kasih karena teman-teman dari Tzu Chi juga turut membantu sehingga paket makanan bisa selesai pada waktunya. Semoga program positif seperti ini bisa terus berlanjut terus,” ungkap Arso.
Tidak berbeda jauh dengan Asro, Witri (46) juga merasa senang sekali bisa mendapat tambahan di saat kondisi seperti ini. Saat dihubungi relawan ia pun tidak ada masalah untuk menu makanan dan harga. “Sejak Corona pendapatan warung kami menurun jauh, tapi daripada tidak ada pemasukan sama sekali jadi ya kami tetap dagang. Semoga kegiatan seperti ini tetap berlangsung, karena lumayan bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari sini,” ungkapnya kepada relawan dengan wajah rasa bersyukur.
Bantuan Tepat Waktu dan Sasaran
Ang It Nio (kedua dari kanan) tergerak untuk membeli es dawet dagangan Sutresno. Melihat kebaikan relawan, Sutrisno merasa bahagia karena relawan memberi bantuan di saat yang tepat.
Ang It Nio salah satu relawan merasa terharu saat melakukan kegiatan. Tanggal 6 November pagi ia bertemu dengan Sutresno (45) pedagang es dawet asal Pekalongan. Saat menerima nasi kotak dari relawan Ia merasa senang sekali karena itu bisa buat makan siangnya. Ia pun bercerita kepada relawan bahwa sejak pagi hingga pukul 11.30 masih belum mendapatkan pembeli satu orang pun. Yang mana cuaca belakangan ini sering hujan sehingga ia sering tidak berjualan, sedangkan anak dan istrinya menunggu kiriman uang darinya.
Mendengar ceritanya, hati Ang It Nio tergerak untuk membeli dagangan si bapak dan membagikannya kepada pengemis atau pemulung di sekitar sana. Melihat kebaikan relawan, Sutrisno sangat bahagia. Tak berapa lama pun terlihat ada pembeli lain datang untuk membeli es dawetnya. Ia pun berterima kasih pada Buddha Tzu Chi karena memberi bantuan di saat yang tepat.
Tju Andi relawan yang membagikan nasi kotak di hari kedua juga mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya merasa sangat bersyukur dan bahagia karena di masa pandemi ini kita masih dapat rezeki dan juga masih bisa berbagi kepada sesama.”
Editor: Metta Wulandari