Dukungan Tzu Chi untuk Kesembuhan Rayyan

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Bersyukur betul Meily Rahmawaty dan Achmad Yusuf mengenal Tzu Chi Indonesia di tengah perjuangan mengupayakan kesembuhan bagi anak bungsu mereka, Rayyan Al Faizan. Rayyan yang kini berusia 3 tahun 2 bulan ini menderita kanker Rhabdomiosarkoma, kanker yang berada dekat kedua ginjal.

Sudah 10 bulan ini, Rayyan dibantu Tzu Chi berupa susu Nutrinidrink dan biaya pengobatan yang tak ditanggung layanan BPJS. “Sangat membantu sekali karena Rayyan membutuhkan terutama susu dan alat-alat seperti NGT dan obat-obat yang tidak ditanggung BPJS. Dan susu Rayyan lumayan mahal bagi saya,” ujar Meily, ibu dari Rayyan.

Jie Tju Foeng, yang akrab disapa Cucu saat memberikan mainan untuk Rayyan.

Pagi itu Minggu 6 Maret 2022, dengan mengendarai sepeda motor, orang tua Rayyan membawa serta Rayyan ke kantor komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat, yang ada di ITC Mangga Dua. Mereka hendak mengambil jatah bantuan Rayyan serta penggantian atau reimburs biaya pengobatan Rayyan. Kehadiran Rayyan di antara penerima bantuan Tzu Chi lainnya pun membuat para relawan gemas.

“Rayyan mau mainan tidak?” rayu Jie Tju Foeng, yang akrab disapa Cucu.

Rayyan yang digendong ayahnya, malu-malu menyahut pelan. “Iya.”

Para relawan Tzu Chi di He Qi Pusat akan terus memantau perkembangan Rayyan. Apalagi di masa pandemi, relawan dapat melakukan kunjungan kasih secara daring sehingga pendampingan kepada para penerima bantuan terus berjalan baik.

Cucu dan relawan lainnya lalu mengajak Rayyan masuk ke dalam untuk memilih mainan yang ia suka. Dua jenis mainan langsung berpindah tangan ke dekapan Rayyan. Sorot matanya seketika berbinar.

Cucu sendiri menyadari meski Rayyan terlihat sehat, sebenarnya Rayyan masih lemah. Cucu dan para relawan lainnya berdoa semoga Rayyan terus mendapatkan pengobatan terbaik sehingga kondisi kesehatannya membaik.

“Kami juga sangat senang melihat orang tua Rayyan begitu perhatian (telaten). Semoga orang tuanya tetap semangat, terus melanjutkan pengobatan untuk Rayyan sampai sembuh,” imbuh Cucu.

Usai menerima jatah bantuan, kedua orang tua Rayyan pamit undur diri, pulang ke rumah kontrakan mereka di Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur.

Gigihnya Perjuangan Orang Tua Rayyan
Sebelumnya keluarga Rayyan mengontrak di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ayah Rayyan, Achmad Yusuf bekerja sebagai karyawan swasta di bagian IT pada perusahaan properti yang ada di Cikarang.

“Dari awal sebenarnya kami sudah ada rencana, dari anak pertama, anak kedua kami tinggal di Cikarang, sekolahnya di mana, SMP dan SMA nya di mana, semuanya sudah dipikirkan. Trus anak ketiga ini ternyata ada musibah sedikit. Awalnya kami ke rumah sakit dari Cikarang ke Jakarta, agak berat, akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara di sini,” tutur Achmad Yusuf.

Saat ini Achmad Yusuf tetap tinggal di Cikarang. Namun istrinya, Meily Rahmawaty bersama Rayyan dan kedua kakak Rayyan tinggal di Jakarta agar kondisi Rayyan tak menurun karena harus bolak-balik Jakarta-Cikarang untuk berobat. Karena itu sepekan sekali Achmad Yusuf pulang ke Jakarta bertemu anak-anaknya.

Di usia tiga tahun ini Rayyan belum bisa berjalan. Meski demikian orang tua Rayyan saat ini fokus pada kesembuhan Rayyan.

Rayyan sendiri diketahui mengidap kanker setelah usia sembilan bulan. Mulanya nafas Rayyan tersengal-sengal dan sering demam. Ia pun dibawa ke rumah sakit yang ada di Cikarang, dan diagnosa awal, Rayyan dinyatakan mengalami pneumonia.

Saat itu orang tua Rayyan juga mendapati perut anaknya membuncit. Rayyan pun menjalani USG. Karena menggunakan BPJS memerlukan waktu dan proses lebih lama, kondisi Rayyan menurun. Ia muntah dan buang air lebih sering. Setiap malam selalu rewel. Setiap ditimbang, timbangan naik karena perutnya membesar.

Dibawa-lah Rayyan ke RS Harapan Kita di Jakarta dan langsung dibiopsi. Di situ terungkap ternyata ada tumor di perut Rayyan. Kemajuan terjadi hanya di awal kemoterapi, perut Rayyan sedikit mengempis. Namun setelah menjalani kemoterapi lagi, tak ada perubahan. Biopsi kedua pun dilakukan, dan Rayyan didiagnosa mengidap kanker Rabdobiosarkoma.

Tak terhitung sudah berapa kali Rayyan menjalani kemoterapi dalam dua tahun terakhir, dari yang biasa sampai yang berisiko tinggi. Namun belum juga ada perubahan. Bahkan kondisi kesehatan Rayyan menurun dan kini harus menggunakan selang NGT untuk asupan gizinya. Meski belum ada perubahan positif pada Rayyan, kedua orang tua Rayyan terus memupuk optimisme dan berusaha semampunya.

“Saya optimis. Iya sudah tiga tahun ini berobat, walaupun hasilnya tidak ada itu memang sudah jalannya seperti itu dan harus dijalani. Suatu saat nanti mungkin ada hasil yang memuaskan untuk sembuh dan untuk melanjutkan rencana yang tertunda itu di Cikarang,” ujar Yusuf.

“Kalau capek sih pasti ya. Cuma namanya anak kita harus memperjuangkan sebisa mungkin agar kita tidak menyesal nantinya. Dan Alhamdulillah keluarga, ayahnya terutama dan teman-teman yang lain selalu memberikan support ke kami, karena anaknya saja kuat, masa ibunya tidak kuat,” tambah Meily.

Saat ini Rayyan dirujuk ke RS Kanker Dharmais untuk menjalani kemoterapi lewat suntikan langsung ke titik kankernya.

Dukungan dari Tzu Chi
Rayyan tampak tak bisa dipisahkan dengan ayahnya yang bertemu sepekan sekali ini.

Salah satu yang menjadi penyejuk di hati kedua orang tua Rayyan adalah dukungan dari Tzu Chi. Kedua orang tua Rayyan saat itu tahu Tzu Chi dari beberapa orang tua yang mengantar anak berobat di RS Harapan Kita.

“Akhirnya saya mencoba (mengajukan bantuan) dan kemudian ada tanggapan baik. Tidak sampai satu bulan prosesnya,” kata Meily.

Pada Mei 2021, tim relawan dari He Qi Pusat mengadakan survei secara daring. Pengajuan bantuan dari Rayyan pun disetujui.

“Saya mamanya Rayyan khususnya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, Tzu Chi dan para relawannya ini sangat membantu sekali dalam pengobatan Rayyan,” kata Meily. Meily juga terharu dengan perhatian para relawan kepada buah hatinya.

“Untuk Yayasan Buddha Tzu Chi, kami apresiasi sekali untuk bantuan yang selama ini yang ternyata tidak cuma ke Rayyan saja, ternyata banyak sekali anak-anak atau yang lain dibantu. Itu sangat luar biasa sekali. Saya sangat bersyukur adanya bantuan yang seperti ini,” pungkas Yusuf, ayah Rayyan.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Tetap Semangat, Tak Ada Kata Putus Asa

Tetap Semangat, Tak Ada Kata Putus Asa

23 Mei 2022

Relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Li Bogor  Rabu 18 Mei 2022 mengunjungi Retno (63), warga Cibinong yang tengah berjuang untuk sembuh dari kanker payudara stadium 4.

HUT DAAI TV Ke-8: Cinta Kasih dalam Aksi

HUT DAAI TV Ke-8: Cinta Kasih dalam Aksi

06 Agustus 2015

“Di sini kami melakukan kegiatan lebih ke pendekatan psikologis seperti, hubungan antara orang tua dan anak. Kita mesti bisa mempraktekkan itu kepada orang tua kita sendiri juga, saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati, selalu bersyukur terhadap sesama, ini yang ditanamkan di dalam bakti sosial kali ini,” jelas Adi Nugraha.

Asa Baru Untuk Raihan

Asa Baru Untuk Raihan

11 November 2014 Setelah Ibu Duryati (36) dan Marta (56) membawa buah hati mereka ini berobat ke RSCM dan diperiksa secara intensif, Raihan didiagnosa menderita  penyakit Atresia Bilier. Atresia Bilier ialah penyakit yang bermula dari  penyempitan empedu dan menyebabkan gagal fungsi hati (lever) sehingga saluran empedu tidak berbentuk secara normal.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -