Dulu dibantu, Saatnya Belajar membantu

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Surono (Tzu Chi Sinar Mas)

Bella Saputri tengah melayani pendaftaran warga yang akan memeriksakan kesehatannya.

“Hendaknya setiap orang bisa menyadari berkah yang dimilikinya, serta bisa menghargai dan menciptakan kembali berkah tersebut”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

“Ayo Pak, ayo bu yang belum daftar segera ke sini ya,” ujar perempuan berjilbab putih dengan ramah. Begitu warga datang ke mejanya, ia segera menanyakan nama dan alamatnya. Itulah kesibukan Bella Saputri pada Sabtu (10/8/24). Aula PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Perawang tampak ramai warga. Mereka datang dengan satu tujuan memeriksakan kesehatan. Beberapa relawan berbaju abu-abu cekatan mendata dan memberikan nomor antrean.

Salah satu yang bertugas di bagian ini adalah Bella Saputri. Wajah bulatnya tampak bahagia melayani warga yang akan berobat. Dengan cekatan ia menanyakan nama dan alamat. Lalu segera menulisnya di secarik kertas. Setelah itu kartu nomor antrean segera diberikan. Begitu seterusnya sampai antrean warga berakhir. Sementara itu di bagian lain, Taufik Ramadhan, dengan memakai rompi relawan turut membantu warga menimbang dan mengukur tinggi badan. Sesekali ia juga membantu warga yang kesulitan berjalan. 

Taufik Ramadhan membantu pengukuran tinggi badan seorang warga.

Taufik Ramadhan dan Bella Saputri adalah kakak adik. Mereka berbagi peran sebagai orang tua bagi ketiga adiknya setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Sang ayah meninggal dunia pada 8 April 2020 karena stroke berat. Setahun kemudian pada 28 April 2021 ibunya meninggal karena diabetes.

Sejak Januari 2022, relawan Tzu Chi APP Xie Li Perawang memberikan bantuan biaya hidup dan beasiswa untuk Taufik dan Bella hingga lulus sekolah. Bantuan beasiswa ini dilanjutkan untuk kedua adik mereka yaitu Herman Hidayat yang bersekolah di SMPN Tualang dan Edo Hermawan yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ilmi.

Taufik memapah seorang warga yang kesulitan berjalan.

Setelah lulus sekolah, Taufik bekerja serabutan, hingga saat ini tengah menjalani masa training di PT Arara Abadi. Sementara Bella setelah lulus sekolah, berjualan pakaian dan jilbab secara online, dan setahun terakhir berjualan pisang coklat. Sementara pada malam hari Bella meneruskan kuliah di Institut Master jurusan Manajemen.

Pendampingan yang dilakukan relawan hingga saat ini menggugah Taufik dan Bella untuk ikut bersumbangsih. Dengan ringan hati, mereka turut menjadi barisan relawan untuk mendukung bakti sosial kesehatan umum dan gigi di Aula IKPP Bunut Kampung Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang pada Sabtu (10/8/24) lalu.

Taufik Ramadhan dan Bella Saputri, kakak beradik yang mensyukuri kesempatan bisa membantu orang lain.

Bisa turut membantu warga yang memeriksakan kesehatan membawa kebahagiaan tersendiri bagi Taufik dan Bella. Tak ada rasa lelah di wajah mereka meski bertugas sejak pagi.

“Kenapa saya mau jadi relawan? Karena saya mau membantu masyarakat yang mau berobat. Tadi saya bantu pasien yang tidak berjalan atau bergerak, senang rasanya bisa membantu mereka,” ujar Taufik.

“Saya termotivasi karena waktu itu saya kan dibantu, dan berpikir bahwa kali ini Tuhan beri kesempatan kepada saya kayaknya waktunya gantian saya yang membantu. Karena saya berpikir, mudah-mudahan Allah titipkan rejeki orang lain kepada saya, jadi saya bisa berbagi juga kepada sesama. Karena saya merasakan sangat terbantu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi jadi bisa meringankan beban saya dan keluarga,” pungkas Bella menahan haru.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Dulu dibantu, Saatnya Belajar membantu

Dulu dibantu, Saatnya Belajar membantu

02 September 2024

Taufik Ramadhan dan Bella Saputri, kakak beradik menjadi relawan dalam bakti sosial kesehatan umum dan gigi di Aula Bunut Kampung Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, Riau pada Sabtu (10/8/24).

Berputarnya Roda Kehidupan: Dulu Dibantu, Kini Bisa Membantu

Berputarnya Roda Kehidupan: Dulu Dibantu, Kini Bisa Membantu

30 Agustus 2024

Rokhim, mantan pasien Baksos Kesehatan Tzu Chi tahun 2018 yang kini mengabdi menjadi relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Kisahnya menggambarkan perjalanan dari penerima bantuan menjadi pemberi bantuan.

Musibah Menuai Berkah

Musibah Menuai Berkah

07 Oktober 2024

Bencana tsunami 2004 merupakan titik awal terbukanya jalinan jodoh antara Rina Gustiana dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia yang dulu menjadi korban tsunami, dibantu oleh Tzu Chi, lalu kini bersumbangsih, mendedikasikan diri menjadi relawan Tzu Chi.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -