Dulu Ditolong, Sekarang Ingin Menolong

Jurnalis : Sphatika Winursita (He Qi Utara 2), Fotografer : Henny Mulyono, Henny Yohannes (He Qi Utara 2)

Relawan Tzu Chi mendampingi para warga yang hadir dalam sosialisasi relawan Tzu Chi ketika mengisi formulir sebagai syarat untuk menjadi relawan Tzu Chi.

Minggu menjadi hari yang dinantikan oleh banyak orang, baik sekedar untuk beristirahat dari rutinitas kerja, beribadah maupun berekreasi atau segedar kumpul untuk keluarga. Hal ini sama halnya dengan 60 orang warga yang datang berkumpul di Tzu Chi Center di PIK pada Minggu 5 Juni 2022.

Para peserta yang datang untuk menghadiri acara sosialisasi relawan baru Tzu Chi. Relawan mengadakan acara ini untuk memperkenalkan visi dan misi Tzu Chi agar mereka tahu kegiatan misi amal kemanusiaan dan semoga bisa bergabung dlam barisan relawan Tzu Chi untuk membantu sesama.

Christine Tjen menjelaskan awal di bentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi karena tiga peristiwa besar yaitu kunjungan tiga orang suster Katolik, kedua, ketika Master Cheng Yen berkunjung ke rumah sakit melihat bercak  darah  di lantai milik  seorang  wanita yang keguguran, dan ketiga ada 30 orang Ibu-Ibu rumah tangga menyisihkan 50 Sen setiap hari ke celengan bambu.

Peserta yang hadir merupakan warga dari wilayah Kamal Muara dan warga Penjaringan khususnya Rw. 12, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka diundang oleh Teksan Koordinator Bidang Amal Hu Ai Pluit 2. Turut hadir masyarakat umum lainnya yang tertarik untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi.

Bagi warga dari Kamal Muara yang rumahnya masuk dalam program bedah rumah Yayasan Tzu Chi dan warga Penjaringan dalam program pembagian beras di Rw. 11 dan 12 Penjaringan para warga mengutarakan ketertarikannya untuk lebih mengenal dan ingin tahu bagaimana untuk menjadi relawan Tzu Chi.

Berkenalan dengan Tzu Chi

Relawan Tzu Chi memperagakan Bahasa isyarat tangan (shou yu) dengan tema Satu Keluarga. Di tengah -tengah lagu para peserta yang hadir ikut membawakan Bahasa isyarat tangan dengan gembira.

Rombongan warga disambut oleh 22 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Utara 2 yang menyanyikan lagu selamat datang. Para warga berkumpul di Galeri DAAI Tzu Chi. Christine Tjen menyampaikan perkenalan singkat tentang apa itu Tzu Chi. Dikatakan bahwa Master Cheng Yen mendirikan Tzu Chi pada 14 Mei 1966 di Hualien, Taiwan. Organisasi sosial kemanusiaan ini lintas suku, agama, ras dan negara, serta berprinsip pada cinta kasih universal.

Berawal dari dukungan 30 Ibu-Ibu rumah tangga yang menyisihkan uang belanja sebesar 50 sen NTD setiap hari, para murid Master Cheng Yen ini memulai langkah pertama untuk mendirikan Badan Misi Tzu Chi.

Yayasan Buddha Tzu Chi memfokuskan kegiatannya pada Empat Misi, Amal, Kesehatan, Pendidikan dan Budaya Kemanusiaan. Di penghujung sosialisasi para relawan memperagakan Bahasa isyarat tangan (shou yu) yang bertemakan “Satu Keluarga” dan mengajak peserta yang hadir untuk ikut memperagakan dan bernyanyi bersama.

Niat Kuat Menjadi Relawan Tzu Chi

Rokayah dan Raisyah (kiri) juga Sumiyati (kanan) bertekad untuk berdonasi melalui celengan bambu. Merek bertekad mau membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan di mulai dari hal-hal yang kecil seperti melalui celengan bambu Tzu Chi.

Di akhir acara sosialisasi relawan para peserta diajak untuk menyantap hidangan agar-agar dan bacang yang sudah disiapkan oleh tim konsumsi sambil mengisi formulir pendaftaran untuk menjadi relawan Tzu Chi.

Rokayah Ketua RW Kamal Muara mengatakan dirinya lebih tahu tentang awal mula Tzu Chi yang dipenuhi perjuangan. Putri kecilnya yang bernama Raisyah melihat celengan di meja. “Mama, nanti kita bawa pulang ya celengannya? Aku mau nabung untuk amal, seribu setiap harinya tak apa-apa kan, ya?” tanya Raisyah dengan ceria.

Panganan Agar-agar dan bacang yang dibuat tim konsumsi untuk calon relawan disusun rapih sebelum acara sosialisasi di mulai.

Sama halnya dengan Sumiyati warga Penjaringan. Dia merupakan salah satu pengurus Rw. 12 Penjaringan yang menunjukkan tekad yang kuat untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi. “Walau kondisi ekonomi say kurang, kami merasa bahwa membantu tidak hanya berupa uang, tapi bisa melalui tenaga atau pikran.” Ujar Sumiyati. Para peserta berkesempatan untuk berfoto Bersama dengan mengangkat celengan bambu yang mereka terima masing-masing.

Memberi Cinta Kasih Membuat Bahagia    

Ibu-ibu dari Penjaringan belajar cara memilah barang-barang yang bisa di daur ulang seperti botol plastik. Mereka mencoba memperagakan di exhibition hall yang berada di lantai 1 gedung Aula Jing si.

Rombongan warga Kamal Muara berpamitan terlebih dahulu, sementara rombongan warga Penjaringan dan masyarakat umum melanjutkan sesi touring Aula Jing si. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan didampingi oleh relawan tau Chi untuk melihat catatan sejarah kegiatan misi amal kemanusiaan Tzu Chi di Indonesia dan di Taiwan.

Para peserta sangat antusias melihat ornamen-ornamen yang estetik dan belajar cara berdaur ulang. Shi xiong dan Shi jie yang mendampingi mereka juga melayani permintaan peserta yang ingin berfoto sebagai kenang-kenangan.

Semua rangkaian sesi yang telah dilalui, para peserta sosialisasi diharapkan menjadi paham mengenai visi dan misi Tzu Chi serta pentingnya mengembangkan niat mereka untuk membantu orang lain. Hal ini tentunya membuat mereka tertarik untuk turut andil. Lina Tjandra, selaku penanggung jawab acara berbagi pengalaman bahwa dirinya bergabung di Tzu Chi karena inilah kesempatan yang baik dan juga tempat untuk berbuat kebajikan. “Setelah menjadi relawan, saya belajar sangat banyak. Salah satunya adalah praktik kebaikan,” tutup Lina.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Portal Menjadi Relawan Tzu Chi

Portal Menjadi Relawan Tzu Chi

07 November 2022

Tzu Chi Batam kembali mengadakan Sosialisasi Relawan Baru yang terakhir di tahun 2022. Tujuan sosialisasi ini untuk mengajak lebih banyak orang turut menebarkan cinta kasih dan peduli kepada sesama. Sosialisasi ini diikuti oleh 29 calon relawan baru.

Menanam Benih Cinta Kasih Lewat Sosialisasi Relawan

Menanam Benih Cinta Kasih Lewat Sosialisasi Relawan

21 November 2024

Tzu Chi Surabaya mengadakan sosialisasi menjadi relawan Tzu Chi (17/11/2024) Sosialisasi ini untuk menanamkan benih cinta kasih dan memperkenalkan nilai-nilai Tzu Chi serta program-program misi amal kemanusiaan di Surabaya.

Kuntum Teratai Baru

Kuntum Teratai Baru

25 September 2018

Sebanyak 21 relawan baru Tzu Chi di Tangerang mengikuti sosialisasi relawan baru. Mereka sangat antusias karena bisa mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi, seperti misi-misi Tzu Chi, budaya humanis Tzu Chi, juga tentang Master Cheng Yen.

 

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -