Dunia Menjadi Terang Kembali
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli Chen, Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan)Ama Gotati telah menyakinkan dirinya untuk mengisi celengan Tzu Chi dan berfoto bersama dengan relawan Tzu Chi |
| ||
Yang membukakan pintu rumah bagi relawan adalah Ahin, anak laki-laki Ama. “Apa kabarnya, Ko? Gimana kabar Ama?” Rusli Shixiong menyapa ramah. “Baik-baik saja. Ama juga baik-baik aja. Itu ada di dalam,” jawab Ahin sembari mempersilahkan relawan untuk masuk. Setibanya di ruang tamu, Rewi Shijie menyapa Ama Gotati, ”Ama, kerensekali, pakai kacamata hitam.” “Yah, dokter yang suruh pakai, makanya pakai terus,” jawab Ama sambil membetulkan letak kacamata hitamnya. Ama Gotati agak kebingungan untuk menebak siapa yang datang. Sebelum kedua matanya dioperasi pada bakti sosial tanggal 3 Juli 2010 lalu, semua yang dilihat Ama hanyalah kabut putih. “Kami ini relawan Tzu Chi, Ama. Masih ingat suara kami?” tanya Rusli Shixiong. “Ehm….lupa-lupa ingat. Ha..ha..ha…,” jawab Ama sambil tertawa. Ani, anak perempuan Ama menambahkan, ”Mak (Ibu –red), ini mereka yang menemani Mamak sewaktu dioperasi.” Barulah Ama Gotati mengingatnya. “Saya ingat, ada yang namanya Luli,” tambahnya. Semua relawan saling memandang dan akhirnya tertawa, karena Luli yang dimaksud adalah Rusli Shixiong. RusliShixiong menghampirinya dan mengatakan “Ama, ini lho, Rusli. Ama buka dulu kacamatanya, kami ingin melihat mata Ama.” Mendengar ini Ama Gotati pun membuka kacamatanya. Terlihat bola mata Ama yang sangat jernih dan bersinar. Para relawan pun bertanya bagaimana penglihatannya sekarang dan Ama menjawab semuanya sekarang sudah jelas.
Ket : - Ditemani putrinya Ani, Ama Gotati yang mengalami kesulitan dalam melihat dan berjalan, perlahan-lahan menuju ke ruang tunggu pasien.(kiri) Kekuatan Jodoh Setelah menunggu hampir 3 jam, akhirnya dokter memperbolehkan Ama untuk dioperasi. Semua relawan mengucapkan selamat kepadanya dan berdoa, semoga semuanya berjalan lancar. Hati Ani pun bahagia, akhirnya kedua mata ibunya dapat dioperasi. Waktu terus berjalan, dan proses operasi kedua mata Ama tergolong lama membuat hati Ani menjadi khawatir. “Kok lama sekali ya, Shixiong ?” tanyanya kepada Leo. “Shijie tenang saja, semuanya masih berjalan lancar. Terus berdoa semoga semuanya baik-baik saja,” jawab Leo. “Keluarga Ibu Gotati!” relawan ruang operasi memanggil. Dengan cepat Ani menjawab dan menuju ke depan pintu ruang operasi. Perasaan bahagia meliputi hati Ani. Para relawan membantu Ama menuju ke ruang pemulihan agar bisa beristirahat. Di sana, relawan pemerhati terus menghiburnya agar Ama dapat melupakan sejenak rasa sakit pascaoperasi. Setelah semuanya pulih, Ama diperbolehkan untuk pulang. Hari berganti dengan cepat, Ama dan Ani kembali lagi ke BKIM untuk pemeriksaan pascaoperasi. Setelah dibuka perban di kedua matanya, Ama Gotati terkejut karena semuanya menjadi terang dan jelas. Dokter memeriksa kondisi kedua matanya dan menyatakan operasi berhasil.
Ket : - Rusli Shixiong terus menghibur Ama Gotati sehingga Ama Gotati bisa melupakan sejenak rasa sakit pasca operasi (kiri) Ingin Segera Beraktivitas “Mamak saya ini, selalu aktif. Meskipun tidak dapat melihat, Mamak selalu ingin mengerjakan sesuatu di rumah. Pernah satu kali, Mamak jatuh sewaktu mengepel lantai sehingga sekarang Mamak jadi agak kesulitan berjalan,” ujar Ani kepada relawan. Semenjak Ama jatuh, jalannya jadi agak kewalahan dan tubuhnya menjadi bongkok. Ama Gotati sendiri pernah menjalani terapi fisik tetapi dihentikan karena ia tidak mau membebani anak-anaknya dengan biaya yang tinggi. Ama sudah lama tidak bisa melakukan aktivitasnya dulu seperti berbelanja di pasar dan bercengkerama dengan tetangga-tetangganya. Yang paling ingin dilakukan oleh Ama adalah memasak untuk anak-anaknya. Karena kondisi fisiknya yang kurang baik, Ama tidur di ruang tamu agar tidak perlu naik turun tangga dan lebih leluasa ke kamar mandi. “Sekarang Mamak sudah bisa mandi sendiri meskipun kami harus membantunya berjalan ke kamar mandi,” ujar Ahin dengan bangga. Hari itu, Ama Gotati terus tersenyum dan tak henti-hentinya berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah membantunya sehingga sekarang bisa melihat kembali. Para relawan terus berbicara dan bercanda dengan Ama, membuat suasana rumah menjadi hangat. Sewaktu melihat air mata kebahagiaan mengalir di wajah Ama, Rusli Shixiong secara spontan mengusapnya. Melihat Ama begitu bahagia, anak-anaknya dan para relawan menjadi ikut bahagia. | |||
Artikel Terkait
Menggalang Darah, Menggalang Hati
14 Juni 2024Sebanyak 105 peserta mendonorkan darahnya pada donor darah yang digelar komunitas relawan Tzu Chi Hu Ai Titi Kuning Medan, Minggu 9 Juni 2024.
Suara Kasih: Membangkitkan Semangat untuk Menolong Semua Makhluk
17 Juni 2013 Meski hidup serba kekurangan mereka tetap menyebarkan cinta kasih ke dalam hati setiap orang agar setiap orang memperoleh kekayaan batin yang tak akan habis terpakai. Mereka bersumbangsih dengan penuh sukacita.Banjir Jakarta: Menolong Orang Lain = Menolong Diri Sendiri
20 Januari 2013