Ada 45 relawan Tzu Chi yang mengikuti pelatihan relawan abu putih, Sembilan orang dilantik menjadi relawan abu putih, dan tujuh orang dilantik menjadi relawan Tzu Ching (relawan muda mudi Tzu Chi).
Ada sembilan orang relawan yang dilantik menjadi relawan Abu Putih dan tujuh orang relawan dilantik menjadi anggota Tzu Ching (muda mudi relawan Tzu Chi). Pelatihan ini sekaligus menjadi sarana untuk re-charging bagi relawan Tzu Chi agar tetap dalam barisan Tzu Chi berpegang teguh pada niat dan tekad menapaki jalan bodhisatwa.
Relawan Tzu Chi agar senantiasa berpedoman pada filosofi, semangat dan tekad seorang bodhisatwa dalam membebaskan dan meringankan penderitaan di dunia.
Relawan Tzu Chi bersumbangsih dan berinteraksi langsung di masyarakat untuk menghimpun berkah dan kebijaksanaan.
Lim Tjiap Bu (Akrab disapa Abun) memberikan sharing inspiratif tentang “Mengikuti Jejak Bodhisatwa”. Abun seorang murid Master Cheng Yen yang berusaha memegang teguh Sila dan Ajaran Master Cheng Yen.
Lim Tjiap Bu (Abun) dalam sharingnya yang bertema “Mengikuti Jejak Bodhisatwa” adalah salah seorang murid Master Cheng Yen yang berusaha terus memegang teguh Sila dan Ajaran Master Master Cheng Yen dalam setiap langkahnya di jalan bodhisatwa.
Ajaran Master mengubah kita menjadi orang baik? Bukan mengubah! Tapi, Jalan Tzu Chi dan Ajaran Master Cheng Yen membimbing kita untuk menemukan kembali jati diri kita sebagai makhluk hidup yang mempunyai sifat hakiki setara Buddha (semua makhluk punya sifat welas asih dan cinta kasih/ sifat bajik).
Master Cheng Yen telah membentangkan jalan Bodhisatwa yang lebar untuk kita tapaki berdasarkan Ajaran Jing Si yakni “Giat Mempraktekkan Jalan Kebenaran” dan Mazhab Tzu Chi adalah jalan Bodhisatwa dunia.
Bodhisatwa akan hadir ketika ada makhluk yang menderita untuk memberi pertolongan. Mereka adalah makhluk yang berkesadaran, ke atas belajar ajaran kebenaran dan ke bawah membimbing makhluk hidup. Melakukan sumbangsih tanpa pamrih dengan cinta kasih dan welas asih yang menyeluruh dan setara.
Abun dan Indra memberi pengalaman hidup di jalan Bodhisatwa melalui misi-misi Tzu Chi khususnya di Misi Amal Tzu Chi. Abun dan Indra adalah relawan yang sudah memasuki usia senja namun, hati mereka penuh berkah bisa mengisi kehidupan dengan tindakan-tindakan bermakna sebagai bodhisatwa dunia. Pada Setiap langkah terus berusaha untuk tidak menyimpang dari sila dan prinsip kebenaran Ajaran Jing Si
Indra memberikan sharingnya dihadapan peserta selama menjalani pendampingan kepada salah satu keluarga penerima bantuan Tzu Chi.
Segala persoalan di dunia berawal dari sebersit niat kebajikan. Jika niat baik dijalankan dengan baik akan membawa berkah, dan sebaliknya sebersit niat buruk dijalankan akan membawa penderitaan dan bencana.
Kita lihat dan renungkan bencana Covid 19 yang sudah dua tahun ini terus mewabah tanpa seorang pun yang tahu kapan akan berakhir. Virus ini telah mengubah tatanan kehidupan manusia dan memberikan dampak dan perubahan yang sangat besar, dari biasa menjadi luar biasa.
Lina relawan Komite Tzu Chi Pekanbaru dalam sharingnya yang bertema “Obat Mujarab” membahas tentang karma kolektif yang telah matang di waktu dan tempat yang sama.
Bencana pandemi Covid 19 yang sedang melanda dunia, Master Cheng Yen mengatakan untuk mengatasi pandemi yang sedang melanda dunia adalah dengan Tulus Bervegetaris. Manusia dan makhluk hidup memiliki rasa cinta kasih dan welas asih, punya hak kehidupan, punya hak mendapatkan perlindungan dan lain-lain.
Lina dengan materi yang bertemakan “Obat Mujarab”.
Tetapi, manusia sebagai makhluk yang cerdas juga makhluk yang sangat kejam. Hanya karena noda batin dan ketidaktahuan rela mengkonsumsi daging hewani sebagai santapan mereka yang sifatnya hanya sesaat.
Makhluk hidup diciptakan sebagai bagian dari keseimbangan alam di alam semesta yang indah. Dan segala sesuatu tidaklah luput dari hukum sebab akibat. Ingatlah! Hukum karma adalah suatu yang pasti dan hanya masalah waktu kapan buah karmanya matang.
Master Cheng Yen tiada henti berseru “Tidak boleh tidak dikatakan, Tidak boleh tidak menyerukan, Tidak boleh tidak bervegetarian” Mari kita renungkan bersama, sudah kita bertekad hati untuk menjawab seruan Master Cheng Yen ini? Sudah kita mengubah pandangan keliru kepada pandangan kebenaran yakni kembalikan jalinan hubungan harmonis antara manusia dengan makhluk hidup lain dan alam semesta.
Dengan cara ini kita baru bisa terselamatkan dan semoga kita bisa memperoleh pelajaran besar dari pandemi dengan Mengangkat kepala dan bertobat kepada langit dan Menundukkan kepala bersyukur kepada bumi dan juga harus menyosialisasikan vegetarisme, harus bervegetaris, harus berbagi konsep vegetarisme.
Sharing dari dr. Flemming wijaya yang tidak hanya bersumbangsih di Misi Pengobatan Tzu Chi tapi juga giat bersumbangsih di misi-misi Tzu Chi yang lain sesuai kemampuannya.
Dr. Flemming wijaya seorang dokter TIMA pemateri yang tidak hanya bersumbangsih di Misi Kesehatan tapi giat bersumbangsih di Misi-Misi Tzu Chi yang lain. dr. Flemming telah mempraktekkan semangat Bodhisattva di dalam kehidupan nyata.
Seorang dokter yang punya welas asih, ringan tangan dan bersumbangsih tanpa pamrih. Keterampilan dan profesional yang dimiliki tidaklah membuatnya membatasi diri dan ruang gerak, justru sebaliknya merupakan seorang dokter yang rendah hati dan siap membantu kapan pun diperlukan. Sungguh menjadi teladan bagi kita semua.
Kegiatan pelatihan dan pelantikan ini di akhiri dengan dengan mendengarkan ceramah Master Yeng Yen yang bertemakan “Senantiasa Mempraktekkan Kebajikan di Jalan Bodhisattva” dan pesan cinta kasih dari Mettayani Ketua Hu Ai Pekanbaru.
“Harapan kami dengan bekal pelatihan hari ini relawan mempunyai satu konsep dasar dan pegangan di dalam menapaki jalan bodhisatwa. Membangkitkan tekad dan keyakinan bahwa jalan Tzu Chi yang dipilih adalah benar dan harus menggenggam baik jalinan jodoh” ujar Mettayani. Kita harus senantiasa menjaga kemurnian hati kita yang pada dasarnya murni. Kini Kita telah mendengar, merenungkan dan saatnya melakukan dalam tindakannya dengan terus berlatih sila, samadhi dan kebijaksanaan. Sehingga berkah dan kebijaksanaan dapat tumbuh bersamaan” lanjut Ketua Hu Ai.
Ketua Hu Ai, Mettayani menyampaikan inti ceramah Master Cheng Yen dan pesan cinta kasih yang intinya agar relawan mempunyai satu konsep dasar dan pegangan di dalam menapaki jalan bodhisatwa.
Di penghujung kegiatan ada sharing dari peserta training. Salah satu peserta traning, Feber anggota Tzu Ching yang mengenal Tzu Chi melalui kegiatan Vaksinasi. Di pelatihan ini Feber menemukan dan semakin memahami filosofi serta semangat dalam menapaki jalan bodhisatwa.
Eviyanti dalam sharingnya yang penuh semangat merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari barisan bodhisatwa Tzu Chi yang tidak membedakan suku, ras, agama dan mengutamakan cinta kasih, welas asih dan sumbangsih tanpa pamrih.
Pelatihan ini bisa membangkitkan semangat dalam menjalankan dan mengembangkan Misi-Misi Tzu Chi agar penderitaan di dunia dapat berkurang. Semua makhluk dan alam semesta membutuhkan uluran cinta kasih demi kelangsungan hidup yang damai, dan harmonis.
Semoga hati manusia tersucikan, masyarakat damai sejahtera, dan dunia terbebas dari bencana.
Editor: Anand Yahya