Galang Dana Galang Hati untuk korban Topan Haiyan Filipina
Jurnalis : Iea Hong (He Qi Utara), Fotografer : Iea Hong (He Qi Utara)
|
| ||
Topan dahsyat tahun ini Topan Haiyan telah meluluh lantahkan kehidupan sebagian masyarakat Filipina. Walaupun saat ini Topan Haiyan telah lewat beberapa waktu, tetapi kerugian dan luka yang di tinggalkannya masih terus menghantui sebagian masyarakat Filipina. Melihat penderitaan masyarakat Filipina yang terkena bencana, Master Cheng Yen merasa sangat tidak tega. Demi untuk meringankan penderitaan korban dan mengurangi bencana ke depan, Master Cheng Yen pun mengimbau kepada para relawan untuk segera mengalang dana dan mengalang hati untuk membantu meringankan penderitaan korban. Atas imbauan Master Cheng Yen, relawan Tzu Chi dari komunitas Jelambar pun segera mengkoordinasikan pengalangan dana. Akhirnya pada hari Minggu, 24 November 2013, pengalangan dana pun dilakukan dengan mengambil lokasi di Pasar Duta Mas. Jam baru menunjukkan pukul 7 pagi. Sebanyak 20 relawan telah berkumpul dan siap menggalang dana. Setelah mendapat pengarahan dari Hendri Shixiong, para relawan langsung bergerak menunju Pasar Duta Mas dengan membawa 6 kotak pengalangan dana.
Keterangan :
Di tengah hiruk pikuk pasar, para relawan berjalan dari satu toko ke toko lain. Dari satu lorong ke lorong berikutnya, dari satu jalan ke jalan lain, tiada hentinya mengucapkan Gan en (terima-kasih), atas antusiasme masyarakat yang secara tulus menyumbangkan dana. “Tadinya sempatdeg-degan ketika mendapatkan informasi untuk pengalangan dana,” ucap Mok Tjun SinShixiong. Ini merupakan pengalaman pertama kali yang dia rasakan dengan ikut dalam pengalangan dana di luar. “Kemarin sempat kepikiran juga, bagaimana cara untuk mengalang dana, bagaimana harus bicaranya, dan banyak pertanyaan yang berkecamuk. Tapi hari ini setelah di lapangan melihat antusiasme masyarakat. Tanpa perlu banyak bicara, masyarakat sudah berbondong-bondong menyumbang. Sungguh bahagia rasanya,” ucap Mok Tjun SinShixiong dengan penuh kebahagiaan. Di antara para masyarakat yang penuh cinta kasih, ada seorang Bodhisatwa kecil yang luar biasa. Sambil duduk di kursi roda terus memperhatikan para relawan yang sedang mengalang dana. Selang beberapa waktu kemudian dengan di dorong oleh bapaknya, mereka pun menghampiri para relawan dan segera memasukan dana ke dalam kotak dana. Sambil berbincang-bincang dengan relawan, baru diketahui ternyata anak tersebut mengalami saraf punggung terjepit. Walaupun demikian keceriaan dan kepintaran anak tersebut terlihat dari caranya berbicara dan bertanya tentang berbagai hal ke relawan. Kepolosan dan keceriaan anak tersebut telah memberikan tambahan energi baru bagi para relawan yang bertugas. Setelah sekitar 2 jam berlalu lalang mengalang hati, akhirnya para relawan mengakhiri tugas hari itu dengan berkumpul kembali di rumah salah satu relawan. Tidak masalah apakah dana yang terkumpul hari ini cukup banyak atau tidak. Melihat antusiasme masyarakat telah membawa kegembiraan tersendiri dalam hati para relawan. |
| ||