Galang Hati untuk Merapi di Batam

Jurnalis : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto (Tzu Chi Batam)
 
 

fotoSeorang anak ikut menyumbang untuk membantu korban Merapi, meski uang tersebut tadinya akan ia pergunakan untuk membeli ice cream di Batam City Square Mall.

Bencana yang menggemparkan harus ditanggapi sebagai peringatan keras bagi manusia. Hal ini selalu disampaikan oleh Master Cheng Yen kepada kita. Bagaimana tidak, bencana alam semakin sering terjadi dan menimbulkan kerusakan yang semakin luas dan parah. Bencana alam yang semakin sering terjadi tentu tidak terlepas dari perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global.

 

Pemanasan global terjadi tentu tidak terlepas dari ulah manusia dalam memenuhi kebutuhan dengan mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran (merusak bumi), membangun industri yang menghasilkan gas rumah kaca (merusak ozon dan bumi).

Mengembangkan Cinta Kasih
Dalam suatu kesempatan, Master Cheng Yen pernah menyampaikan bahwa hanya kebajikan dan cinta kasih yang merupakan kekuatan terbesar dapat menyelamatkan bumi ini. ”Saya berharap setiap orang menjaga lahan batin dengan baik dan mengembangkan kekuatan cinta kasih,” kata Master Cheng Yen. Untuk itu, relawan Tzu Chi Batam juga turut menggalang dana dengan turun ke mal-mal dan berupaya mengetuk pintu hati banyak orang untuk turut bersumbangsih.

Pada tanggal 13 dan 14 November 2010, sebanyak 87 orang relawan yang dibagi menjadi 18 tim, disebar ke 6 mal dan 2 pasar. Sebelum berangkat, semua relawan berbaris rapi mendoakan para korban bencana.

Dengan berdiri rapi di pintu masuk ataupun dekat eskalator, para relawan sambil memegang kotak amal dengan ramah menyapa pengunjung yang lewat, mengajak mereka untuk bersama-sama bersumbangsih meringankan beban korban bencana letusan Gunung Merapi. Banyak yang menanggapi positif, namun ada juga yang hanya menggelengkan kepala atau malah membuang muka dan dengan cepat berjalan menghindar. Anak anak justru lebih banyak yang terpanggil. Walaupun belum memiliki uang, mereka segera menarik orang tuanya dan memberi isyarat supaya memasukan uang ke kotak amal.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada tanggal 13 dan 14 November 2010, sebanyak 87 orang relawan Tzu Chi Batam yang dibagi menjadi 18 tim, disebar ke 6 mal dan 2 pasar. Sebelum berangkat, semua relawan berbaris rapi mendoakan para korban bencana. (kiri)
  • Cinta kasih dalam diri setiap orang bisa digali jika diberi kesempatan. Bukan besarnya sumbangan yang penting, tetapi cinta kasih dan ketulusan itulah yang terpenting. (kanan)

Wujud Cinta Kasih Pada Sesama
Ada seorang anak yang datang sendiri ke Batam City Square Mall, dengan uang Rp 6.000 hendak membeli es krim. Setelah melihat relawan yang memegang kotak dana dan ditanya apakah ingin turut menyumbang, dengan tulusnya semua uangnya dimasukkan ke kotak dana, dan dengan santai berjalan keluar mal. Ketika relawan bertanya mau kemana, si anak menjawab, ”Mau pulang, tidak jadi beli es krim karena tak ada uang lagi.”

Seorang pengemis di pasar Penuin hanya bisa mondar-mandir melihat relawan berdiri di pintu masuk dekat tempatnya mangkal. Setelah menunggu beberapa lama ternyata ada seorang dermawan yang memberinya uang Rp 10.000. Pengemis itu pun kemudian mendatangi relawan Tzu Chi dan memasukan semua uang yang baru didapatnya tadi (Rp 10.000) ke kotak amal.

Salah seorang keluarga pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi, yang meskipun adiknya telah meninggal juga turut tergugah untuk berdana ketika melihat relawan Tzu Chi di Pasar Mitra. Sebelumnya ia terlihat tidak berani mendekat dan kemudian menghilang dari pandangan relawan. Namun tidak berapa lama kemudian, dia balik lagi dan mendatangi relawan untuk bersumbangsih. Ternyata ia kehabisan uang belanja dan mengambil uang dulu ke rumah. Dengan naik ojek ia pun balik lagi ke pasar untuk bersumbangsih.

foto  foto

Keterangan :

  • Di sela-sela kesibukan belanja, para pengunjung mal turut bersumbangsih untuk membantu para korban Merapi di Yogyakarta. Meski jauh, penderitaan warga di Yogyakarta dapat dirasakan juga oleh warga Kota Batam.  (kiri)
  • Relawan Tzu Chi dengan penuh hormat dan sukacita menyambut setiap uluran tangan masyarakat untuk berpartisipasi membantu para korban Merapi di Yogyakarta. (kanan)

Salim, seorang relawan fotografer menuturkan,”Saya sebelumnya merasa canggung di lingkungan Tzu Chi, budayanya sangat lain, sapaan dengan shixiong-shijie juga terasa asing bagi saya. Tetapi setelah beberapa kali ikut kegiatan, apalagi hari ini, saya semakin mengerti bahwa rasa kekeluargaan di Tzu Chi memang sangat kental, dan relawan relawannya memang betul betul rendah hati,” katanya, ”saya lihat sendiri, ada beberapa pengusaha, namun tidak segan-segan membungkukkan badan 90 derajat kepada donatur sambil memegang kotak amal.”

Salim yang dulunya merasa khawatir dana sumbangan akan disalahgunakan merasa begitu aman dengan sumbangan yang disalurkan melalui Tzu Chi. ”Saya berpesan kepada anak saya yang masih kecil, harus ikut bersumbangsih jika ada sekelompok orang atau yayasan yang dengan tulus memungut sumbangan di jalanan untuk membantu korban bencana. Kita harus percaya mereka ini adalah orang orang yang tulus yang bekerja demi orang lain,” tegasnya.

Cinta kasih dalam diri setiap orang bisa digali jika diberi kesempatan. Bukan besarnya sumbangan yang penting, tetapi cinta kasih dan ketulusan itulah yang terpenting. Kami berharap bisa menggali lebih banyak kebajikan dan cinta kasih, semoga cinta kasih dari banyak orang bisa mengurangi karma buruk sehingga dunia terhindar dari bencana. Dalam 2 hari, ada sekitar 12.000 tanda bersyukur yang bisa ditempelkan ke lengan donatur, yang berarti relawan juga telah membungkukkan badan setidaknya 12.000 kali. Ini merupakan sebuah wujud syukur karena telah dapat mengumpulkan cinta kasih dari masyarakat Batam.

  
 

Artikel Terkait

Bulan Tujuh Penuh Berkah: 1.500 Paket Makanan Dibagikan Ke Bantar Gebang

Bulan Tujuh Penuh Berkah: 1.500 Paket Makanan Dibagikan Ke Bantar Gebang

23 Agustus 2022

Masih dalam rangkaian kegiatan bulan tujuh penuh berkah, komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Utara 1 kali ini membagikan 1.500 paket nasi vegetaris untuk warga yang bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang, Bekasi.

Membentuk Manusia Berbudi Pekerti (Bag.1)

Membentuk Manusia Berbudi Pekerti (Bag.1)

15 Oktober 2012 Bagaimana anak-anak bukan hanya diberikan kepintaran tapi juga dengan semua nilai-nilai yang baik yang kita sebut pendidikan yang seutuhnya, itulah yang diharapkan. Jadi kita harapkan sekolah-sekolah di Sinar Mas bisa kita didik anak-anaknya seperti demikian.
Harapanku Bersama Tzu Chi

Harapanku Bersama Tzu Chi

02 Agustus 2010
Aku adalah seorang tukang kayu dari Purwodadi. Namaku Yoto dan aku lahir 22 tahun silam. Latar belakang keluargaku adalah petani dan ayahku cukup mahir dalam membuat perkakas kayu. Dalam kemandirianku, aku melangkahkan kakiku di kota impian, yaitu Jakarta.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -