Galang Hati untuk Sumatera – ITC Mangga Dua

Jurnalis : Hadi Pranoto , Fotografer : Hadi Pranoto
 

fotoSabtu, 3 Oktober 2009, relawan Tzu Chi melakukan penggalangan dana di gedung ITC Mangga Dua, Jakarta. Warga tampak antusias untuk menyumbang dana untuk membantu korban gempa di Sumatera.

Di tengah kepadatan pengunjung pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua Jakarta, sebanyak 14 relawan Tzu Chi mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban gempa di Sumatera. Setiap 2 orang relawan memegang kotak dana yang posisinya disebar di beberapa titik di pusat perbelanjaan ini.

Antusiasme pengunjung terlihat sangat besar untuk menyumbang. Kepada setiap pengunjung, relawan Tzu Chi dengan penuh senyum menyapa dan menjelaskan mengenai kegiatan mereka. Penggalangan dana ini berlangsung mulai pukul 11.00 hingga 15.00 WIB.

Bersyukur Masih Bisa Berdana
Tak ada keraguan sedikit pun di wajah Hasanudin saat memasukkan uang ke dalam kotak dana Tzu Chi. Laki-laki asal Makassar ini baru saja tiba di Jakarta dan hendak berbelanja. Setelah melihat dua relawan Tzu Chi yang tengah berdiri memegang kotak dana, Hasanudin dengan jelas melihat gambar dan tulisan ”Peduli Gempa Sumatera”. Ia pun segera menghampiri relawan Tzu Chi. ”Bagaimanapun kita harus membantu mereka (di Padang). Kita yang tidak terkena, harus bersyukur karena masih bisa memberi,” ujarnya. Hasanudin pun semakin merasa nyaman dan percaya menyalurkan dananya melalui Tzu Chi setelah membaca Buletin Tzu Chi yang diberikan relawan padanya. ”Kalau ini (Tzu Chi –red) kan terlihat terorganisir sekali –yayasan, jadi pasti akan mempertahankan nama yayasannya, tidak mungkin menyalahgunakan. Kalo yang di jalan-jalan itu kita yang ragu,” ungkapnya.

Kebalikan dari Hasanudin, Nana, salah seorang pemilik toko pakaian di lantai 2 justru mengaku awalnya ragu untuk menyumbang. Tapi begitu melihat bahwa itu adalah relawan Tzu Chi, Nana pun kemudian menyisihkan dananya ke dalam kotak dana. ”(Saya) yakin mau nyumbang setelah tahu Tzu Chi, biasanya kan banyak penipuan. Di jalanan kan banyak, cuma nggak jelas,” aku Nana. Nana pun mengaku prihatin dan turut bersimpati dengan korban gempa. ”Sedih, terus banyak yang meninggal, padahal baru gempa nggak lama di Jabar, sekarang terjadi lagi. (Saya) sedih aja, terjadi bencana terus,” ungkap Nana.

foto  foto

Ket :  -Sebanyak 14 relawan Tzu Chi menyebar ke 7 titik di gedung ITC Mangga Dua untuk melakukan             penggalangan dana. Setiap kotak dipegang oleh 2 relawan Tzu Chi. (kiri)
       - Relawan Tzu Chi membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih kepada masyarakat yang berdana           untuk membantu korban gempa di Sumatera.   (kanan)

Keluarga Selamat
Awalnya Dian merasa kaget ketika relawan Tzu Chi menyodorkan kotak dana ke arahnya. Barulah setelah relawan menyapa dan menjelaskan untuk apa penggalangan dana ini, ia pun bergegas membuka dompet dan memindahkan isinya ke dalam kotak dana Tzu Chi. Suami Dian sendiri, Hidayat, adalah orang Padang. ”Keluarga (mertua) di sana, tapi alhamdulillah nggak kena. (Saya) tahu (mereka) selamat sehari pascagempa (lewat) telepon. Tanggal 2 Oktober (saya) dapat info (mereka) selamat. Kakak ipar di Bukittinggi sampai sekarang masih belum ada kabar,” kata Dian yang merupakan karyawan swasta ini.

foto  foto

Ket :- Tanpa ragu, banyak masyarakat yang menyumbangkan dananya melalui kotak dana Tzu Chi. Mereka yakin             jika dana yang diberikan akan disumbangkan tepat sasaran bagi korban yang membutuhkan. (kiri)
        - Satu relawan memegang kotak dana, dan satu relawan lainnya menjelaskan kepada pengunjung tentang            kegiatan penggalangan dana agar mereka mengerti apa yang tengah dilakukan relawan Tzu Chi. (kanan)

Dian mengaku senang dengan banyaknya aksi kepedulian untuk membantu korban gempa di Sumatera ini, “Sangat setuju banget. Dananya untuk meringankan derita mereka di sana. Istilahnya mereka pun di sana menderita, kita pun turut merasakan.” Dian yang memantau terus perkembangan terkini pascagempa di Padang melalui layar kaca berharap agar tim evakuasi dan relawan dapat segera menolong korban-korban yang masih belum ditemukan atau tertimpa reruntuhan. “(Kita) harus lebih cepat, karena mereka (korban) kan banyak yang masih hidup ataupun terkurung di antara reruntuhan,” katanya.

 
 

Artikel Terkait

Gempa Palu: Semangat Tak Boleh Terkubur Bersama Gempa

Gempa Palu: Semangat Tak Boleh Terkubur Bersama Gempa

02 November 2018

“Nah… di sana, di dekat rumah walet itu,” kata Sofian menunjuk satu-satunya bangunan yang ia ingat dan masih tersisa. “Dulu rumah saya ada di samping rumah walet itu. Tapi sudah tak ada itu sisanya,” ucapnya ringan dengan wajah tersenyum. Rumah Sofian dulu ada di Perumnas Balaroa yang terdampak likuifaksi, yang kata warga Palu, tanah di perumahan itu sudah lebur seperti diblender. Namun berbeda dengan semangat Sofian yang tetap kuat dan tak goyah.

Waisak 2017: Memaknai Waisak, Membangkitkan Welas Asih

Waisak 2017: Memaknai Waisak, Membangkitkan Welas Asih

22 Mei 2017

Ribuan orang memadati Jiang Jing Tang, Lt. 4 Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta untuk mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha membentuk formasi barisan genderang dan genta. Ritual Hari Waisak yang dirangkai dengan peringatan Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia ini digelar selama dua sesi (pagi dan sore) pada tanggal 14 Mei 2017.

Banjir Jakarta: Membina Welas Asih Di Tengah Derita

Banjir Jakarta: Membina Welas Asih Di Tengah Derita

20 Januari 2013
Di tengah penderitaan besar membina rasa welas asih. Pada saat banyak sesama yang menderita, banyak orang yang terketuk untuk mengulurkan tangan, melahirkan Bodhisatwa dunia.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -