Galang Hati untuk Sumatera - Pademangan Barat

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoTanpa melihat latar belakang, dengan penuh hormat relawan Tzu Chi membungkukkan badan 90 derajat sebagai ungkapan terima kasih atas dana yang diberikan warga Pademangan Barat untuk para korban gempa Sumatera.

Empat hari pascagempa Sumatera, kepedulian juga datang dari masyarakat Pademangan Barat, Jakarta Utara. Di sana, di hari Minggu yang cerah, tepat pukul 09.00 pagi, 32 relawan Tzu Chi dibantu relawan setempat telah berkumpul bersiap mengetuk kepedulian masyarakat Pademangan Barat. Di kerumunan, tampak Ustadz Agus Yatim yang kini telah bergabung menjadi relawan Tzu Chi tengah berbincang-bincang dengan Chandra, koordinator penggalangan dana hari itu.

 

Saat semua persiapan telah selesai, Chandra lantas mengumpulkan dan membariskan para relawan Tzu Chi menjadi sembilan kelompok. Hari itu, mereka akan berkeliling di lingkungan RW 10, 11, dan 15 yang mencakup 47 RT. Setelah itu, Ustadz Agus Yatim memberikan pengarahan kepada para relawan Tzu Chi. Setelah penjelasan singkat tersebut, para relawan pun satu demi satu meninggalkan halaman kantor Kelurahan Pademangan Barat, tempat mereka berkumpul.

Saat itu, saya lantas mengikuti kelompok lima yang hendak menyambangi RT 6 hingga 10 di RW 10. Sebelum melakukan penggalangan dana, relawan Tzu Chi terlebih dahulu bertemu dengan ketua RT setempat untuk menyampaikan maksud kegiatan yang akan dilakukan. Siang itu, Ibu Slamet (57), warga Pademangan yang rumahnya dibenahi oleh program Bebenah Kampung di tahun 2008, juga turut menyertai. Ketika itu, ia bahkan mengenakan rompi kuning Tzu Chi. Usai bertemu dan meminta izin kepada ketua RT, mereka bergegas melakukan penggalangan dana.

foto  foto

Ket :  - Didampingi Sukati (berbaju hitam), seorang pendamping PKK di RW 10 Pademangan Barat, empat relawan             Tzu Chi menyambangi satu demi satu rumah penduduk. (kiri)
        - Dengan tetap santun dan sopan, relawan Tzu Chi memasuki setiap lorong dan gang yang ada di             Pademangan, berharap uluran tangan kepedulian dari masyarakat untuk saudara-saudara kita di             Sumatera.   (kanan)

Gantian dong, biasa dibantu sekarang membantu,” ungkap Ibu Slamet saat saya bertanya mengapa ia mau ikut membantu kegiatan ini. Kebetulan, Ibu Slamet ini adalah orang asli Padang. Untungnya ia telah mengetahui kabar sanak saudaranya di sana sejak kemarin (3 Oktober –red). Keluarga yang di Padang dan Padang Pariaman semuanya selamat, hanya sebuah rumah keluarga saja di Padang Pariaman yang rata dengan tanah.

“Alhamdulillah, Puji Tuhan, semuanya selamat,” ujarnya bersyukur. Kabar keluarga besarnya yang selamat itu pun didapat saat ada acara halal bihalal keluarga besar Padang Pariaman. Karena pernah tergabung dalam program Bebenah Kampung, ia pun lantas tertantang untuk juga melakukan perbuatan bajik untuk sesama. “Ini kan (bidang) kemanusiaan, Buddha Tzu Chi juga untuk kemanusiaan yang lintas batas. Gantian dong,” pungkasnya penuh keyakinan. Ia pun mengatakan tidak memiliki rasa sungkan dan malu walaupun berbeda keyakinan, karena memiliki prinsip yang sama, yaitu kemanusiaan. Hal lain yang makin membuatnya yakin membantu kegiatan ini adalah karena ia sudah diberikan yang terindah, yaitu bantuan renovasi rumah dari program Bebenah Kampung Tzu Chi.

foto  foto

Ket :- Tidak ketinggalan, para peserta program Bebenah Kampung Tzu Chi juga ikut berpartisipasi mengulurkan             tangan membantu para korban gempa Sumatera. (kiri)
        - Bukan besarnya dana yang terpenting, namun keikhlasan dan kerelaan untuk membantu yang paling utama.            Warga Pademangan pun turut bersumbangsih bagi para korban gempa Sumatera. (kanan)

Sementara itu, Sukati yang ternyata seorang anggota PKK di RW 10 juga dengan antusias membantu para relawan Tzu Chi menghampiri satu demi satu rumah di lingkungan ini. Tanpa sungkan ia mengucapkan salam pembuka kepada tuan rumah sebelum relawan Tzu Chi menyampaikan maksud kegiatan di siang hari itu. Ia yakin dan percaya dananya sampai ke tujuan karena ia sudah mengetahui Tzu Chi walau sempat terputus di tengah jalan. Bahkan saat program Bebenah Kampung dijalankan, ia juga mendampingi para relawan Tzu Chi keluar masuk gang-gang melakukan survei calon penerima bantuan renovasi rumah.

Di sisi lain, Susanti, seorang pemilik warung berharap dana yang diberikan dapat digunakan untuk menolong mereka yang sedang kesusahan, khususnya para korban gempa di Sumatera. “Kita tolongin mereka yang menderita,” katanya mengungkapkan perasaan. Dari Pademangan Barat, kepedulian itu kini bergulir, berharap dana yang terkumpul dapat meringankan derita saudara-saudara kita di Sumatera.

 
 

Artikel Terkait

Peresmian Ruang Paliatif Tzu Chi Hospital

Peresmian Ruang Paliatif Tzu Chi Hospital

18 Oktober 2022

Tzu Chi Hospital terus mengembangkan layanan kesehatan untuk masyarakat dengan membuka Layanan Perawatan Paliatif. Salah satu layanan unggulan Tzu Chi Hospital ini bertujuan agar pasien dan keluarganya mendapatkan kualitas hidup yang prima dan kenyamanan hidup yang optimal.

Semangat Mendalami Ilmu Baru

Semangat Mendalami Ilmu Baru

16 April 2018
Dalam kegiatan yang diikuti sebanyak 39 relawan komunitas dari semua He Qi Tzu Chi Jakarta, Danny Oey memberikan sharing materi tentang audio gambar, cara setting mic, dan lain-lain sebagai pengenalan dasar dalam Training Relawan Sound System ini.

Kesuksesan sebuah acara tidak hanya tergantung pada peran mereka di atas panggung, tetapi juga dukungan dari tim di balik layar. Salah satunya tim sound system. Dalam setiap kegiatan Tzu Chi seringkali membutuhkan relawan sebagai operator sound system. Namun tidak banyak relawan yang memahami pengoperasian alat-alat pendukung kegiatan ini, sehingga relawan yang terlibat pada bagian ini pun terbatas. Untuk itu pada Minggu (15/4/2018) Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan Training Relawan Sound System di ruang galeri DAAI lantai 1, Tzu Chi Center, PIK Jakarta.

“Ke depan setiap He Qi harus mempunyai tim sendiri supaya bisa bertugas bersama-sama. Ketika bertugas dalam kegiatan besar masing-masing bisa menggunakan cara yang sama, program yang sama,” ujar Jhonny Tani, Koordinator Kegiatan training.

Dalam kegiatan yang diikuti sebanyak 39 relawan komunitas dari semua He Qi Tzu Chi Jakarta, Danny Oey memberikan sharing materi tentang audio gambar, cara setting mic, dan lain-lain sebagai pengenalan dasar dalam Training Relawan Sound Sistem ini. Relawan pun tak sungkan-sungkan menanyakan apa yang mereka belum ketahui selama materi berlangsung. Tidak hanya sebatas materi saja, puluhan peserta ini pun lantas diajak untuk praktik langsung menuju salah satu ruangan sound system.

“Kita samakan semua teknik-teknik untuk operasional kemudian praktik. Harus mengalami dan merasakan sendiri,” ucap Jhonny.

Menambah Wawasan

Relawan diajak untuk bersama-sama praktik langsung di salah satu ruangan sound system di lantai 6 Aula Jing Si. Danny Oey menjelaskan bagaimana mengoperasikan alat-alat yang terdapat di ruangan, mulai dari bagaimana mengendalikan powerpoint pada layar, setting mic, dan lain-lain.

Selama pengenalan tentang alat-alat ini berlangsung, salah satu peserta sibuk menulis pada catatan kecil miliknya. Ia mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan training relawan sound system ini. “Saya mencatat apa sih nama alat ini dan fungsinya untuk apa. Jadi next jika tidak ingat kan bisa lihat catatan lagi,” ucap Eric.

Ia datang dari Tzu Chi komunitas He Qi Pusat dengan membawa semangat untuk belajar ilmu baru. Mengikuti kegiatan training relawan sound system memang menjadi pengalaman perdananya, namun Eric sering kali membantu relawan bagian sound system di komunitasnya. “Kalau saya di komunitas bagian support, back up saja yang lebih simple-simple,” ujarnya tersenyum.

Relawan yang aktif pada Misi pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini mengaku dengan mengikuti kegiatan training selama tiga jam ini bisa menambah wawasan baginya tentang sound system penunjang kegiatan Tzu Chi. Selama praktik berlangsung, Eric pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mencoba alat-alat yang ada.

“Yang pasti jadi lebih tahu alat-alat yang digunakan, seperti apa mengoperasikannya. Paling tidak ada gambaran sedikit,” terang relawan cakom ini.

“Cara menyetel layar gimana,” sambung Sukardi yang saat itu berdiri di sebelah Eric untuk mencoba mengopersikan alat-alat di ruang sound system.

Sukardi yang merupakan perwakilan dari komunitas He Qi Utara 2 ini datang untuk memahami ilmu baru baginya. “Saya pengen belajar dan pengen tahu tentang sound system,” ucapnya.

Training sound system ternyata juga menarik minat relawan Tzu Chi wanita. Tak sedikit dari mereka yang datang untuk belajar sesuatu yang baru, bahkan awam dengan bidang sound system. Salah satunya Theresia, relawan komunitas He Qi Barat 1. “Saya pengen belajar, pengen tahu (sound system),” kata relawan komite ini.

Theresia memang sudah pernah bertugas di bagian sound system pada kegiatan Xun Fa Xiang di komunitasnya. Tak memiliki bekal pengalaman tentang sound system tentu ia mengalami tantangan. “Pertama-tama sulit sih, tapi kalau sering dilatih pasti nggak akan sulit,” terangnya. Dengan mengikuti training ini, Theresia merasa banyak memperoleh pengalaman baru baginya. “Belajar ini sangat membantu. Meski saya masih bingung karena pertama kali tapi mesti terus belajar,” ungkapnya tersenyum.

Melihat antusias relawan yang ikut dalam kegiatan training ini, Jhonny berharap semua orang bisa berkontribusi untuk support kegiatan. “Makin banyak relawan sound system makin memudahkan, kalau setiap He Qi ada relawan sound system bisa bantu setiap kegiatan. Mereka juga bisa setting alat, sehingga dalam acara apapun tidak bingung,” pungkas Jhonny.

Editor: Metta Wulandari
Menyambut Tahun Baru Islam, Siswa SCK Tingkatkan Kepedulian Sosial

Menyambut Tahun Baru Islam, Siswa SCK Tingkatkan Kepedulian Sosial

09 Agustus 2022

Murid-murid Sekolah Cinta Kasih (SCK) Tzu Chi Cengkareng memperingati Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim dan piatu di lingkungan murid SCK.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -