Galang Hati untuk Sumatera - Sek. Sinar Dharma

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 

fotoPara siswa SMP dan SMK Sinar Dharma menghias celengan yang mereka terima dari relawan Tzu Chi. Melalui celengan tersebut, mereka belajar berbagi kepada sesama yang sedang membutuhkan.

“Tiap hari seribu, tapi dua kali. Mau rutin,” cetus Hendri bertekad untuk mengisi celengan bambu yang baru saja diterimanya dari relawan Tzu Chi. Siswa kelas 2 SMK Sinar Dharma, Jakarta Barat ini bersama teman-temannya dari SMP dan SMK Sinar Dharma yang berjumlah sekitar 180 siswa, serta 20 guru dan karyawan menerima 200 celengan bambu. Mereka berkumpul di aula sekolah tersebut pada Sabtu, 3 Oktober 2009.

Merias Celengan
Usai mendengar penjelasan siapakah Tzu Chi, celengan bambu yang masih polos dibagikan kepada para siswa. Siswa kemudian dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok mendapat alat tulis dan tatakan stempel. Mereka membuat berbagai macam gambar untuk menghias celengan. Motif utama gambar menggunakan cap jempol atau jari lain berwarna-warni yang dirangkai menjadi bentuk yang bermacam-macam. Kemudian rangkaian cap tersebut dilengkapi dengan coretan spidol. Maka terbentuklah gambar-gambar yang indah, imajinatif, dan penuh warna.

“Kalian sisihkan (uang jajan) sesuai kebutuhan. Kalian semua ada uang jajan kan?” anjur Erni, relawan Tzu Chi yang langsung disambut ucapan setuju dari para siswa. Salah satu siswa kelas 2 SMP, Eka, bertekad mengisi celengan tersebut tiap hari. Ia menyisihkannya dari uang saku hariannya. Dewi, siswa kelas 3 SMK selama ini malah sudah memiliki celengan dan telah diisinya tiap hari. Tapi untuk saat ini celengan tersebut sedang dipinjam temannya. Mereka secara bergiliran mengisinya.

foto  foto

Ket :  - Gambar imajinatif dan warna-warni dibuat para siswa untuk ditempel di celengan agar menarik sehingga             makin memancing niat untuk terus mengisinya. (kiri)
        - Sebanyak 180 celengan dibagikan kepada para siswa dan 20 untuk guru dan karyawan. Banyak siswa yang             bertekad mengisinya setiap hari dengan menyisihkan sebagian uang saku. (kanan)

Peduli Padang
Bukan hanya merias celengan yang akan diisi uang untuk membantu orang lain, mereka malah langsung mempraktikkannya dengan memberikan dana untuk korban gempa Sumatera. “Bulan September kemarin paling banyak apa?” tanya Erni kembali. “Gempa...,” jawab para siswa serempak. Kemudian relawan mempertontonkan sebuah slide show tentang beberapa bencana yang terjadi belakangan ini, diantaranya topan Morakot di Taiwan, badai di Filipina dan Vietnam, gempa Tasikmalaya, dan gempa Sumatera.

Rupanya para siswa tersebut mengikuti perkembangan berita tentang bencana-bencana tersebut sehingga mereka pun sampai tahu nama sebuah hotel di Padang –Hotel Ambacang– yang paling sering disorot media karena banyaknya korban yang terperangkap di hotel tersebut. Maka, ketika 3 relawan muncul di hadapan mereka dengan membawa kotak dana bertuliskan “Peduli Gempa Sumatera”, mereka langsung merogoh kantong dan dompet. “(Saya) cukup prihatin ama warga Padang. Kan kita sesama keluarga harus saling membantu,” kata Eka yang pada hari itu memberikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk ukuran anak sekolah.

 

foto  foto

Ket :- Isyarat tangan mendapat respon yang sangat baik dari para siswa. Mereka menontonnya dengan takjub            ketika teman-teman mereka ternyata juga bisa memeragakannya dengan baik. (kiri)
        - Doa dipanjatkan para siswa untuk para korban gempa Sumatera dan juga korban bencana di tempat lain            yang belakangan ini seakan silih berganti.(kanan)

Belajar Peduli
Tzu Chi, terutama relawan He Qi Utara secara rutin mengunjungi Sekolah Sinar Dharma untuk menularkan cinta kasih dan budaya humanis. “Tzu Chi tuh selalu ngebawain acara yang bisa diliat benar-benar sama masyarakat manfaatnya, terutama dalam attitude mereka tuh ok banget,” ujar Dewi yang telah 4 kali mengikuti acara Tzu Chi di sekolah tempatnya menuntut ilmu. Ia menambahkan, “Kita bisa niru kepedulian mereka. Mereka peduli banget walaupun berbeda suku, (dan) agama. Mereka nggak pentingin adat atau ras, yang penting bantu, (mumpung) sekarang masih bisa bantu.”

Ketika relawan menanyakan kepada para siswa siapa yang ingin menjadi relawan, beberapa anak dengan cepat mengangkat tangan. Hendri salah satunya. Ketika ditanya kenapa ia mau menjadi relawan, ia bilang, “Namanya orang kan ada usianya. Saya mau menanam kebajikan dari dini. Soalnya kalau kita sudah sibuk dengan pekerjaan, kita udah nggak punya waktu buat ngurusin peduli ama orang lain.” Hendri mengaku selama ini telah mencoba untuk melatih kepedulian, semisal memberi sedekah kepada pengemis atau membantu menyeberangkan orang tua di jalan. “Cuma segitu-gitu doang, belum skala yang besar,” jelas Hendri tentang alasannya tertarik menjadi relawan. Ia juga sangat tertarik dengan isyarat tangan. Menurutnya, ia bisa merinding jika mendengarnya, apalagi jika ada yang memeragakannya pula. Banyak siswa juga menonton isyarat tangan dengan sangat seksama dan rasa kagum.

foto  

Ket :  -Siswa Sekolah Sinar Dharma juga tidak mau ketinggalan memberikan kepedulian untuk para korban gempa            Sumatera dengan cara menyumbangkan dana.(kiri)

Kedatangan Tzu Chi di sekolah tersebut ternyata juga telah membawa perubahan kepada para siswa. Dewi kini juga menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dalam membuang sampah dan menghindari pemakaian sumpit bambu karena tidak ramah lingkungan. “Waktu itu dikasih tau jangan pakai sumpit bambu, sekarang udah dipraktekin kok,” ujar Dewi. Bahkan ia pernah menjadi relawan ketika diadakan bazar vegetarian Tzu Chi beberapa waktu lalu.

  

 

 

 
 

Artikel Terkait

Senang Menjadi Bagian dari Pemberi Harapan

Senang Menjadi Bagian dari Pemberi Harapan

23 September 2019

Penuangan celengan bambu di lingkungan Agung Sedayu Group ke- 11 dimulai hari ini, 23 – 27 September 2019. Salah satunya yang dilakukan hari ini, Senin, 23 September 2019 di Fresh Market PIK, Jakarta Utara.

Pelepasan Bantuan Bagi Korban Gempa di Turki dan Suriah

Pelepasan Bantuan Bagi Korban Gempa di Turki dan Suriah

21 Februari 2023

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ikut berpartisipasi dalam membantu korban gempa di Turki dan Suriah dengan mengirimkan 4.800 lembar selimut dan 30 unit genset melalui Pemerintah Indonesia.

Stroberi dan Kakek Guru ( Bagian 2 )

Stroberi dan Kakek Guru ( Bagian 2 )

07 September 2012 Saat bulan Juni 2012 di Taiwan diadakan training 3 in 1 dan DAAI TV, saya berkesempatan bertemu dengan Master Cheng Yen secara langsung. Master berkata kepada saya agar saya dapat membawa lebih banyak Tzu Ching pulang ke kampung halaman batin (Taiwan).
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -