Galang Hati untuk Sumatera - Staf DAAI TV dan Tzu Chi
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Himawan SusantoBeberapa karyawan memberanikan diri untuk berkeliling menghampiri pengunjung untuk turut bersumbangsih bagi korban gempa di Sumatera. |
| |
Penggalangan dana hari itu bukanlah yang pertama bagi Kumuda. Oleh sebab itu, ketika pihak manajemen DAAI TV mengadakan penggalangan dana, Kumuda langsung bersedia menjadi relawan. “Penggalangan dana ini justru membuat saya merasa semakin bahagia karena saya bisa mengajak banyak orang untuk turut peduli ke saudara-saudara (kita) yang terkena musibah,” terangnya. Selain Kumuda, Metta Melany Tiro, reporter DAAI TV juga merasa bahagia bisa turut menyumbangkan waktu dan tenaganya dalam penggalangan dana hari itu. “Rasanya bahagia walau pun cape,” katanya. Metta sendiri mengaku atas dasar kemanusiaan ia tidak merasa canggung atau malu berdiri di depan keramaian dan mengajak orang untuk berdana. Meski tidak semua semua pengunjung berpartisipasi, namun Metta tak merasa berkecil hati.
Ket : -Senin, 6 Oktober 2009, beberapa karyawan Da Ai TV tergerak untuk menggalang dana dari para pengunjung di ITC Mangga Dua, Jakarta. (kiri) Demi Kemanusiaan Tak disangka, sesampainya di lantai satu, ramainya pengunjung membuat Erich merasa kecil hati dan malu untuk menjalankan tugas ini. Langkahnya pun sedikit tertahan di setiap etalase toko. Wajahnya yang semula ceria sedikit berubah tegang. “Pas pertama membawa kotak amal kemana-mana, saya merasa malu dan rasanya ingin menutupi wajah saya. Sambil berjalan, pikiran mulai melayang kemana-mana. Jangan sampai ketemu teman, atau sampai ketemu saudara, “ akunya.
Ket :-Sendiri membuat Erich merasa tidak percaya diri, terlebih berada di tempat keramaian seperti pertokoan ITC Mangga Dua, Jakarta. (kiri) Terlebih ketika ia memilih untuk menggalang dana di depan eskalator, rasa malu kian menggigit. Hampir setengah jam Erich berdiri tanpa ada satu orang pun yang mau mendonasikan sedikit uangnya ke dalam kotak yang ia pegang. Sampai akhirnya seorang wanita paruh baya bertanya, "Ini dari Tzu Chi bukan?" “Iya, kami dari Tzu Chi,” jawab Erich. Tanpa ragu, wanita paruh baya itu pun memasukkan uangnya ke dalam kotak. Rasa malu pun akhirnya berubah menjadi keyakinan. Dan Erich mulai membenahi keraguan di pikirannya. Menyadari bahwa tugas yang ia jalankan adalah tugas kemanusiaan yang mulia, ketegangan dan rasa malu ia gantikan dengan senyuman yang tulus kepada setiap pengunjung yang melintasinya, baik yang memberi ataupun tidak. Kegiatan ini membuatnya berkeinginan untuk lebih mendalami filosofi Tzu Chi lebih jauh. “Aku ingin membantu Tzu Chi dan mengajak banyak orang untuk berpikir positif serta peduli tehadap sesamanya,” katanya.
| ||
Artikel Terkait
Pelestarian Lingkungan di Bio Hok Tek Tjeng Sin
27 Juli 2016Suara kasih: Memanfaatkan Waktu
06 Januari 2012 Selama 45 tahun ini, Tzu Chi telah tersebar hingga ke banyak tempat di dunia ini. Di setiap tempat terdapat banyak sekali Bodhisatwa dunia yang bersumbangsih bagi sesama.Gathering Relawan di He Qi Tangerang yang Penuh dengan Semangat Kebersamaan
07 Februari 2024Bersatu Hati, Harmonis, Menyayangi, dan Gotong Royong dalam mengembangkan Cinta Kasih Universal menjadi tema gathering relawan di He Qi Tangerang (28/1/ 2024).