Galang Hati untuk Sumatera - Taman Palem

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoDiana, seorang siswi SMK Cinta Kasih sedang menerima dana bantuan untuk korban gempa di Sumatera dari seorang pemilik ruko yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.

 

 

 

 

Siang hari, 2 Oktober 2009, di tengah aktivitas bisnis di ruko Taman Palem Lestari Jakarta, sekumpulan orang berseragam biru putih, abu-abu putih, dan siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang terbagi dalam 2 kelompok menyebar menyorongkan kotak dana bantuan untuk para korban gempa bumi Sumatera.

 

 

Dua hari pascagempa di Sumatera, relawan Tzu Chi dari He Qi Barat bergegas mengumpulkan dana bantuan dari masyarakat. Berawal dari depan sebuah gedung bank, para relawan ini melangkah dan menghampiri dari satu ruko ke ruko lain. Terik sinar matahari yang menyengat kulit tidak mereka hiraukan. Bagi mereka, keringat yang mengucur dan baju yang basah karena keringat yang menetes deras tidaklah sebanding dengan penderitaan dan duka yang kini dirasakan oleh saudara-saudara kita di Sumatera. Rumah tinggal yang roboh, ketiadaan air, makanan, dan sarana sanitasi adalah duka yang kini terus dialami saudara-saudara kita.

Lia (30), seorang penjaga di sebuah salon, awalnya kaget, namun saat melihat kotak yang dibawa oleh relawan Tzu Chi, ia pun lantas mengeluarkan uang dan ikut berpartisipasi berdana. “Insya Allah, uangnya sampe. Walau tidak tahu Tzu Chi, (saya) percaya dan ikhlas saja,” tuturnya. Hal senada dituturkan oleh Iwan (25), seorang pramuniaga di sebuah outlet fesyen. Ia ikhlas saat memberikan sumbangan. Tidak memikirkan apakah dananya sampai ke para korban atau tidak. Namun ia yakin yang terpenting adalah keihlasan dari hati yang memberi. Karenanya,saat relawan Tzu Chi masuk ke dalam outlet, ia sudah tahu bahwa itu relawan Tzu Chi dari cara mereka memperkenalkan diri. “Dari seragamnya dan kotaknya (saya) tahu (itu) dari Tzu Chi,” pungkasnya.

 

foto  foto

Ket :- Dibantu seorang relawan Tzu Chi, adik kecil ini memasukkan dana bantuan untuk saudara-saudara kita para            korban gempa di Sumatera. (kiri)
       - Di bawah terik sinar mentari, para relawan Tzu Chi menyusuri dan menghampiri satu demi satu ruko yang           ada di Taman Palem Lestari. Peluh dan baju yang basah oleh keringat tidak mereka hiraukan, demi bantuan           untuk Sumatera. (kanan)

Diana, siswi kelas 1 SMK Sekolah Cinta Kasih yang ikut bergabung dalam penggalangan dana mengatakan senang dengan adanya kegiatan ini. “(Saya) senang bisa membantu saudara-saudara kita di Sumatera,” ujarnya. Leo, seorang relawan Tzu Chi yang ikut dalam penggalangan dana mengatakan bahwa dengan adanya gerakan ini dapat membina rasa simpati kita untuk para korban gempa. “Apalagi jika ini dilakukan dengan senang hati,” ujarnya.

Dalam menjalani kegiatan ini, ia mengatakan bahwa kita harus bersabar untuk menunggu. “Namanya kita meminta bantuan dana, bagaimana kita menghadapi orang. Harapannya orang yang menyumbang juga ikhlas, bukan masalah besarnya dana,” tandasnya.

 

foto  foto

Ket : - Kepedulian itu milik siapa saja, bahkan di warung makan sederhana ini, banyak orang yang ikut                 bersumbangsih membantu para korban gempa di Sumatera.  (kiri)
           - Untuk mempermudah penggalangan dana, relawan Tzu Chi memberikan Buletin Tzu Chi yang berisi                 berbagai informasi kegiatan Tzu Chi kepada seorang pemilik ruko. Dengan antusias, pemilik ruko ini pun                 membaca buletin yang diberikan.  (kanan)

Dalam menjalani kegiatan ini, ia mengatakan bahwa kita harus bersabar untuk menunggu. “Namanya kita meminta bantuan dana, bagaimana kita menghadapi orang. Harapannya orang yang menyumbang juga ikhlas, bukan masalah besarnya dana,” tandasnya.

 

 

 

 

 
 

Artikel Terkait

Baksos Biak: “Seolah melihat dunia baru.”

Baksos Biak: “Seolah melihat dunia baru.”

27 Juni 2011
Elia Rumakiek (74) adalah salah satu pasien yang menempuh perjalanan cukup jauh dari Kota Biak untuk memperoleh pengobatan mata gratis yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia harus menempuh 4 jam perjalanan dari rumahnya di Supiori.
Memberikan Keteduhan Hati

Memberikan Keteduhan Hati

06 September 2013

Membebaskan manusia dari penderitaan merupakan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan kiprahnya di masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras, dan budaya tertentu.

Menanamkan Sikap Welas Asih dalam Diri Anak-anak

Menanamkan Sikap Welas Asih dalam Diri Anak-anak

13 November 2018

Kelas Budi Pekerti yang digelar Tzu Chi Bandung mulai menampakan hasil yang baik dari anak-anak (Xiao Pu Sa). Mereka sudah memiliki sikap dan etika yang baik ketika di rumah, disiplin, dan berbakti kepada orang tua.

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -