Gan En Hu Kembali ke Rumah

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ), Fotografer : Joice (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun )
 
 

fotoSetiap bulannya, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan gathering bagi penerima bantuan.

Kegiatan gathering peduli kasih merupakan kegiatan yang paling ditunggu oleh kebanyakan gan en hu (Penerima bantuan Tzu Chi) Dengan kegiatan ini mereka dapat kembali ke rumah mereka dan bertemu, sharing dengan gan en hu yang lain.Oleh karena itu, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012 mengadakan kegiatan gathering peduli kasih. Kegiatan ini dihadiri oleh 2 orang komite, relawan biru 7 orang, relawan abu 4 orang, 1 orang relawan dan 12 orang Tzu Shao (murid kelas budi pekerti kisaran usia 12-16 tahun).

Minggu pagi pukul 09.00 semua gan en hu sudah datang di kantor, dan acara pun dimulai dengan wen xin yang dipandu oleh Nely shijie. Kemudian acara diselingi oleh isyarat tangan “Wo De Ming Zi Jiao Yong  Gan”. Kemudian gan en hu diajak untuk melihat lentera kehidupan dari master Cheng Yen “Giat Menciptakan Berkah di tengah Kodisi Ekonomi yang Minim”. Dari ceramah master ini kita banyak belajar untuk tetap tegar dan tidak mengeluh dalam kondisi apapun. Kemudian acara dilanjutkan dengan sharing oleh Sukmawati shijie. Acara semakin menarik dengan ditampilkannya isyarat tangan yang diperagakan oleh Tzu Shao “Wajah yang Bahagia”. Semua gan en hu, relawan semua yang hadir ikut semua memperagakan isyarat tangan ini. Kemudian pembagian santunan kepada gan en hu yang telah datang.Dan acara di akhiri dengan wen xin yang dipandu oleh pembawa acara.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan dan penerima bantuan berinteraksi langsung untuk mempererat rasa persaudaraan (kiri).
  • Tzu Shao memeragakan isyarat tangan “Wo De Ming Zi Jiao Yong Gan” (kanan).

Tangan di atas lebih baik
Dalam sesi sharing kasus diisi oleh salah satu pasien kasus yang bernama Kartika Oktarini. Kartika Oktarini pada tahun 2010, telah di diagnose  ada 5 kista di mulut, yang hanya dapat ditangani oleh dokter bedah mulut saja. Untuk menyembuhkan penyakitnya ini membutuhkan biaya yang sangat besar bagi dirinya. Biaya besar ini karena dia harus berobat ke Batam dan Tanjung Pinang. Untuk operasi pertama untuk mengangkat dua kista menghabiskan uang 15 juta rupiah.Uang ini didapatnya dari bantuan saudara, teman dan hutang arisan di lingkungannya.

Uang sudah habis, tetapi masih ada 3 kista lagi yang belum dioperasi. Akhirnya keluarga Kartika berjodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Mereka mengajukan bantuan kepada yayasan dan diterima oleh yayasan.Kartika mendapatkan bantuan operasi 3 kali dan biaya kontrol ulang pasca operasi. Dia sangat bersyukur dengan bantuan yang telah diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Dan sekarang dia sudah sembuh dan sudah dapat bekerja. Sekarang sebagian dari gajinya selalu disisihkan untuk disumbangkan ke yayasan Buddha Tzu Chi agar kembali digunakan untuk membantu orang yang kurang mampu. “Saya sangat bersyukur dengan adanya bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Sekarang saya sudah sembuh dan sebisa saya sekarang saya juga ingin dapat membatu orang lain. Karena tangan di atas akanlebih baik dari pada tangan kita di bawah”, kata Kartika Oktasari. Setiap orang dapat menolong  orang  lain walaupun dirinya sendiri kekurangan. Asalkan ada tekad yang tulus mendasarinya. Seperti pada kata perenungan master Cheng Yeng tentang berdana bukanlah menjadi hak khusus orang kaya saja, tetapi merupakan perwujudan cinta kasih yang tulus setiap orang.
  
 

Artikel Terkait

Menolong dan Mengobati Tanpa Pamrih

Menolong dan Mengobati Tanpa Pamrih

20 Mei 2010
Cerita yang menarik dan menegangkan, yang tidak bisa dilupakan oleh tim Bakti Sosial (Baksos) Tzu Chi Bandung. Bis yang ditumpangi relawan yang mogok, hingga saat perjalanan menghadapi jalanan kecil yang berkelok tajam serta tanjakan dan turunan yang curam.
Semangat Belajar di Tzu Chi

Semangat Belajar di Tzu Chi

01 Juni 2016

Sungguh membahagiakan pada kamp tahun ini, barisan insan Tzu Chi semakin panjang dengan bertambahnya satu komunitas relawan Tzu Chi dari Cianjur, Jawa Barat.  Sebanyak 6 orang relawan Abu Putih dari Cianjur hadir dalam                                     pelatihan ini.

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -