Gathering Gan En Hu: Cerminan Rasa Syukur
Jurnalis : Willy Japri (He Qi Timur), Fotografer : Willy Japri (He Qi Timur)
Pada Minggu, 2 Agustus 2015, insan Tzu Chi mengadakan gathering gan en hu (sebutan para penerima bantuan Tzu Chi) di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading dan fokus pada topik tahun ajaran baru bagi para anak asuh.
Gathering gan en hu (sebutan penerima bantuan Tzu Chi) rutin diadakan oleh insan Tzu Chi He Qi Timur, Hu Ai Kelapa Gading setiap bulan. Namun, hari itu berbeda. Pasalnya, dalam gathering yang digelar pada Minggu, 2 Agustus 2015, di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading itu mengangkat topik tahun ajaran baru bagi para anak asuh.
Para penerima bantuan Tzu Chi yang telah tiba di lokasi sejak pukul tujuh diajak untuk melakukan pemilahan barang daur ulang bersama para relawan komunitas. Gelak tawa dan obrolan ringan mewarnai pemilahan itu. Satu jam berlalu. Tumpukan barang daur ulang yang tak tertata pun berubah menjadi gunungan barang-barang sejenis.
Pukul delapan pagi, gathering digelar. Satu hal yang mendasari gathering ini adalah untuk menyalurkan bantuan hidup, pengobatan, dan biaya anak asuh. Namun lebih dari itu, insan Tzu Chi juga ingin para penerima bantuan meresapi misi Tzu Chi.
Effendi Lohananta, Wakil Pengurus Harian Misi Amal He Qi Timur, Hu Ai Kelapa Gading, dalam pemaparannya menuturkan bahwa selain penyaluran bantuan, para relawan ingin membangkitkan taraf kehidupan para penerima bantuan.
“Sehingga, para gan en hu tidak hanya melulu menadahkan tangan memohon bantuan, tetapi juga dapat menggalang hati masing-masing untuk mampu juga membantu berbuat kebajikan bagi sesama di sekitar tempat tinggal, komunitas, kerabat keluarga mereka, juga membantu menjadi bagian dari relawan Tzu Chi,” tambah Effendi.
Belajar Terus
Salah satu penerima bantuan yang hadir pada hari itu adalah Michael Sugianto yang hadir bersama neneknya, Merry dan adik perempuannya, Priscilla. Perkenalan anak yang kini duduk di bangku kelas delapan itu dengan Tzu Chi diawali dari neneknya yang mengajukan bantuan biaya pengobatan. Kini, dia juga menjadi penerima bantuan Tzu Chi di bidang pendidikan.
Gathering ini juga bertujuan untuk menyalurkan bantuan biaya hidup, pengobatan, serta pendidikan bagi para penerima bantuan.
Bantuan ini tak hanya menjadikan dirinya dapat tetap bersekolah di tengah himpitan ekonomi. Tapi juga merubah dirinya.
Michael bercerita bahwa dulu dia adalah pribadi yang rendah diri karena tidak mampu membayar uang sekolah. Namun, setelah beban ekonomi tak lagi mengaburkan semangat belajarnya, dia mulai memotivasi dirinya. Tak tanggung-tanggung, kini Michael menyabet prestasi memuaskan di bidang akademiknya dengan nilai rata-rata delapan.
Pada tahun ajaran baru ini, Michael ingin belajar lebih banyak. Saat menunggu acara dimulai, dia mulai memilah barang di depo.”Bagusnya saya bisa belajar untuk sampah-sampah agar tidak dibuang begitu saja. Saya jadi tahu bahwa barang-barang itu mesti dipisah-pisah, mana yang mesti dibuang, mana yang bisa dipakai lagi,” ceritanya.
Syukur seolah menjadi bagian dirinya. Michael kini berharap hal sama dirasakan oleh para penerima bantuan lain. “Saya terima kasih sudah dibantu sama Tzu Chi, terima kasih sama shigu-shibo yang baik, yang selalu menasehati, menanyai saya. Saya juga mau ikut bantu kalau ada kegiatan-kegiatan Tzu Chi,” ujarnya.