Gathering Pendidikan
Jurnalis : Budianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto, Mutiara (Tzu Chi Batam)
|
| ||
Sejak Kantor Penghubung Batam diresmikan, relawan Batam selalu mengunjungi anak –anak kurang mampu, bahkan memberikan beasiswa kepada mereka yang putus sekolah, sehingga mereka dapat bersekolah kembali. Demi menjalankan konsep budi pekerti dalam masyarakat, maka pada tanggal 11 Juli 2010, Kantor Penghubung Batam mengadakan gathering, dengan mengundang anak-anak yang mendapat beasiswa untuk datang ke Kantor Tzu Chi Batam untuk memberi penjelasan kepada mereka mengenai sejarah Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi menggalang dana dari para donatur, dan juga cara untuk berpartisipasi berbuat kebajikan dengan celengan bambu. Ini bertujuan agar mereka dapat menghargai berkah dan belajar dengan baik. Tepat pukul 9 pagi, sebanyak 21 anak ditemani oleh ibunya mendatangi Kantor Tzu Chi Batam. Ketika masuk, relawan Tzu Chi langsung mengajarkan budi pekerti kepada mereka, seperti membuka sepatu saat masuk dan harus meletakkannya dengan rapi. Kemudian, mereka pun memasuki ruangan kebaktian dengan rapi. Ketika gathering dimulai, terlebih dahulu relawan memperkenalkan celengan bambu kepada semua orang. Melakukan kebajikan setiap hari dengan menyisakan uang jajan dan memasukkannya ke dalam celengan bambu. Dengan demikian, kita sudah bisa membantu orang lain.
Ket : - Anak-anak mendapat banyak pelajaran dari acara hari ini. Selain belajar bisa menghormati orang lain, juga mendapat pengetahuan tentang daur ulang. Semuanya belajar dengan hati senang.(kiri) Dimulai dengan Senyum Melalui pembelajaran satu jam ini, anak-anak pun belajar bagaimana untuk saling mendukung, sehingga ketika melihat seorang teman yang kondisi tubuhnya agak susah bergerak, mereka segera mengulurkan tangan. Setelah itu, relawan mengajarkan anak-anak isyarat tangan “Satu Keluarga”. Anak-anak sungguh cerdas, relawan hanya menampilkan sekali, dan mereka sudah mampu menampilkannya kepada relawan dan orang tua. Melindungi Bumi dengan Mempraktikkan Daur Ulang Pertama-tama, Dukman shixiong, relawan daur ulang memperkenalkan barang-barang yang dapat didaur ulang dan yang tidak. Setelah itu, para relawan mengajak anak-anak untuk melakukan daur ulang di posko daur ulang selama 15 menit. Inilah kegiatan daur ulang yang pertama kalinya bagi setiap anak. Saat memilah sampah, para relawan menjelaskan bahwa untuk membuat satu botol plastik harus menghasilkan begitu banyak karbondioksida, sehingga anak-anak diminta untuk membawa botol minuman dari rumah masing-masing. “Jika melihat ada sampah dijalanan harus dipungut dan jangan meremehkan setiap benda yang ada di alam,” kata Dukman. Relawan juga mengajarkan anak-anak untuk menampung air yang digunakan untuk cuci tangan ke dalam ember, karena air ini dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan toilet.
Ket : - Setelah anak-anak mendapat pelajaran tentang daur ulang, mereka segera mempraktikannya. Mereka juga telah mengetahui bagaimana melakukan pemilahan sampah. (kiri) Anak-anak dapat belajar banyak dari kegiatan daur ulang yang singkat ini. Pada akhir acara, Charles dan Novita berikrar untuk mengikuti acara daur ulang pada akhir pekan. Jika tidak masuk sekolah, mereka akan datang membantu di posko daur ulang. Ketika acara berakhir, relawan juga membagikan bingkisan alat tulis untuk menjalin jodoh dengan anak-anak, sehingga mereka memiliki alat tulis yang baru. Setelah peserta mulai pulang, ibu dari Charles mengucapkan terima kasih kepada relawan Tzu Chi, bahkan menangis karena terharu. Karena ketidakmampuan sang suami, sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Ibu dari Charles menghidupi keluarga dengan mencuci pakaian orang lain, sehingga tidak sanggup menyekolahkan anak. Dua anaknya yang laki-laki dan perempuan telah berhenti sekolah selama setahun. Dengan adanya jalinan jodoh dengan Tzu Chi, sehingga mereka dapat kembali ke sekolah. Mereka sangat berterima kasih kepada Tzu Chi atas bantuan yang diberikan dan ingin membalas budi kepada Tzu Chi dengan melakukan daur ulang. Pada sore hari berikutnya, ibu dari Charles membawa sekarung barang daur ulang ke posko daur ulang. Kemudian, ditanyakan oleh relawan darimana asalnya barang ini, dia menjawab kalau memungutnya dari jalan ketika ingin pergi mencuci pakaian ke rumah orang lain. Acara setengah hari ini tidak hanya menginspirasikan anak-anak, tapi juga memberi inspirasi kepada para orangtua. Kita tentunya berharap semua orang dapat menjalankan kegiatan daur ulang sehingga bumi ini menjadi semakin baik.(diterjemahkan oleh Juniati) | |||
Artikel Terkait

Menjernihkan Batin di Hari Waisak
04 Juni 2014 Sama halnya dengan Medan dan daerah lain di Indonesia, kota Tebing tinggi juga membuat acara Waisak tahun ini pada tanggal 11 Mei 2014. Dalam prosesi pemandian rupang Buddha di Tzu Chi, ketika telapak tangan hadirin menyentuh air suci dan tubuh dibungkukkan 90 derajat untuk menghormati Buddha, ini melambangkan penghormatan paling tulus "bersujud di kaki Sang Buddha".
Donor Darah, Donor Cinta Kasih
19 Maret 2015Baksos untuk Warga Kelurahan 13 Ilir
21 Juni 2016Warga Kelurahan 13 Ilir, Palembang mengikuti baksos kesehatan degeneratif tahap II yang diadakan oleh Tzu Chi Palembang untuk memeriksa perkembangan kesehatan mereka.