Gathering Relawan Misi Amal Tzu Chi Batam
Jurnalis : Bobby (Tzu Chi Batam), Fotografer : Bobby, Djaya Iskandar (Tzu Chi Batam)Wei Siong memabawakan presentasi yang bertemakan Mengenal Lebih Dekat Misi Amal Tzu Chi yang dibagi menjadi 2 bagian.
Minggu pagi, 8 Oktober 2017, Kantor Tzu Chi Batam dipadati dengan relawan yang mendaftarkan diri untuk mengikuti gathering yang dikoordinasi oleh bagian amal Tzu Chi Batam. Setelah melakukan absensi, puluhan relawan segera menaiki bus menuju Nipah Island Resort, Barelang, lokasi di mana Gathering Relawan Misi Amal Tzu Chi Batam akan digelar.
Gathering dimulai dengan relawan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, menyanyikan Mars Tzu Chi, dan membacakan 10 Sila Tzu Chi. Kemudian, panitia mengajak peserta untuk berolah-raga. Setiap peserta dengan semangat mengikuti gerakan yang diperagakan oleh panitia. Rasa capek dan ngantuk sirna saat peserta sibuk mengikuti gerakan isyarat tangan lagu Xin Fu Mei Man. Setelah berolah-raga, peserta dipersilahkan duduk dan bersama-sama mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.
Setelah mendengarkan ceramah, pembawa acara segera mengundang pembicara utama gathering kali ini, Wei Siong untuk menyampaikan materi yang bertema Mengenal Lebih Dekat Misi Amal Tzu Chi. Dalam materinya, Wei Siong terus mengingatkan peserta bahwa relawan dalam misi amal mempunyai tugas utama yaitu pendampingan. “Bukan hanya sebagai mesin atm atau sekadar memberikan bantuan secara materi,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa hanya dengan pendampingan yang penuh kehangatan, para penerima bantuan Tzu Chi dapat merasa benar-benar terbantu dan terinspirasi untuk meneruskan cinta kasih tersebut.
Wie Sioeng dan Vivi, relawan misi amal dari Tzu Chi Jakarta menjelaskan poin-poin dalam form pengajuan kasus.
Tidak hanya menjalanan tanggung jawabnya di misi amal, Wie Sioeng juga mengajak relawan untuk memiliki kebiasaan menulis kliping kasus.
Sebelum memasuki bagian kedua dari sharing Wie Sioeng, relawan terlebih dahulu menghibur peserta dengan sebuah drama singkat. Drama tersebut mengisahkan proses seorang ibu dalam mengajukan beasiswa untuk anaknya. Berkali-kali ruangan dipenuhi dengan tawa karena pemeran melupakan naskah yang perlu ia sampaikan. Walau tujuan utama drama tesebut memang menghibur, namun secara bersamaan drama tersebut juga secara nyata menggambarkan masalah yang akan relawan hadapi saat melakukan survei kasus.
“Untuk drama saya senang sih karena mereka ikutin, happy, semuanya enjoy,” Jawab Watty, perencana kegiatan sekaligus pembawa acara gathering. “Dari drama itu juga mereka tahu apa yang harus mereka pelajari untuk mereka turun lapangan segalanya,” imbuhnya.
Setelah drama, acara kemudian diisi oleh Vivi, relawan amal Tzu Chi Jakarta dan juga istri dari Wie Sioeng. Vivi dan Wei Sioeng bersama-sama menjelaskan bagaimana relawan mengisi form pengajuan bantuan Tzu Chi. Tidak disangka bahwa masih banyak peserta yang tidak mengerti cara mengisi form tersebut, bahkan ada beberapa yang belum pernah melihat form tersebut sebelumnya. Perjelasan Vivi dan Wie Sioeng terhadap SOP misi amal Tzu Chi ini menjadi peserta lebih percaya diri dalam menjalani misi amal Tzu Chi. Salah satu peserta tersebut ialah Lie Noi, peserta yang sudah 3 kali mengikuti survei kasus.
“Sebelum ikut shijie berangkat (survei), saya belum dapat baik secara tulisan atau secara lisan, bagaimana kita sampai di rumah orang yang minta bantu kita? apa yang harus kita lakukan? Saya cuman wait and see (menunggu dan memperhatikan). Saya lihat shijie ngomong apa dan catat apa. Seperti tadi dikatakan, kita jangan seperti polisi sampai di rumah kita cek benar atau tidak sih, bohong nggak sih, atau bagaimana. Tapi harusnya kita utamain kehangatan dulu. Tapi saya rasa poin itu yang paling penting untuk saya,” ujar Lie Noi, relawan abu-putih Tzu Chi Batam.
Gathering yang berdurasi 5 setengah jam, tepatnya dari pukul 7.30 hingga 14.00 WIB tersebut berlangsung dengan penuh canda dan tawa.
Melihat besarnya jumlah partisipan yang mengikuti gathering, Wie Sioeng sendiri merasa sangat sukacita terhadap tumbuhnya relawan amal di kota Batam. “Sangat bagus dan ini adalah kejutan buat saya karena waktu pertama kali diminta, ‘shixiong sekitar 30 atau 40 orang’. Buat saya siap saja. Dua hari terakhir diberitahu bahwa 80 orang. Wow! Buat saya sangat bahagia bahwa ternyata minat untuk menjalani misi amal di Batam mulai banyak dan mulai berkembang. Itu merupakan suatu harapan ke depannya untuk kita semua dalam belajar melatih diri di Tzu Chi dengan menjalani misi amal. Akar dari misi Tzu Chi adalah misi amal,” jawab Wei Siong.
Berkat cara penyampaian Wie Sioeng yang sangat humoris dan interaktif, Gathering Relawan Misi Amal Tzu Chi Batam yang berdurasi 5 setengah jam, tepatnya dari pukul 7.30 hingga 14.00 WIB berlalu dengan sangat cepat dan tentunya bermakna. Lewat gathering ini 66 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi yang berasal dari Xie Li 1 Batam, Xie Li 2 Batam, Xie Li 3 Batam, Xie Li Tanjungpinang, dan Xie li Selatpanjang dapat mengerti SOP Misi Amal Tzu Chi dan juga pentingnya pendampingan yang penuh kehangatan saat melakukan survei kasus.
Editor: Metta Wulandari