Gelombang “WAVES” Tzu Ching

Jurnalis : Chandra Wijaya (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Chandra Wijaya, Ferry, Martha Khosyahri (Tzu Ching Jakarta)
 
 

foto
Pada tanggal 9 Juni 2012, Tzu Ching mengadakan
sosialisasi pelestarian lingkungan kepada penghuni
kos di wilayah Kampus Binus, Jakarta Barat.

Di Sabtu pagi hari yang cerah pada pukul 09.00 tampak sekelompok insan Tzu Ching berkumpul di pelataran plaza Kampus Syahdan BINUS University, tampak juga relawan muda yang memakai rompi Tzu Chi. Kami tengah mempersiapkan briefing singkat kembali kepada relawan yang hadir mengenai Tzu Chi dan pelestarian lingkungan Tzu Chi, sebagai bekal untuk memperkenalkan pelestarian lingkungan secara singkat. Kegiatan ini bertujuan  untuk mengajak mahasiswa/i yang tinggal di sekitar kampus Binus untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan mini depo pelestarian lingkungan yang disebut dengan WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors).

Meskipun lokasi kegiatan berada di lingkungan kampus Binus, tetapi relawan yang turut serta di dalam sosialisasi ini justru berasal dari berbagai universitas, tidak hanya BINUS University saja. Kegiatan WAVES ini akan dilaksanakan pada hari sabtu, 16 Juni 2012, maka dari itu kita mensosialisasikan secara door to door rumah penghuni kost.

Seusai briefing dan dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 2-3 relawan, semua pun lekas bergerak berjalan menuju lokasi rumah huni yang telah ditentukan. Rumah huni yang terdiri dari 4 lantai dengan jumlah kamar hingga ratusan pun kami datangi satu per satu, meski walaupun ada sejumlah kamar yang sedang kostong ataupun penghuni kamar yang kurang menyambut kedatangan para relawan, tetapi tidak mengurungkan tekad para relawan untuk mengetuk satu per satu pintu kamar kost. “Rasanya seneng dapat pengalaman ini, banyak hambatan kesulitan tapi karena kita insan Tzu Chi harus tetap tersenyum”, ujar Yuki, seorang Tzu Ching yang kuliah di Universitas Tarumanegara sambil mempraktikan gaya tersenyumnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan total relawan berjumlah 45 orang, mereka mendatangi 13 rumah huni kost yang berjumlah sekitar 760 pintu kamar (kiri).
  • Usai melakukan sosialisasi, Tzu Ching pun saling bercerita untuk berbagi pengalaman dan perasaannya usai melakukan sosialisasi (kanan).

Meski ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dirasakan oleh beberapa relawan, namun berbagai kesulitan pun mereka bisa atasi sendiri. “Pertama kali takut-takut, tetapi lama-lama enjoy, kemudian bisa lihat berbagai ekspresi orang-orang”, ucap Lilianto, salah satu mahasiswa BINUS sambil tersenyum dan tertawa dalam sharingnya seusai sosialisasi door to door selesai. Tak lupa sharing antar relawan kami lakukan, berbagai perasaan dan pengalaman dibagikan dan didengar bersama-sama, mulai dari takut, grogi, merasa tak enak hati mengetuk pintu kamar, menikmati dan terbiasa hingga ingin lebih banyak pintu kamar yang didatangi, wajah yang tertawa dan bahagia pun terpancar di setiap relawan yang ikut dalam kegiatan ini.

Dengan total relawan berjumlah 45 orang, kami berhasil mendatangi sebanyak 13 rumah huni kost yang berjumlah sekitar 760 pintu kamar, berharap orang-orang dapat ikut berpartisipasi menjadi pelindung bumi pertiwi ini dan bergabung dalam barisan insan Tzu Chi.

Persiapan Awal
Seminggu sebelum kegiatan sosialisasi door to door ini yaitu pada tanggal 2 Juni 2012, kami pun melakukan briefing materi mengenai Tzu Chi dan pelestarian lingkungan Tzu Chi serta WAVES itu sendiri. Sebanyak 22 relawan hadir, briefing dilakukan kelak relawan yang akan terlibat di kegiatan sosialisasi ini bersatu hati seia sekata, bisa paham akan kegiatan WAVES dan bisa memperkenalkan Tzu Chi kepada orang lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada tanggal 2 Juni, Tzu Ching melakukan briefing materi mengenai Tzu Chi dan pelestarian lingkungan serta WAVES itu sendiri sebelum melakukan sosialisasi (kiri).
  • Pada tanggal 10 Juni 2012, mereka membuat kerajinan tangan untuk dijadikan souvenir yang akan dibagikan kepada peserta yang hadir pada kegiatan WAVES (kanan).

Seusai sosialisasi, keesokkan harinya (Minggu, 10 Juni 2012), kami pun berkumpul kembali berjumlah 12 orang hingga sore hari mengerjakan kerajinan tangan untuk dijadikan souvenir yang akan dibagikan kepada peserta yang hadir pada kegiatan WAVES nanti sebagai rasa bentuk terima kasih dan sebuah jalinan jodoh yang baik bisa berpartisipasi dalam kegiatan. Kerajinan tangan yang akan dibuat adalah sebuah pin. Pin yang unik dengan konsep pelestarian lingkungan menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi, yaitu berasal dari tutup botol minuman dan kardus. Pada hari itu, souvenir yang ingin dibuat pun masih belum selesai 100%, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan nya kembali pada keesokkan lusanya pada sore hari di salah satu rumah huni kost Tzu Ching.

Souvenir pin yang telah dibuat hingga hari ini (13 Juni 2012) telah berjumlah sekitar 400an buah dan akan ditambahkan menjadi 500 buah. Setiap orang pun mendapat tugas masing-masing, mulai dari memotong kardus, mengoleskan bahan furnishing pada tutup botol beling, menulis kata-kata mandarin, memotong & menempel kertas dan gambar dari majalah.

Saling percaya dan bekerja sama dengan satu sama lain menunjukkan sebuah kekompakan dalam sebuah tim, walau pekerjaan yang dilakukan begitu banyak dan kompleks, asalkan semua bersungguh hati maka pekerjaan itu akan terasa mudah. Semangat dan tekad tak tergoyahkan insan Tzu Ching ini melambangkan semangat dan tekad Shigong Shangren (Master Cheng Yen) yang selalu bersumbangsih memberikan yang terbaik bagi setiap orang tanpa rasa pamrih. Semoga melalui kegiatan WAVES ini, Tzu Ching dapat membentuk aliran gelombang cinta kasih yang menyejukkan hati setiap orang, setiap makhluk, dan bumi. Jia You Tzu Ching..

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Semua Makhluk Hendaknya Hidup Saling Berdampingan

Suara Kasih: Semua Makhluk Hendaknya Hidup Saling Berdampingan

13 Juni 2013 Kita juga melihat kemarin, di Taipei, hujan petir yang disertai hujan es dan angin ribut menumbangkan beberapa pohon dalam waktu sekejap. Kondisi iklim menjadi ekstrem akibat pikiran manusia yang tidak harmonis.
Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

15 Maret 2023

Terlahir tanpa langit-langit rongga mulut (palatoschisis atau cleft palate), kedua orang tua Roilah dan Laily sempat putus asa. Khoirul gundah melihat kedua buah hatinya kesulitan dalam pergaulan. Pada 12 Maret 2023, kedua putri Khoirul berhasil di operasi oleh Tim Medis Tzu Chi

Merayakan Waisak di Summarecon Mall Serpong

Merayakan Waisak di Summarecon Mall Serpong

28 Mei 2014 Bertemakan “Doa Jutaan Insan” di tahun 2014 ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan perayaan Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi sedunia. Perayaan ini diadakan di Jakarta, dan beberapa kota besar lainnya. Dengan menghimpun jalinan jodoh yang baik, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang juga turut mengadakan prosesi waisak beserta pameran Jing Si.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -