Gempa Aceh: Penyaluran Bantuan Korban Gempa Terus Berlanjut

Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Sukirwan Wongso (Tzu Chi Bireun)

“Sepanjang hidup ini kita harus berlomba melakukan kebajikan, setiap detik dan menitnya harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.”

Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Penyerahan bantuan Tzu Chi di Posko Desa Tampui Kecamatan Trienggadeng.

Memasuki hari kelima dan hari keenam pasca gempa yang melanda Pidie Jaya, Relawan Tzu Chi masih terus menyalurkan bantuan kebutuhan sehari-hari kepada para korban. Sebelumnya pada hari ketiga dan keempat, yaitu 11 dan 12 Desember, bantuan terus di salurkan kepada korban gempa tanpa mengenal lelah. Bahkan, relawan sempat kehabisan seragam untuk dipakai dalam menyalurkan bantuan kepada korban gempa di posko-posko hingga ke pelosok-pelosok. Relawan pun mengenakan rompi Tzu Chi untuk terus menyalurkan bantuan. 

Sebanyak tujuh relawan rompi terus menelusuri posko-posko pengungsian hingga ke pelosok Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya. Di antaranya Posko Dusun Tanah Baro, Posko Dusun Lampoeh Kawat, Posko Desa Mee Peduk, posko Kampung Mukim Peuduk Tunoeng dan Posko Desa Tampui.

Di Posko Duson Tanah Baro, pengungsi adalah penderita sakit kusta yang terdiri dari 415 jiwa. Bantuan yang disalurkan berupa 50 kotak Mie Instant, 200 buah kain sarung, dan 100 buah selimut. Penyerahan bantuan diterima oleh Kepala Desa yang biasa disebut Pak Keuchik M.Hason.

Di posko Duson Lampoeh Kawat, pengungsi berjumlah 218 jiwa. Bantuan yang disalurkan berupa 30 kotak air mineral, 50 kotak mie instan, 10 karung beras 10kg. Selanjutnya di posko Desa Mee Peuduk juga disalurkan 20 kotak mie instan & 200 buah kain sarung yang diterima langsung oleh Kepala Desa Pak Keuchik Erhadi Wahyudi.

Sukirwan Relawan Tzu Chi berinteraksi dengan warga di Desa Tampui.


Para pengungsi korban gempa di posko tenda pengungsian Dusun Tanah Baro.

Penyaluran bantuan dilanjutkan ke Posko Kampung Mukim Peuduk Tunoeng Desa Panton Raya, berupa 200 pcs kain sarung, 15 karung beras 10kg, 20 kotak mie instan, 20 kotak air mineral dan 50 buah selimut. Bantuan juga langsung diterima oleh Kepala Desa Pak Keuchik Armi. Posko dengan pengungsi 1700 jiwa di Desa Tampui juga menerima bantuan berupa 89 karung beras 10kg, 86 kotak mi instan, 41 kotak air mineral, 500 buah kain sarung dan 100 buah selimut. Seluruh bantuan diterima langsung oleh Kepala Desa Pak Keuchik Dahlan Yusuf.

Sukirwan Wongso, salah satu relawan dari Bireun yang tergabung dalam tujuh relawan yang menyalurkan bantuan ke posko-posko pelosok di Kecamatan Trienggadeng mengungkapkan rasa harunya terhadap kerja keras relawan Tzu Chi Medan.

“Relawan Tzu Chi Medan tiba di Bireun pukul 5 dini hari, tidak beristirahat dan langsung menuju lokasi gempa di Pidie Jaya setelah sarapan pagi. Sebelum ke lokasi bencana, semua relawan yang berasal dari Medan, Lhokseumawe dan Bireun melakukan rapat kooordinasi untuk membagi tugas di lapangan,” ungkapnya.

Ia juga terharu dengan kesigapan tim medis yang melakukan negosiasi dan persuasif terhadap Kepala Rumah Sakit. Begitu juga tim logistik yang begitu sigap melakukan survei lapangan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh para pengungsi korban gempa di posko-posko pengungsian. Karena itu Sukirwan bersyukur menjadi Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi sehingga berkesempatan belajar dari kedua tim tanggap darurat bencana ini.


Artikel Terkait

Bersumbangsih Untuk Korban Gempa Aceh

Bersumbangsih Untuk Korban Gempa Aceh

19 Desember 2016

Pada tanggal 10 -12 Desember 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan penggalangan dana kepada masyarakat untuk membantu para korban gempa di Pidie Jaya (Aceh) di beberapa tempat di wilayah Tanjung Balai Karimun.

Gempa Aceh: Uluran Hati Hingga ke Desa Terpencil

Gempa Aceh: Uluran Hati Hingga ke Desa Terpencil

17 Juli 2013 Para relawan membagikan paket bantuan kepada para warga korban gempa di Takengon, Aceh Tengah dengan penuh rasa hormat.
Gempa Aceh: Kehangatan di Tengah Bencana

Gempa Aceh: Kehangatan di Tengah Bencana

08 Juli 2013 Nilai kehidupan manusia terletak pada bagaimana manfaatnya bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Jika setiap orang dapat bersatu hati dan berwelas asih kepada sesama maka kehidupan pun akan harmonis dan dipenuhi sukacita bersama.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -