Gempa Aceh: Perhatian untuk Para Pengungsi
Jurnalis : Beby Chen, Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto, Soit (Tzu Chi Medan)Jum’at, 9 Desember 2016, setelah menempuh jarak 389 km dari Kota Medan menuju Kota Bireun selama 8 jam 30 menit, tidak mengurangi semangat para relawan Tzu Chi Medan untuk melanjutkan penyaluran bantuan. Untuk penyaluran bantuan kali ini dibagi menjadi 2 tim, yang terdiri dari tim logistik lapangan untuk penyaluran bantuan sandang pangan ke posko-posko darurat dan tim medis untuk membantu penanganan medis bagi pasien korban bencana gempa di rumah sakit yang masih membutuhkan bantuan.
Relawan Tzu Chi Medan memberikan bantuan sandang dan pangan di 5 posko yang berbeda, yaitu: Desa Kemesjidan Rhieng, Mesjid Attaqwa, Gampong Mesjid Tuha, Desa Meue, dan Gampong Mee Pang Wa.
Sebanyak 15 tim medis yang terdiri dari dokter umum, dokter bedah umum, dokter spesialis orthopedi, dokter spesialis bedah mulut, dokter spesialis kandungan dan dokter anastesi/bius dan 22 relawan menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, namun berhubung karena pasien sudah dapat ditangani oleh dokter setempat yang dibantu oleh dokter dari Rumah Sakit USU Medan dan Rumah Sakit Universitas Islam Yogyakarta maka Tim Medis Tzu Chi dan relawan kemudian menuju Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli. Di sana direktur rumah sakit menjelaskan bahwa sudah ada 8 tim medis yang berasal dari luar kota turut datang membantu. Karena ada 1 tim medis dari Langsa yang akan pulang pada sore hari ini maka Tim Medis Tzu Chi diizinkan untuk membantu dari sore hari karena hari ini ada 31 tindakan operasi yang akan dilaksanakan.
Relawan Tzu Chi memberikan perhatian kepada Rukiah (60 Tahun) yang mengalami patah kaki kirinya akibat terkena runtuhan rumahnya saat gempa.
Relawan yang mendampingi Tim Medis Tzu Chi berinisiatif untuk memberikan perhatian kepada pasien yang akan menjalani operasi. Salah satunya Rukiah yang berusia 60 tahun. Rukiah mengalami patah tulang di kaki kiri akibat tertimpa reruntuhan tembok kamar mandi sewaktu mengambil air wudhu untuk salat Subuh pada Rabu dinihari, 7 Desember 2016. Para relawan kemudian memberikan semangat dan menenangkan hatinya sebelum memasuki ruang operasi. “Ibu berdoa saja supaya operasinya berjalan dengan lancar, dan ibu juga diberikan kekuatan dalam melewati cobaan ini,” kata Bebby Chen, relawan Tzu Chi Medan.
Relawan Tzu Chi Medan juga memberikan perhatian kepada para pasien di RSUD Tgk. Chik Ditiro.
Menyalurkan Bantuan
Tim logistik yang terdiri dari 22 relawan menuju posko-posko pengungsian untuk menyalurkan bantuan sandang dan pangan di 5 posko yang berbeda. Di antaranya pada pukul 10.30 WIB di Desa Kemesjidan Rhieng, Kecamatan Mereudu, pukul 14.00 WIB di Mesjid Attaqwa, Kecamatan Mereudu, pukul 15.00 WIB di Gampong Mesjid Tuha, pukul 19.00 WIB di Desa Meue dan Gampong Mee Pang Wa Kecamatan Trieng Gading. Total bantuan yang disalurkan berupa 1.300 selimut, 1.000 kain sarung, 250 karung beras (@10kg), 300 dus mi instan, 90 kotak air mineral (@600ml), 8 dus susu cair, 6 goni pembalut wanita (@100 bungkus), 70 kotak biskuit, 2 dus pampers, 4 unit kursi roda, dan 1 pasang tongkat.
Henny Xie, relawan Tzu Chi Medan bersama keluarga Cut Ernawati yang mengungsi bersama empat anaknya di pengungsian Mesjid Tuha.
Pada saat menyalurkan bantuan sandang dan pangan kepada korban gempa, relawan masih merasakan gempa susulan yang terjadi pada pukul 11.30 WIB dan 16.55 WIB.
Saat menyalurkan bantuan di Mesjid Tuha, relawan juga memberikan perhatian pada Cut Ernawati yang mempunyai 4 orang anak. Anak pertama berusia 16 tahun, anak kedua berusia 13 tahun, anak ketiga berusia 7 tahun, dan anak keempat baru berusia 2 bulan. Suami Cut Ernawati bekerja sebagai nelayan. Sehari sebelum gempa terjadi, suaminya sudah pergi melaut dan biasanya 10 hari kemudian baru kembali. Setelah terjadi gempa, anak-anak diliburkan sekolah sampai sekarang ini. Walaupun bangunan rumahnya tidak mengalami kerusakan yang berarti namun berhubung karena suaminya belum pulang dan tetangga pada mengungsi, maka beliau juga ikut mengungsi di Posko Mesjid Tuha bersama keempat anaknya. Ketika relawan menanyakan kapan akan kembali ke rumah, Cut Ernawati belum berani memastikan, berhubung masih terjadinya gempa susulan dan air sumur menjadi berlumpur sehingga tidak layak dikonsumsi.
Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto memberikan bantuan kursi roda kepada salah satu warga yang membutuhkannya.
Ungkapan terima kasih dari Kepala Desa Meue kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan relawan yang telah menyalurkan bantuan ke desanya, karena pada saat itu bantuan beras yang diterima warganya telah habis, sehingga beliau sangat bersyukur sekali atas bantuan dari Tzu Chi ini.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Dapat memberikan cinta kasih adalah suatu berkah, dan mampu menghapus kerisauan adalah sifat yang bijaksana”. Relawan Tzu Chi Medan dalam bersumbangsih kepada masyarakat Aceh tidak hanya menyebarkan cinta kasih, namun juga memberi perhatian kepada korban bencana agar batin mereka tidak diliputi kerisauan.
Artikel Terkait
Gempa Aceh: Penyaluran dan Penyerahan Bantuan
13 Desember 2016Relawan Tzu Chi Medan dan Tzu Chi Aceh memberikan bantuan kepada para korban gempa di posko-posko pengungsian di wilayah Pidie. Bantuan yang diberikan berupa beras, air mineral, mi instan, selimut, sarung, dan barang-barang kebutuhan untuk wanita.
Bersumbangsih Untuk Korban Gempa Aceh
19 Desember 2016Pada tanggal 10 -12 Desember 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan penggalangan dana kepada masyarakat untuk membantu para korban gempa di Pidie Jaya (Aceh) di beberapa tempat di wilayah Tanjung Balai Karimun.