Endang, salah satu warga Kp. Selahuni, Desa Nagrak yang mengungsi di Taman Prawitasari, Kabupaten Cianjur mendapat pengobatan dalam baksos kesehatan yang diselenggarakan Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan.
Salah satu korban selamat Gempa Cianjur, Endang (42), menceritakan pengalamannya menyelamatkan diri saat ditemui di posko pengungsian Taman Prawitasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis, 24 November 2022. Endang yang sehari-hari menjadi buruh bangunan ini menceritakan pengalamannya menyelamatkan diri dari reruntuhan rumah yang sedang dibangunnya.
Saat gempa terjadi pada Senin siang, 21 November 2022, Endang sedang berada di lantai dua untuk memasang talang air di bagian atap rumah bersama dua orang rekannya. Ia pun kaget seketika rumah bergetar hebat. Sontak saja bangunan rumah yang berada di dekat jurang di sisi belakangnya langsung runtuh. Endang yang tidak sempat lagi menyelamatkan diri pun ikut jatuh bersama bangunan rumah ke jurang sedalam 12 meter. Sedangkan dua rekannya berhasil menyelamatkan diri karena berada di lantai bawah .
“Saya gak sempat loncat tiba-tiba aja rumah runtuh dan saya hanya pegangan bangunan itu. Saya ketimbun bangunan dan genteng,” ujar Endang. "Saya masih sadar waktu jatuh itu dan berusaha cari jalan keluar,” tambahnya. Setelah berhasil keluar, Endang berusaha mencari pertolongan di sekitar, namun tidak ada yang mau menolong. “Orang-orang takut mendekat ke saya karena muka dan seluruh badan saya penuh darah,” cerita Endang.
Warga Desa Padaluyu merasa senang mendapat bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mereka mengaku baru kali pertama mendapat bantuan selimut, peralatan mandi, dan karpet.
Suasana tenda pengungsian di Desa Padaluyu yang tidak layak sebagai tenda pengungsian. Satu tenda pengungsi rata-rata berisi 30 samapai 40 jiwa.
Setelah beberapa saat, ada seorang warga yang memberanikan diri membawa Endang ke Puskesmas setempat. Karena luka-luka Endang terbilang cukup parah, oleh pihak Puskesmas Endang langsung dirujuk ke RSUD Sayang dan ia dirawat selama dua hari. Di RSUD Sayang ini Endang mendapat perawatan hingga ia kemudian diperbolehkan pulang dan langsung ke tempat pengungsian di Taman Prawatasari. Beruntung seluruh anggota keluarga Endang juga selamat.
Saat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan mengadakan baksos kesehatan bagi korban gempa Cianjur, Endang pun turut menjadi pesertanya. “Tadi diperiksa sama dokter katanya jangan kena air dahulu, ini dikasih vitamin dan beras 10 kg sama masker,” ungkap Endang. Endang sangat bersyukur sekali atas kepedulian Yayasan Buddha Tzu Chi dan TNI yang sudah membantu warga korban gempa.
Nurhayati (jilbab merah) sedang berkumpul bersama keluarga besarnya. Nurhayati mendirikan lima tenda darurat di lahan perkebunan milik orang lain. Lima tenda tersebut di huni oleh 30 jiwa beruntung Tzu Chi membagikan terpal yang dapat memperluas area tenda Nurhayati.
Lain kisah dengan Nurhayati (52) warga Rt.02/06 Kel. Padaluyu, Kec. Cigenang, Kab. Cianjur. Nurhayati mengungsi di perkebunan milik orang dengan tenda seadanya. Di tenda tersebut, keluarga besar Nurhayati yang terdiri dari ibu, adik, kakak, dan keponakannya menempati 5 buah tenda darurat yang dihuni oleh 30 orang.
Pascagempa, kondisi rumah Nurhayati sudah roboh, banyak tiang-tiang rumah lepas dari temboknya. Atap rumah juga sudah miring ke sisi kanan. Artinya rumah tersebut sudah tidak bisa lagi di huni.
Rumah Nurhayati di Desa Padaluyu, Kec. Cigenang, Kab. Cianjur roboh dan menyisakan bagian atap rumahnya saja. Nurhayati berharap kepada pemerintah agar dapat membantu membangun kembali rumah yang sudah roboh agar anak-anaknya dapat berlindung dari dinginnya udara malam dan hujan.
Endang dan Nurhayati adalah dua dari 1.609 penerima bantuan paket bencana yang di salurkan oleh relawan Tzu Chi. Sejak tanggal 22-26 November 2022 relawan Tzu Chi secara rutin menyalurkan paket bantuan bagi korban bencana gempa Cianjur di posko-posko pengungsian di wilayah Kecamatan Cugenang, Kec. Nagleng, Ciharahas, Kecamatan Cilaku, Kp. Babakan, Kedung Gilang, Kel. Sukamana, Kel. Muka, Kel. Pamoyanan, Kp. Tari Kolot, Desa Padaluyu, Kp. Balandongan, Kp. Garung Desa Cirumput, dan Kp. Angkrong Desa Talaga.
Menerima Bantuan dari Tzu Chi Indonesia
Hendry Huang, relawan Tzu Chi Jakarta membagikan kupon kepada warga Desa Padaluyu, Kec. Cigenang dengan di dampingi oleh ketua RT masing-masing. Di Desa Padaluyu ini, relawan Tzu Chi membagikan 125 paket bantuan bencana di wilayah RT.02/04 dan 138 paket di RT. 01/01.
Pascagempa, Endang mengatakan rumahnya hancur dan tidak mungkin untuk ditinggali lagi. Selama di pengungsian Taman Prawitasari, Endang hanya mengandalkan bantuan dari berbagai pihak termasuk dari Yayasan Buddha tzu Chi Indonesia. Dia menerima bantuan beras dan masker medis beserta bantuan pengobatan luka-lukanya di sekujur tubuh dan wajahnya.
Sedangkan Nurhayati dibantu oleh sang suami mendirikan tenda dilahan perkebunan tepat di sisi jalan tempat relawan Tzu Chi membagikan paket bantuan bencana. Nurhayati berinisiatif untuk mendirikan tenda di pinggir jalan untuk memudahkannya jika ada yang memberikan bantuan.
"Ini tenda juga dari sukarelawan, saya buat tenda seadanya asalkan semua bisa berlindung di sini biarin sempit-sempitan,” ucap Nurhayati. Nurhayati menerima bantuan paket bantuan bencana dari Tzu Chi dan beberapa terpal serta alas tikar.
Relawan Tzu Chi memberikan paket bantuan bencana di wilayah Kp. Pakalongan, Desa Padaluyu, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Di wilayah ini relawan berkesempatan menyosialisasikan tentang Tzu Chi kepada warga dan memberikan 263 paket bantuan bencana beserta terpal, kelambu, dan karpet.
“Alhamdulillah, senang sekali ada yang bantu, terima kasih buat Tzu Chi baru ini dapat bantuan berupa selimut, karpet, dan alat mandi. Ini dapat tikar dan terpal juga dari Tzu Chi, nanti tendanya bisa dilebarin lagi,” ujar Nurhayati sedikit lega.
Nurhayati juga berharap agar pemerintah dapat segera memberikan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang telah roboh akibat gempa bumi. "Saya beserta keluarga ingin bisa hidup seperti sediakala kembali," harap Endang.
Editor: Arimami Suryo A.