Gempa Lombok: Menciptakan Keceriaan di Tengah-tengah Warga Lombok Utara
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul KhotimahRelawan
berbaur dengan ibu-ibu di Dusun Lonang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara yang
sedang masak bersama.
Berkumpul bersama warga lainnya bagi Juliani (28) adalah cara mujarab melupakan kegundahan hati akibat rumahnya yang hancur karena gempa pada Agustus 2018 lalu. Warga Dusun Lonang di Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB ini merasa senang karena relawan Tzu Chi datang lagi ke dusunnya. Seperti biasanya tak hanya membawa bala bantuan, relawan selalu bisa menciptakan keceriaan di tengah-tengah warga.
“Kalau sudah sendiri-sendiri, sedih lagi lihat rumah. Karena kan sebelumnya kita sudah punya dapur, sudah punya kamar mandi di dalam, ya meskipun tidak terlalu bagus tapi kan sudah ada. Baru saja punya, kini sudah tidak ada lagi,” kata ibu satu anak ini.
Rumah Juliani hanya tersisa kerangkanya. Ia lalu mendirikan pondok yang ditinggalinya bersama suami dan anaknya, Nadila. Saat ini, suaminya yang selama ini bekerja sebagai porter di kawasan wisata Gili belum bekerja lagi. Juliani berharap segera memiliki rumah lagi agar bisa segera bangkit, apalagi sebentar lagi musim hujan datang. Sejak gempa, hujan sudah turun sekali.
Relawan
menghibur hati anak-anak dengan mengajak mereka bernyanyi dan membagikan ice cream dan susu cair.
Rumah
Juliani hanya tersisa kerangkanya. Ia lalu mendirikan pondok di samping
rumahnya yang ditinggalinya bersama suami dan anaknya, Nadila.
“Pokoknya tempat tinggal karena kan sebentar lagi hujan. Dan saya kan punya anak kecil. Kasihan anak-anak. Kemarin sudah didata oleh bapak kepala dusun, tapi kapan datangnya itu saya kurang tahu,” tambahnya.
Pertimbangan karena sebentar lagi musim hujan juga menggerakkan relawan Tzu Chi hari ini, Rabu 3 Oktober 2018 membagikan alas tidur tebal di dusun ini.
“Setiap Kepala Keluarga akan menerima dua buah alas tidur. Di dusun ini ada 107 Kepala Keluarga, sehingga total diberikan 214,” jelas Teguh Bunarto, relawan Tzu Chi.
Setelah kepala dusun memberikan pengumuman melalui mikrofon, warga pun berkumpul di sumber suara dan menerima kupon. Tak butuh waktu lama, dengan wajah sumringah warga pun menggendong alas tidur berbagai motif ini.
“Berguna sekali apalagi saya punya anak kecil masih mengompol. Kan kemarin dapat pampers sudah habis, jadi alas tidur seperti ini mudah dibersihkan. Saya sangat berterima kasih sekali,” kata Juliani.
Mettayadi,
Kepala Dusun Lonang mendampingi relawan Tzu Chi yang tengah mengenalkan tentang
Tzu Chi.
Di
Dusun Lonang, sebelumnya Tzu Chi juga telah memberikan berbagai bantuan di
dusun sini berupa terpal, selimut, sarung, handuk, sabun, sikat gigi, dan Mi
instan DAAI.
“Mewakili masyarakat, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan dan bantuan logistik ini,” ujar Mettayadi, Kepala Dusun Lonang.
Setelah membagikan alas tidur, juga Mi instan DAAI dan biskuit di dusun ini, relawan Tzu Chi bergegas ke Dusun Montong yang tak begitu jauh dari Dusun Lonang. Di Dusun Montong ada 300 lebih Kepala Keluarga.
Enni Astuti (32) tersenyum lebar sesaat setelah menerima alas tidur dari relawan Tzu Chi. “Syukur Alhamdulillah diberikan alas tidur ini. Berguna sekali biar kami tidak kedinginan karena kan kita tidur di tanah, belum ada tempat tidurnya. Saat ini masih pakai ambal, seperti karpet tipis,” kata Enni yang di rumahnya tinggal berempat bersama suami dan dua anaknya.
“Saya sih sudah mulai semangat lagi. Kami sekeluarga sudah kembali dari pengungsian. Sudah membuat bedeng di rumah,” tambah Enni.
Enni
Astuti tersenyum lebar sesaat setelah menerima alas tidur dari relawan Tzu Chi.
Motif-motif yang lucu rupanya juga membuat anak-anak kegirangan. Seperti Rosihan Ilham yang duduk di bangku kelas 5 SD.
“Saya senang gambarnya, mau dipakai tidur di rumah,” katanya sambil menggulung alas tidur yang diterimanya.
Editor: Yuliati