Gempa Nepal: Waisak Pertama Tzu Chi di Nepal

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

Perayaan Waisak Nepal

Pada 10 Mei 2015, insan Tzu Chi yang memberikan bantuan di Nepal juga memperingati tiga hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di Lapangan Maheswori.

Pada Minggu, 10 Mei 2015, insan Tzu Chi melakukan penyaluran bantuan kepada korban gempa di beberapa titik di Nepal. Namun, karena pada hari itu yang bertepatan dengan perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia, maka insan Tzu Chi yang bertugas di Nepal juga melakukan peringatan tiga hari besar itu bersama para pengungsi korban gempa di Maheswori. Kegiatan peringatan tiga hari besar pertama di Nepal ini dihadiri oleh 600 orang dengan khidmat.

Perayaan Waisak Nepal

Anil Sakya (kanan, berjubah oranye) menegaskan nilai kemanusiaan adalah dasar ajaran Buddha.

Acara yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.00 ini juga dihadiri oleh Frater Gregory Sharkey, SJ yang merupakan Director of the Boston College Nepal Program dan pimpinan Desideri House, sebuah organisasi yang bergerak di budang pendidikan lintas agama dan budaya. Selain Gregory, acara ini juga dihadiri oleh Sangha yaitu Anil Sakya, biarawati, dan Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal Wiranata Atmadja.

Kegiatan ini memberikan kesan tersendiri bagi Anil Sakya. “Sangat bersyukur Tzu Chi Internasional datang dan mendampingi korban gempa dan melakukan segala upaya yang bisa dilakukan untuk membantu warga agar bisa bangkit kembali. inilah apa yang dilakukan oleh praktisi buddhis dan apa yang telah diajarkan oleh Buddha,” ujar Anil Sakya yang saat ini menjabat sebagai Asisten Sekretaris Petinggi Agung Thailand. Lebih lanjut, ia berharap dengan terjadinya bencana ini, masyarakat dapat hidup bersama dengan penuh cinta kasih dan saling menolong satu sama lain.

Perayaan Waisak Nepal

Kegiatan peringatan tiga hari besar ini diikuti oleh 600 orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan para pengungsi.

Senada dengan itu, Frater Gregory mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran Tzu Chi dalam meringankan penderitaan korban gempa. Menurutnya Tzu Chi dalam memberikan bantuan juga sangat bagus terutama bagaimana mereka bersumbangsih terhadap banyak orang. Lebih lanjut, ia merasa bahwa relawan Tzu Chi bisa mendorong masyarakat perlahan bangkit dari keterpurukan. “Saya sangat bersyukur Tzu Chi datang ke Nepal. Bagi orang Nepal Tzu Chi sangatlah berarti. Saya pikir seremoni pagi ini sangat penting karena berkaitan dengan hari kelahiran Buddha juga sekaligus memberikan harapan kepada warga untuk maju dan terus melangkah,” tambahnya. Berterima kasih dan berdoa agar dunia aman

Acara ini dapat berlangsung dengan baik berkat kerja sama para relawan bersama para relawan lokal. Salah satunya adalah dr. Sarvesh yang membantu para relawan membawakan acara pada hari itu. Sarvesh memang telah giat bersumbangsih satu minggu sejak gempa terjadi di posko pengobatan yang didirikan oleh Tzu Chi.

Perayaan Waisak Nepal

Frater Gregory Sharkey, SJ (berbaju putih) berharap dengan adanya kegiatan perayaan ini dapat memberikan harapan kepada warga untuk bangkit kembali.

Sarvesh mengungkapkan bahwa keinginannya untuk membantu bersama para relawan Tzu Chi adalah keputusan yang tepat. Pasalnya, dia mengaku melihat sendiri bagaiman para relawan Tzu Chi memberikan bantuan dan perhatian. Selain itu, melalui acara ini, para relawan Tzu Chi mengajak masyarakat berdoa bersama di agar dunia bebas dari bencana dan masyarakat bisa kembali ke kehidupan yang normal. “Kita semua praktisi Buddhis. kita semua hadir di sini karena kita cinta Buddha. Walau kita datang dari negara dan tempat yang berbeda tapi di sini kita datang untuk melatih apa yang Buddha ajarkan kepada kita dan sekaligus mengekspresikan rasa terima kasih kepada Buddha, Master Cheng Yen dan Sangha yang telah menunjukkan jalan yang baik kepada kita,” pungkas pria yang pernah mengenyam pendidikan di Negara Tirai Bambu itu.


Artikel Terkait

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -