Generasi Muda Peduli Lingkungan

Jurnalis : Nethania Nurdi (Tzu Ching He Qi Utara 2), Fotografer : Kelvin (He Qi Utara 2)


Yessie shigu berinteraksi dengan mahasiswa saat menjelaskan tentang daur ulang. 

Hari Sabtu biasanya digunakan seseorang untuk beristirahat dan jalan-jalan. Pagi hari terutama, jadi alasan orang-orang untuk tidur lebih lama setelah menjalani lima hari penuh aktifitas dan tekanan. Namun tidak untuk sekelompok mahasiswa ini. Sabtu, 31 Agustus 2019, pukul delapan, mereka telah berkumpul di Depo Daur Ulang Tzu Chi Center, PIK, untuk memulai hari mereka.

Mahasiswa ini berasal dari berbagai universitas, yaitu Universitas Indonesia (UI), Bina Nusantara University (BINUS), dan Podomoro University. Apa yang membuat mereka begitu semangat dan terdorong untuk datang ke depo tersebut?

Muda-mudi Tzu Chi atau Tzu Ching He Qi Utara 2 mengadakan acara WAVES. WAVES sendiri merupakan acara Tzu Ching yang bergerak di pada Misi Pelestarian Lingkungan. WAVES kepanjangan dari We Are Vegetarian and Earth Saviors. Sesuai namanya, acara ini mensosialisasikan kehidupan bervegetaris dan pola hidup yang lebih environmental-friendly dan beraktifitas pada kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan. Salah satunya juga kegiatan pemilahan sampah di Depo Daur Ulang.

Sampah menjadi Emas, Emas menjadi Cinta Kasih
“Sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih.” Begitulah yang disampaikan Yessie shigu, relawan He Qi Utara 1, kepada mahasiswa ketika membuka dan menjelaskan kegiatan pemilahan ini.

 

Martha mengajak para mahasiswa untuk berkomitmen menggunakan botol sendiri.


Kelompok pertama berkesempatan untuk memilah CD.

Untuk orang lain, sampah mungkin saja menjadi sumber penghasilan mereka. Dengan memilah sampah secara rapi, kita tidak hanya membantu membuat lingkungan yang lebih rapi dan tertata, namun juga memudahkan orang-orang dalam pekerjaannya.

“Saat orang-orang membuang barang-barang yang dapat didaur ulang tersebut, lalu kita ambil kembali, apakah kita akan mendapatkan berkah? Pasti dapat karena itu adalah salah satu cara peduli bumi ini,” tambah Yessie shigu.

Saat kita memilah sampah, tambahnya, kita pasti akan melihat ke bawah, ke barang-barang tersebut. Dengan melihat ke bawah tersebut, kita melatih diri untuk lebih rendah hati dan mengikis ego untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan.

Aktifitas Pemilahan Sampah
Sebelum memilah sampah secara langsung, mahasiswa diberikan pengetahuan terlebih dahulu terhadap barang-barang yang dapat didaur ulang dan tidak. Para mahasiswa ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan barang yang mereka pilah. Kelompok pertama memlah CD, baik bungkusan plastik maupun kaca, sedangkan kelompok lainnya memilah botol plastik.

 

Kelompok kedua yang serius memilah botol.

Aktifitas pemilahan ini sendiri sesungguhnya cukup mudah. Namun, tidak dapat dipungkiri, jumlah barang-barang yang menggunung biasanya akan membuat seseorang lelah terlebih dahulu. Namun hal itu tidak menghentikan mahasiswa-mahasiswa ini. Dengan semangat, mereka langsung bekerja setelah diberikan arahan.

Pribahasa “berat sama dengan dipikul, ringan sama dengan dijinjing” sangat terbukti dalam aktifitas ini. Dikerjakan bersama-sama dalam kelompok menjadi semangat tersendiri bagi mereka. Sembari saling berkenalan dan mengobrol, tangan tetap bekerja memilah barang-barang tersebut. Kelompok botol plastik sendiri terus mengerjakan karung demi karung botol plastik dan tak terasa depo tidak lagi dapat menyediakan botol plastik yang belum terpilah sehingga mereka beralih ke pemilahan buku.

Ketika jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, para mahasiswa dipersilahkan istirahat untuk mencuci tangan sebelum kemudian makan siang bersama. Sebelum dibagikan makan siang, mahasiswa juga diminta untuk menyampaikan sharing terhadap kegiatan yang telah mereka lakukan.

 

Foto bersama usai kegiatan WAVES Tzu Ching He Qi Utara 2.

“Menarik sih. Sekarang jadi tahu cara memilah CD untuk didaur ulang. Kegiatan juga tidak terasa sudah selesai saja”, kata Alif, mahasiswa BINUS.

Tidak jarang kelompok yang memilah buku membawa pulang buku yang mereka temukan. Walaupun telah tidak dibutuhkan oleh pemiliknya, sampah seseorang dapat menjadi emas bagi orang lain. Karena itu mahasiswa yang ingin membawa pulang buku-buku pun tetap dipersilahkan.

Acara pun diselesaikan dengan Martha Xue Jie yang mengingatkan mahasiswa-mahasiswi untuk menerapkan Satu Hari Lima Kebajikan ala Tzu Chi. Sekiranya dalam sehari, kita menjalankan lima kebajikan yang dapat membantu lingkungan dan bumi kita sendiri, yaitu: hemat air, hemat listrik, menggunakan transportasi umum, membawa peralatan makanan sendiri, dan bervegetaris.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Saatnya untuk Action

Saatnya untuk Action

22 November 2019

Demi mensosialisasikan program WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors), Tzu Ching kembali berkumpul di Aula Jing Si Batam pada Minggu siang, tanggal 17 November 2019. Ada sebanyak 25 orang peserta yang menghadiri sosialisasi kali ini.

Generasi Muda Peduli Lingkungan

Generasi Muda Peduli Lingkungan

12 September 2019

Hari Sabtu biasanya digunakan seseorang untuk beristirahat dan jalan-jalan. Namun tidak untuk sekelompok mahasiswa ini. Sabtu, 31 Agustus 2019, pukul delapan, mereka telah berkumpul di Depo Daur Ulang Tzu Chi Center, PIK, untuk memulai hari mereka. Apa yang membuat mereka begitu semangat dan terdorong untuk datang ke depo tersebut?

WAVES di Car Free Day

WAVES di Car Free Day

06 Oktober 2016
Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) Jakarta mengadakan kegiatan WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors) di kawasan bundaran HI saat acara Car Free Day (CFD) pada hari Minggu, 2 Oktober 2016, dengan tema “Take Action, Show Love for the Earth.   
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -