Generasi Muda, Tongkat Estafet Kebajikan

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rizki Hermadinata, Anita Putri (Tzu Chi Bandung)

Sebanyak 17 relawan muda resmi dilantik menjadi anggota Tzu Ching Bandung. Pelantikan ini menandai langkah baru mereka dalam menjadi bagian dari keluarga besar Tzu Chi, yang diharapkan dapat terus menyebarkan kebajikan dan semangat kemanusiaan di masyarakat.

Pada tanggal 13 April 2025, sebanyak 17 relawan muda-mudi di Bandung resmi dilantik dan bergabung sebagai anggota Tzu Ching. Pelantikan ini menjadi wujud nyata dari semangat untuk menumbuhkan generasi penerus yang akan melanjutkan misi kemanusiaan Tzu Chi.

Tzu Ching, sebutan bagi relawan muda-mudi Tzu Chi, bukan sekadar komunitas kerelawan muda, tapi juga cerminan semangat generasi baru yang siap melanjutkan jejak kebaikan para pendahulunya. Di balik setiap nama yang tergabung, ada semangat muda yang tumbuh, belajar, dan terpanggil untuk memberi. Supaya nilai-nilai kemanusiaan ini tidak hanya berhenti di satu titik, tetapi terus mengalir melintasi waktu, proses kaderisasi menjadi jembatan penting. Melalui pelantikan, lahirlah harapan baru, relawan-relawan yang siap melanjutkan misi cinta kasih dengan langkah yang lebih segar dan penuh energi.

"Hari ini kami mengadakan training dan pelantikan. Senang sekali karena kami melantik 17 Tzu Ching baru. Sejak dulu, Tzu Ching Bandung dikenal sebagai anak-anak perantauan, mereka datang dari luar wilayah untuk bersekolah di sini. Selama tiga tahun terakhir, kami mulai merekrut anak-anak muda asli Bandung dengan harapan mereka bisa menjadi bagian dari Tzu Ching yang aktif, membantu kegiatan, dan menjadi perpanjangan tangan dari Master," ujar Intan Vandhery, relawan Tzu Chi.

Mereka merupakan mahasiswa/i dari berbagai universitas dan sekolah di Bandung, yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus dalam barisan relawan muda Tzu Chi. Dengan semangat dan energi baru, mereka diharapkan mampu membawa Tzu Chi lebih berkembang dan menjangkau lebih banyak orang di masa depan.

Pelatihan dan pelantikan Tzu Ching diawali dengan kegiatan kunjungan kasih kepada para penerima bantuan. Sebanyak 20 penerima bantuan dikunjungi dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari mereka yang menerima bantuan jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari bantuan pendidikan, pengobatan, hingga bantuan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

"Jadi hari ini, kami memulai pelatihan dan pelantikan dengan kunjungan kasih bersama. Para calon Tzu Ching mengunjungi langsung para penerima bantuan, dan dari situ mereka belajar secara nyata bagaimana kehidupan para penerima. Mereka juga belajar untuk lebih bersyukur dalam hidup ini dan memahami pentingnya hidup dengan puas diri," ujar Intan Vandhery.

Pelatihan ini bukan hanya sekedar tentang bagaimana berkegiatan di Tzu Chi, tapi mereka diajarkan untuk belajar akan makna hidup secara langung dan agar memiliki rasa puas diri dan bersyukur atas apa yang mereka miliki.

Dari Rasa Penasaran Menjadi Panggilan Hati
Dhimas Rizki Respati, mahasiswa Universitas Padjadjaran, merupakan salah satu dari 17 relawan muda yang resmi dilantik menjadi anggota Tzu Ching. Ia merasa sangat bahagia telah dikukuhkan sebagai bagian dari keluarga besar Tzu Chi. Menurutnya, berada di Tzu Chi memberinya kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Senang bisa ada di sini. Tidak ada kelompok-kelompok, semua terbuka, tidak memandang siapa dan dari mana. Di sini kita seperti satu keluarga. Rasanya nyaman, tempat berkumpul yang berbeda dari tempat lain, nggak ada saling sikut, tapi justru saling mendukung,” ungkap Dhimas.

Dhimas Rizki, salah satu relawan yang dilantik, adalah mahasiswa Universitas Padjadjaran jurusan Bisnis Logistik. Dhimas merasa sangat senang dan bangga bisa bergabung dengan barisan relawan muda Tzu Chi, karena ia percaya bahwa bergabung di Tzu Chi memberinya kesempatan untuk belajar dan berkontribusi lebih banyak bagi masyarakat.

Jalinan jodoh Dhimas dengan Tzu Chi bermula dari ajakan seorang teman yang lebih dulu bergabung sebagai relawan. Awalnya hanya sekadar rasa penasaran terhadap kegiatan sosial yang dilakukan temannya, namun pengalaman pertamanya langsung meninggalkan kesan mendalam.

“Waktu itu saya diajak teman ikut kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun. Saya benar-benar tercengang, karena datang ke sini itu gratis, nggak bayar apa pun, tapi pulang malah dapat bingkisan. Buat saya itu luar biasa. Ada orang yang bahkan nggak kenal siapa penerimanya, tapi tetap mau memberi. Dari situ saya merasa, ‘Wah, ini tempatnya orang-orang baik,’ dan saya ingin jadi bagian dari itu,” cerita Dhimas.

Tzu Chi, Rumah Kedua bagi Nofi Puspitasari
Tzu Chi bukan sekadar organisasi sosial yang menjalankan misi kemanusiaan, tapi juga menjadi tempat belajar dan bahkan rumah kedua bagi para relawan. Seperti yang dirasakan oleh Nofi Puspitasari Hadi, mahasiswi Universitas Pasundan yang telah tiga tahun aktif sebagai anggota Tzu Ching. Baginya, menjadi bagian dari Tzu Chi adalah pengalaman yang sangat berharga.

“Saya nyaman di sini. Sudah tiga tahun ikut kegiatan dan banyak belajar hal baru, bertemu teman-teman baru, dan mendapat pelajaran hidup terutama untuk lebih bersyukur atas apa yang saya miliki. Saya juga belajar membagikan pengalaman baik saya kepada orang lain,” ungkap Nofi.

Pelatihan ini diawali dengan kegiatan kunjungan bersama kepada para penerima bantuan Tzu Chi, dengan tujuan agar para relawan muda dapat langsung belajar dari pengalaman hidup para penerima manfaat. Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat dan merasakan langsung dampak dari kebaikan yang mereka lakukan.

Jalinan jodoh Nofi dengan Tzu Chi dimulai dari melihat unggahan teman di media sosial yang sedang mengikuti kegiatan sosial. Rasa penasaran itu kemudian membawanya bergabung, meski awalnya ia merasa ragu dan pemalu.

“Awalnya saya cuma lihat story teman, terus ikut ngumpul bareng. Saya sebenarnya orangnya pendiam dan dulu nggak mau ikut kegiatan kalau nggak ada teman saya. Tapi setelah ikut terus, saya lihat banyak orang yang benar-benar bekerja keras mengenal dirinya sendiri. Dari situ saya pun belajar mengenal diri sendiri dan mulai mengembangkan kemampuan dalam diri,” cerita Nofi.

Dengan bertambahnya generasi muda dalam barisan relawan, diharapkan semangat cinta kasih Tzu Chi dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih luas lagi.

“Harapannya, mereka bisa mengajak lebih banyak anak muda, khususnya di wilayah Jawa Barat atau Bandung, untuk bergabung menjadi anggota Tzu Ching. Supaya kegiatan sosial ini terus berkembang di masyarakat, dan mereka bisa menjadi perpanjangan tangan Master di masa depan,” tutup Intan Vandhery.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

15 September 2014 Tema pada kamp ini adalah menyadari berkah, menghargai berkah dan menciptakan berkah kembali, dimana kita selalu belajar bersyukur atas berkah yang telah kita miliki serta menciptakan berkah kembali untuk semua mahkluk.
Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

19 Agustus 2009 Faktor kesehatan yang membuatnya tidak bisa melanjutkan kuliah di akademi keperawatan, kini Ika berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi keguruan. “Sekarang harapan aku cuma ingin sembuh, terus aku bisa kerja dan tahun depan aku bisa lanjut kuliah ambil keguruan, berprestasi dengan baik dan mengabdikan diri,” harapnya.
Lomba Pao Buah Persik Tzu Ching Medan

Lomba Pao Buah Persik Tzu Ching Medan

26 Januari 2022

Di awal tahun, Tzu Ching Medan mengadakan perlombaan Kreasi Pao Buah Persik yang diikuti 9 tim. Kegiatan diadakan di Kantor Tzu Chi Medan pada tanggal 23 Januari 2022.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -