Generasi Pertama Relawan Tzu Chi Manado

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 
 

foto
Pada pelatihan hari kedua, warga Manado yang ingin menjadi relawan mengenakan seragam relawan dan resmi bergabung menjadi relawan Tzu Chi.

Tzu Chi di Indonesia, dari tidak ada menjadi ada, dari satu tersebar menjadi  banyak hingga ke pelosok Nusantara. Dari sebuah pelita menyalakan ribuan pelita lainnya sehingga semakin banyak orang yang menciptakan berkah, dan semakin besar pula berkah yang terwujud.

 

Hal serupa terjadi di kota Manado, Sulawesi Utara. Manado dan Tzu Chi merupakan sebuah jalinan jodoh yang istimewa. Berawal karena banjir yang melanda kota tersebut pada tanggal 15 Januari 2014. Relawan Tzu Chi pada tanggal 18 Januari dengan menggunakan pesawat Hercules segera datang membawa barang bantuan ke Manado. Walaupun belum ada Tzu Chi dan belum mengenal baik kota tersebut, relawan tetap datang memberikan bantuan untuk warga yang tertimpa musibah.

Sejak pertama kalinya insan Tzu Chi datang, berbagai bantuan diberikan, seperti pembagian barang kebutuhan sehari-hari, pembagian kompor gas, hingga program Solidaritas dan Kerja Bakti yang diadopsi dari cash for work di Filipina dimana warga diajak untuk bekerja bersama membersihkan lingkungannya. Dari setiap bantuan yang diberikan, relawan juga mengenalkan apa itu Tzu Chi kepada warga. Tak disangka respon masyarakat terhadap Tzu Chi sangatlah baik dan hangat.

Hingga akhirnya pada kedatangan insan Tzu Chi Jakarta yang kelima kalinya, benih-benih relawan Tzu Chi di kota ini pun tumbuh. Pada tanggal 26 dan 27 Maret 2014, diadakan pelatihan bagi warga yang ingin menjadi relawan Tzu Chi. Antusiasme warga cukup tinggi untuk menjadi relawan Tzu Chi, sebanyak sekitar seratus tiga puluhan orang datang pada pelatihan tanggal 26 Maret. Pada pelatihan yang dimulai pada pukul 7 malam tersebut, warga dikenalkan mengenai visi misi Tzu Chi dan kisah Tzu Chi khususnya di Indonesia.

Di malam keesokan harinya, pelatihan kembali diadakan. Pada pelatihan kedua ini warga dijelaskan tentang “Keindahan Tzu Chi”. Mengapa tema tersebut yang dipilih? Karena pada hari kedua tersebut, warga yang ingin menjadi relawan mulai menetapkan diri sebagai relawan dengan mengenakan seragam relawan abu putih, untuk itulah mereka dibekali dengan bagaimana seorang insan Tzu Chi seharusnya pada saat berseragam. Di hari itu suasana tampak berbeda, karena hampir enam puluh warga mengenakan seragam relawan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Di pelatihan hari kedua, relawan Manado diperkenalkan mengenai bagaimana seharusnya tata krama insan Tzu Chi di dalam masyarakat (kiri).
  • Agustina Panela yang akrab dipanggil Osin, kerap mengikuti kegiatan Tzu Chi sebagai relawan, dan kini ia juga menjadi relawan abu putih Tzu Chi (kanan).

Ingin Tzu Chi Ada di Manado
Salah satu warga Manado yang akhirnya menjadi generasi pertama relawan Tzu Chi di Manado adalah Agustina Panela yang akrab disapa Osin. Ia bekerja sebagai Assistant Restaurant Manager di Swiss-belhotel Manado. Awal ia mengenal Tzu Chi bermula dari tempatnya bekerja. Ia melihat relawan Tzu Chi yang menginap di tempat tersebut usai sarapan pada pukul 6 pagi mereka pergi dan saat pulang ia melihat banyak lumpur di pakaian mereka. Osin pun mencari tahu dan akhirnya ia mengetahui, mereka relawan yang datang membantu warga Manado.

Sejak pembagian bantuan tahap kedua hingga sekarang, Osin pun ikut serta menjadi relawan. “Orang kena banjir kota sendiri, pengen membantu juga, tapi kalo sendiri terus bantu orang banyak, kan nggak mampu, memang dari awal pas banjir pengen bantu tapi ga tau gimana caranya,” ucap Osin yang menemukan caranya membantu melalui Tzu Chi.

Walaupun belum mengenakan seragam saat itu, namun Osin memiliki semangat yang tinggi. Ia mulai mencari cinta kasih dari banyak orang dengan mengajak teman-teman tempatnya bekerja, keluarga, hingga warga yang mendapatkan bantuan, untuk menjadi donatur Tzu Chi. Ia terinspirasi dengan relawan Tzu Chi di Pontianak, yang meskipun di wilayah tersebut belum ada kantor penghubung, mereka dapat mengajak orang lain untuk menjadi relawan ataupun donatur. Hingga saat ini, dalam waktu yang singkat Osin bisa mengumpulkan 131 donatur. Ia ingin Tzu Chi ada di Manado.

foto  foto

Keterangan :

  • Meilan Panela (kiri), salah satu warga di Tikala Baru yang ikut serta menjadi relawan. Dulu dibantu, kini ia ingin membantu orang lain (kiri).
  • Hampir 60-an warga Manado yang berganti seragam abu putih di pelatihan relawan ini. Mereka menjadi generasi pertama relawan Tzu Chi di Manado (kanan).

Dulu Menerima Kini Memberi
Osin juga mengajak keluarganya untuk ikut, salah satunya kakaknya, Meilan Panela. Kakaknya sendiri menjadi salah satu korban banjir di bulan Januari 2014 tersebut. Rumahnya di wilayah Tikala Baru pun rusak karena banjir. Suatu hari Osin menghampiri kakaknya dan mengajaknya untuk menjadi donatur, dengan senang hati kakaknya pun mau menjadi donatur. Saat itu juga Osin dan Meilan langsung berkeliling dari rumah ke rumah di sekitar wilayah Tikala Baru untuk mengajak warga di sekitar menjadi donatur.  Ternyata sambutan baik pun diterima dari warga. Tidak ada warga yang menolak, malah mereka dengan senang hati mau ikut serta. Mereka merasa dulu dibantu oleh Tzu Chi dan sekarang mereka juga ingin membantu orang lain.  Saat pertama kali berkeliling mengajak warga menjadi donatur, lebih dari 50 warga mau ikut serta. Kakaknya, Meilan, kini juga menjadi relawan Tzu Chi, mereka berdua kini resmi mengenakan seragam Tzu Chi.

Kita dapat melihat antusiasme warga Manado yang ingin Tzu Chi ada di kota Mereka. Kedatangan relawan beberapa kali telah menjalin rasa keakraban dan persaudaraan. Warga yang dulunya menerima bantuan, kini mereka ingin juga bersumbangsih bagi sesama yang membutuhkan. Sebuah niat baik dapat menghalau ribuan bencana, diharapkan melalui pelatihan ini dan tumbuhnya relawan Tzu Chi di Manado, akan semakin banyak energi positif yang terkumpul, karena satu individu dapat mengubah satu keluarga, satu keluarga dapat mengubah lingkungannya, dan satu lingkungan baik dapat mengubah masyarakat hingga negara ke arah yang lebih baik.

  
 

Artikel Terkait

Menebar Cinta dalam Bingkisan Sembako

Menebar Cinta dalam Bingkisan Sembako

27 Januari 2023

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang mengadakan bakti sosial pembagian beras dan sembako di Wihara Dhammaphala Tangerang. Sebanyak 240 paket yang diberikan masing-masing berisi beras 5 Kg, minyak goreng, gula, Mi DAAI, dan masker.

Suara Kasih: Membangkitkan Kekayaan Batin

Suara Kasih: Membangkitkan Kekayaan Batin

02 Oktober 2013 Skenario hidup ini ditulis oleh kita sendiri. Segala ucapan, perbuatan, dan jalinan jodoh kita dengan orang lain pada kehidupan lampau telah tersusun menjadi skenario untuk kehidupan mendatang kita. Buddha menggunakan hukum sebab akibat untuk menjelaskan kepada kita tentang rahasia kehidupan ini.
Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang

Peresmian Jembatan Simpay Asih Cijulang

11 Juli 2022

Tzu Chi Bandung meresmikan pembangunan jembatan ke-7 di Desa Batu Karas, Kec. Cijulang, Kab. Pangandaran, Jawa Barat pada 9 Juni 2022 dengan nama Jembatan Simpay Asih Cijulang.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -