Sebanyak 45 relawan mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih ini.
Di era globalisasi dan perkembangan zaman yang semakin modern ini, banyak orang yang cenderung mementingkan diri sendiri. Yang kaya menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya dibanding yang kurang mampu, yang memiliki kekuasaan belum tentu tergerak hatinya untuk membantu mereka yang berkekurangan. Hanya kerendahan hati lah yang dapat membuat setiap insan mau menolong dan menyumbangkan cinta kasihnya kepada sesama.
Minggu, 12 Juni 2022, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih yang kedua kali pada tahun 2022. Sekitar pukul 09.00 WIB, sebanyak 45 relawan mulai memadati ruangan kegiatan di lantai 2 kantor Tzu Chi Karimun. Tujuan pelatihan ini adalah menambah kekuatan kerelawanan. Selain itu untuk melatih diri setiap relawan agar mempraktikkan Dharma di tengah masyarakat dan menyebarluaskan cinta kasih yang tulus kepada sesama.
Sukmawati membawakan materi tentang "Persyaratan Pelantikan Relawan Senior."
Fitri sebagai pembawa acara pada kegiatan ini memeriahkan suasana dengan mengajak para hadirin untuk yel-yel bersama sebelum acara dimulai. "Bagaimana kabarnya?" tanya Fitri. " Wow, selalu ceria," jawab para hadirin. Setelah itu pelatihan pun dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Master Cheng Yen.
Relawan komite, Sukmawati membawakan materi bertemakan "Persyaratan Pelantikan Relawan Senior." Dalam materinya ia menyampaikan bahwa di Tzu Chi memiliki 3 jenis ladang berkah yaitu Ladang Welas Asih (Membantu orang yang membutuhkan), Ladang Budi Luhur (Orang Tua) dan Ladang Penghormatan (Buddha, Dharma dan Sangha). Ia juga menjelaskan apa tujuan dari penggalang dana. Adapun tujuan utama penggalangan dana adalah penggalangan hati cinta kasih. Sedangkan menggalang hati cinta kasi bagai menyalakan pelita hati, bukan saja kita dapat membangkitkan hati welas asih orang lain, juga membangkitkan hati welas asih diri kita sendiri.
“Ketika menggalang hati cinta kasih dan menggalang dana, kita harus terlebih dahulu merendahkan diri dan melepaskan keegoan, menjaga air muka dan tutur kata. Jadi sebelum kita mensucikan hati orang lain, kita harus terlebih dahulu mensucikan hati sendiri,” terangnya.
Para relawan rompi berbagi kisah selama mengikuti kegiatan Tzu Chi.
Sementara itu, makna dari pelatihan ini adalah sarana menuju pemahaman ajaran Jing Si, mengendalikan diri, rajin, hemat, tahan cobaan, penerapan Mazhab Tzu Chi dengan masuk komunitas dan menyebarluaskan ajaran Tzu Chi.
Kegiatan pun dilanjutkan dengan drama yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi. Drama yang dimainkan menceritakan kesalahan relawan saat berseragam dan bertata krama. Para relawan diharapkan untuk tidak mencontohi kesalahan yang diilustrasikan dalam drama tersebut.
Pada pelatihan ini, diputar juga video Lentera Kehidupan Master Cheng Yen yang berjudul "Bertekad untuk Melatih Diri pada Kehidupan Sekarang." Intisari dari tayangan video tersebut adalah kita harus menyelaminya hingga kita tercerahkan. Buddha berkata bahwa tidak mudah terlahir sebagai manusia, tetapi kini kita sudah terlahir sebagai manusia. Kita harus menapaki jalan Bodhisatwa dengan mendedikasikan kehidupan kita untuk membawa manfaat bagi dunia. Bagaikan sebuah pohon besar yang berbunga dan menghasilkan banyak buah, kita juga dapat membimbing banyak orang untuk melakukan hal yang sama.
Sukhino Hatta tertarik bergabung dengan Tzu Chi karena di sini banyak kegiatan positif.
Sukhino Hatta (36) pada kegiatan pelatihan ini turut berbagi kisah, bagaimana ia mengenal Tzu Chi. Ia berjodoh dengan Tzu Chi dari ajakan salah satu relawan yang bernama Dwi Hariyanto untuk mengikuti kegiatan Donor Darah pada tahun 2021. Alasan ia masih aktif mengikuti kegiatan Tzu Chi hingga saat ini adalah Tzu Chi mempunyai kegiatan yang positif yang harus ia lakukan, karena ia tidak tahu ketidakkekalan itu datangnya kapan, jadi selagi bisa berbuat baik ia akan terus melakukannya.
“Saya hidup bukan sendiri tapi kita memerlukan orang lain, dan juga kita harus berhati kasih untuk membantu orang. Selagi kita masih hidup, ikutilah kegiatan yang positif. Apa yang bisa kita lakukan hari ini, dan selanjutnya, kita lakukan saja. Kita tidak tahu ketidakkekalan itu datangnya kapan, jadi kita harus terus berbuat baik dengan tanpa pamrih,” ungkapnya.
Stepani, salah satu relawan rompi bersedia menjadi relawan Tzu Chi. Ia juga ingin membantu para relawan dalam melakukan kegiatan di Tzu Chi.
Sementara Stepani (22) salah satu relawan rompi berjodoh dengan Tzu Chi dari kegiatan pembagian beras cinta kasih untuk warga Telaga Timah. Ia diajak oleh temannya mengikuti kegiatan Tzu Chi. Dari situ ia melihat langsung cara Tzu Chi membantu sesama. Ia pun semakin tertarik dan ingin mendalaminya.
"Sangat senang bisa mengikuti kegiatan hari ini dan tayangan ceramah Master Cheng Yen tadi. Saya bersedia menjadi relawan, saya ingin berkontribusi bersama shixiong shijie yang lain juga," ucapnya.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi "Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Bila hanya menunggu, kesempatan itu akan berlalu dan semuanya akan terlambat."
Editor: Khusnul Khotimah