Giat dan Bersatu Hati Menebar Cinta Kasih
Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Beverly, Prawira, Melvin, Arisman, Joice (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)Lie Fong (kiri) didampingi Kartono dan Ruxin memotong tumpeng peringatan HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ke-4. Lie Fong yang sebagai pelopor berdirinya Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun berharap relawan semakin giat merangkul lebih banyak para Bodhisatwa.
Tanggal 5 Juni merupakan hari berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada tahun 2015 ini Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati HUT ke-4 yang dirayakan pada hari Minggu, 7 Juni 2015. Sebanyak 85 relawan yang terdiri dari relawan komite 6 orang, biru putih 15 orang, abu putih 19 orang, Tzu Shao 24 orang, Xiao Tai Yang 13 orang, dan relawan kembang 8 orang turut merayakan peristiwa bersejarah ini.
Berbeda dengan perayaan HUT sebelum-sebelumnya, perayaan kali ini dipandu oleh para Bodhisatwa cilik dari Tzu Shao, Hokky Tandean (16), Rudianto (17), dan Indah (18). Kali pertama membawakan rangkaian acara perayaan ulang tahun lantas tidak membuat mereka berkecil hati, justru sebaliknya mereka bangga mendapat kesempatan baik ini.
“Sungguh pengalaman yang membuat hati berdebar-debar dan grogi,” ungkap Hokky, “Menjadi pembawa acara merupakan pengalaman pertama bagi saya dan sahabatku Rudianto”. Hokky yang masih menimba ilmu di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mengemban tanggung jawab sebagai anggota game dan konsumsi di kelas budi pekerti Xiao Tai Yang.
Sebelum perayaan ulang tahun Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dilaksanakan seluruh relawan yang hadir melaksanakan kebaktian sebagai ungkapan syukur insan Tzu Chi.
Hokky (kanan) dan Indah memandu setiap acara dengan baik, meskipun ini pengalaman pertama. Mereka pun bangga bisa menjadi pembawa acara yang special ini.
Mengenang Perjalanan Cinta Kasih di Tanjung Balai Karimun
Merayakan ulang tahun berarti kita harus mengingat kembali sejarah masa lalu. Pada bulan Agustus tahun 2005, di RSUD Karimun diadakan kegiatan baksos berskala besar oleh Tzu Chi Batam yang bekerjasama dengan insan Tzu Chi Singapura dan Malaysia yang berhasil mengobati kurang lebih 4.000 pasien.
Lie Fong Shijie (51) yang saat itu sudah menjadi relawan Tzu Chi Abu Putih sejak tahun 2004 bersama Ruxin Shijie turut bersumbangsih pada baksos tersebut. Setelah melihat banyaknya pasien yang membutuhkan bantuan, hati mereka pun tergugah untuk membantu sesama. Jalinan jodoh pun telah matang, maka timbullah niat untuk mendirikan Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun.
Di awal berdirinya Tzu Chi, donatur yang turut bersumbangsih pun terbilang tidak banyak. Oleh karena itu, kedua Bodhisatwa ini harus ekstra keras memperkenalkan Tzu Chi kepada semua orang agar mau bersumbangsih di Tzu Chi dengan menjadi donatur. Melalui dana dari para donatur inilah yang digunakan membantu kasus pasien yang membutuhkan. Selain terkendala donatur, juga terkendala jumlah relawan yang membantu. Salah satu relawan yang siap membantu mereka saat itu sampai sekarang ini adalah Ema Shijie. Berawal dari perjuangan merekalah Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bisa berdiri sampai saat ini.
Di sela acara, anak-anak kelas budi pekerti Tzu Shao menyuguhkan isyarat tangan kepada para relawan yang hadir dalam perayaan hari ulang tahun Tzu Chi yang diadakan pada minggu 7 Juni 2015.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta yang hadir berfoto bersama untuk mengenang moment yang sangat penting bagi Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.
Sebelum mempunyai kantor sendiri, kegiatan Tzu Chi dipusatkan di rumah relawan secara bergantian. Melalui perjuangan yang tidak mudah akhirnya pada tahun 2011 Lie Fong Shijie meminjamkan tempat di Jl. Thamrin No. 72-73, Tanjung Balai Karimun untuk dijadikan kantor Tzu Chi.
”Saya merasa sangat terharu ketika melihat kilas balik Tzu Chi dari tahun 2011 sampai 2015. Saat diputarkan kilas balik tersebut, banyak teringat kisah perjuangan suka dan duka untuk bisa mendirikan Tzu Chi di Tanjung Bala Karimun,” ungkap Lie Fong Shijie. “Saya melihat relawan Tzu Chi begitu antusias bersumbangsih di Tzu chi, kegiatan yang dilakukan Tzu Chi bagus tapi tidak ada tempat untuk melakukan kegiatan dan harus berpindah lokasi. Saya kasian, saya meminjamkan dua ruko untuk Tzu Chi,” imbuhnya. Ia berharap setiap relawan dapat menjalankan tanggung jawabnya masing-masing dengan sepenuh hati bukan dengan terpaksa. “Saya merasa bersyukur karena Shixiong dan Shijie semua bersedia memikul tanggung jawab untuk membantu Ruxin Shijie di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun,” ucapnya, “Dengan sikap tanggung jawab sepenuh hati itulah Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun dapat lebih maju dan berkembang”.
Di akhir acara diadakan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun. Pemotongan tumpeng berwarna kuning ini melambangkan semangat, dengan harapan semangat untuk maju tertanam dalam diri para relawan lebih tinggi, sehingga bisa bersama-sama bersumbangsih membantu orang yang membutuhkan. Seperti ibarat sebuah kebun teh yang luas dan subur jika yang memetik hanya satu atau dua orang saja, maka membutuhkan waktu yang lama untuk memetik hasil kebun teh tersebut. Demikian juga di Yayasan Buddha Tzu Chi, jika hanya satu atau dua orang saja yang bekerja tentunya membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tujuan visi dan misi di Tzu Chi. Kerja keras, kerja sama, dan tanggung jawab merupakan awal untuk maju dan berkembang.
Artikel Terkait
Giat dan Bersatu Hati Menebar Cinta Kasih
10 Juni 2015Tanggal 5 Juni merupakan hari berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada tahun 2015 ini Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati HUT ke-4 yang dirayakan pada hari Minggu, 7 Juni 2015. Sebanyak 85 relawan yang terdiri dari relawan komite 6 orang, biru putih 15 orang, abu putih 19 orang, Tzu Shao 24 orang, Xiao Tai Yang 13 orang, dan relawan kembang 8 orang turut merayakan peristiwa bersejarah ini.