Giat Mencintai Orang Tua

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi memberikan semangat pada oma agar ikut merasakan kegembiraan bersama-sama. Sentuhan kasih ini mampu mengobati rasa rindu mereka terhadap anak-anaknya.

Sabtu, 13 November 2010 relawan Tzu Chi menebarkan cinta kasihnya dengan melakukan kunjungan kasih ke Panti Sosial Tresna Wreda Senjarawi, yang berlokasi di jalan Jeruk No. 7, Bandung. Panti ini dihuni oleh 60 oma dan 28 opa, serta melibatkan 19 relawan Tzu Chi.

Mencintai sesama dan melakukan kebajikan adalah perbuatan yang mulia, itulah yang selalu diterapkan oleh para insan Tzu Chi. Seolah tak mengenal ruang dan waktu, relawan Tzu Chi selalu menebarkan cinta kasihnya bagi mereka yang membutuhkan uluran kasih Tzu Chi.

Pada pukul 09.00 WIB relawan Tzu Chi tiba di Panti Wreda Senjarawi, terlihat persiapan yang dilakukan oleh para insan Tzu Chi seperti makanan ringan, buah-buahan, pasta gigi, dan sikat gigi yang akan dibagikan pada oma dan opa yang menghuni Panti Sosial Tresma Wreda Senjarawi. Seperti pada kunjungan kasih sebelumnya, setiap insan Tzu Chi mengunjungi Panti Wreda Senjarawi selalu mendapatkan sambutan hangat dari oma opa. ”Selamat pagi, sini oma kangen,” ujar salah satu oma yang sangat merindukan kedatangan para relawan Tzu Chi.

Benar saja, begitu relawan Tzu Chi memasuki ruangan dimana oma opa berkumpul, beberapa dari insan Tzu Chi langsung dipeluk oleh oma. Haru dan gembira terpancar dari wajah para relawan Tzu Chi maupun oma opa yang menghuni Panti Wreda Senjarawi.

foto  foto

Keterangan :

  • Lagu isyarat tangan yang berjudul “Satu Keluarga” dan “Sebuah Dunia yang Bersih” menjadi pembuka pada kegiatan kunjungan kasih ke Panti Sosial Tresna Wreda Senjarawi. (kiri)
  • Raut wajah oma yang terlihat gembira sekali ketika para Tzu Ching menghiburnya, yang didampingi oleh relawan Tzu Chi. Jalinan jodoh ini terlihat begitu harmonis antara oma dan insan Tzu Chi. (kanan)

Lagu isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga dan Sebuah Dunia yang Bersih menjadi pembuka acara kunjungan kasih. Ada yang berbeda pada kunjungan kali ini, yaitu hadirnya para Tzu Ching di Panti Wreda Senjarawi. Keterlibatan para Tzu Ching pada kunjungan ini mampu membawa suasana yang berbeda, dimana para oma dan opa terlihat begitu senang sekali ketika para Tzu Ching berinteraksi langsung dengan mereka.

"Sangat baik, sangat menarik, dan luar biasa kita bisa di sini turut berpartisipasi secara aktif tentunya untuk membantu oma opa di sini, dalam bentuk hiburan dan membuat mereka gembira. Kita harus pintar menyesuaikan diri dan menempatkan posisi sebagaimana berada diposisi mereka. Karena suatu hari nanti kita juga akan tua dan pasti berada di posisi mereka. Oleh karena itu kita harus mendekatkan diri dari hati ke hati, bagaimana cara mengungkapkan kepedulian kita kepada mereka, salah satunya dengan melalui perkataan, sentuhan, dan sebagainya,” ujar Linda Huang, salah satu Tzu Ching, yang selalu menghibur para oma dan opa.

Selain menyanyi dan menari, kegiatan seperti menggunting rambut, kuku, dan memijat menjadi tugas rutin bagi para relawan Tzu Chi. Terpancar rawut wajah oma opa yang begitu gembira ketika para insan Tzu Chi berinteraksi langsung dan memberikan perawatan kepada oma opa. ”Senang sekali jadi ada perhatian untuk orang-orang tua. Meskipun  kita punya anak tapi kan anak-anak sibuk, jadi jarang dateng. Nah adanya relawan dari Buddha Tzu Chi tuh ramah-ramah jadi senang sekali ada yang perhatiin,” ujar Oma Irene (62) asal Menando yang sudah satu setengah tahun lamanya menjadi penghuni Panti Wreda Senjarawi.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah satu Tzu Ching bernyanyi bersama opa-opa. Hiburan ini dimaksudkan agar para oma dan opa dapat larut dalam kegembiraan dan mengobati rasa rindu mereka kepada anak-anaknya. (kiri)
  • Relawan Tzu Chi Bandung, mencukur rambut oma opa yang sudah terlihat panjang, dan mereka pun mempunyai gaya rambut yang lebih rapih setelah dicukur oleh relawan Tzu Chi. (kanan)

Oma Irene terlihat begitu gembira dan haru ketika relawan Tzu Chi memberikan hiburan dan perhatian kepadanya, Ia sangat bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang telah memperhatikan oma opa dengan penuh cinta kasih, "Oma mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas perhatian, kunjungan, dan bingkisan-bingkisan yang telah diberikan. Kita sebagai orang tua tidak bisa bales ya, tapi Tuhan yang akan membalasnya dengan berlimpah."


Kegembiraan pun dirasakan oleh Himawan Sidarta, salah satu relawan Tzu Chi yang kerap kali memberikan hiburan kepada oma opa yang berada di ruangan tersebut. "Sangat berguna bagi kita, sebab dengan melihat langsung ke panti wreda ini kita bisa berintrospeksi. Jadi dengan sering kita datang ke panti wreda ini berarti kita sedang memupuk kebaikan diri kita yang akan datang. Dan mereka senang dengan kehadiran kita,” ujarnya.

Kegiatan pun berakhir pada pukul 11.30 WIB dan tak lupa para relawan Tzu Chi membagikan bingkisan kepada oma opa seperti, makanan ringan, buah-buahan, dan perlengkapan mandi.  Sebelum insan Tzu Chi beranjak dari ruangan, para relawan Tzu Chi mengajak mereka berdoa bersama untuk para korban bencana merapi di Yogyakarta dan tsunami di Mentawai serta untuk Indonesia agar terhindar dari becana.
  
 

Artikel Terkait

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

15 Maret 2023

Terlahir tanpa langit-langit rongga mulut (palatoschisis atau cleft palate), kedua orang tua Roilah dan Laily sempat putus asa. Khoirul gundah melihat kedua buah hatinya kesulitan dalam pergaulan. Pada 12 Maret 2023, kedua putri Khoirul berhasil di operasi oleh Tim Medis Tzu Chi

Berbagi Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi

Berbagi Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi

27 April 2018
Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Downstream Dumai mengadakan penyuluhan kesehatan di SMPN 06 Dumai Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, pada Jumat 6 April 2018.
Menentramkan Hati Warga Korban Kebakaran di Kelurahan Krukut

Menentramkan Hati Warga Korban Kebakaran di Kelurahan Krukut

28 Maret 2019
Malam itu waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, waktu bagi sebagian orang tengah nyenyak tidur, sebagian lagi baru mau istirahat dari segala kesibukan. Tetapi lain halnya bagi warga RW 5, Kelurahan krukut, Kecamatan Tamansari Jakarta Barat. Sabtu malam atau Minggu dini hari, 17 Maret 2019 adalah waktu tersibuk bagi mereka buat menyelamatkan diri dari kobaran si jago merah.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -