Giat Menghirup Dharma di Hari Libur
Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli Tan, Halim KusinSetelah mendengar Dharma Master Cheng Yen melalui video, peserta Xun Fa Xiang saling berbagi pengalaman dengan berbagai sudut pandang.
Saat libur Idul Fitri yang panjang tiba, biasanya orang-orang akan pergi meninggalkan rumah dan bertamasya ke luar kota. Ada sekelompok relawan Tzu Chi yang justru memanfaatkan liburan untuk Menghirup Keharuman Dharma di Pagi Hari. Tanggal 16-21 Juli 2015, setiap pagi jam 6.40 tiba, mereka berkumpul di lantai 1 gedung DAAI untuk mendengar Dharma Master Cheng Yen melalui tayangan video. Di hari biasa yang bukan liburan, kegiatan Menghirup Keharuman Dharma atau Xun Fa Xiang ini tetap ada, bedanya adalah pada teksnya. Atas usul dari Livia Shijie, yaitu relawan komite yang juga merupakan salah satu ketua komunitas He Qi, maka diadakan Xun Fa Xiang yang teksnya telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Menurut Livia, Xun Fa Xiang yang disertai teks bahasa Indonesia akan membantu orang lebih memahami Dharma yang disampaikan, karena itulah di komunitas He Qi Utara, ia memiliki tim penerjemah yang khusus melakukan pekerjaan itu. Begitu pula dengan materi yang disiapkan untuk Xun Fa Xiang liburan ini, juga merupakan hasil kerja dari tim penerjemah ini.
Atas usul Livia Shijie (kanan), maka Xun Fa Xiang ini dapat terlaksana dengan baik.
Setiap hari relawan yang hadir adalah 10-20 orang. Usai mendengar Dharma dari Master Cheng Yen, mereka masih menyempatkan waktu untuk membahas kembali isi Dharma yang baru didengar dari berbagai sudut. Hal itu diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan, juga menumbuhkan kebijaksanaan bagi relawan. Karena liburan pula, maka mereka bisa lebih leluasa melakukan sharing. Bagi mereka, membahas Dharma adalah hal yang menarik.
Salah satu yang hadir adalah Kelvin (16) yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Ia ikut hadir karena informasi yang ia dapatkan dari Suparjo Shixiong, salah satu relawan Tzu Chi. Untuk tiba di Tzu Chi Center dari rumahnya yang terletak di daerah Teluk Gong, ia mengendarai sepeda. Anak kedua dari 3 bersaudara ini sudah gemar menonton DAAI TV sejak berumur 7 tahun, banyak program DAAI TV yang telah membuatnya terinspirasi. Karena terinspirasi, maka sejak tahun 2014 lalu, ia mengajak teman-temannya melakukan pelestarian lingkungan. Hingga saat ini, teman yang diajaknya sudah mencapai 18 orang. Selain memilah barang daur ulang, kadang-kadang mereka juga melakukan bedah buku, misalnya membahas buku Menabur Benih Kebahagiaan dan Ilmu Ekonomi Kehidupan.
Ia mengaku sangat suka dengan Tzu Chi dan sangat ingin bergabung, namun sang mama belum sepenuhnya mendukung. Beberapa tahun sebelum ayah meninggal, Kelvin pernah membuat ayahnya sangat marah sehingga darah tingginya naik. Hingga kini, rasa sesal dalam dirinya tetap bersemayam karena tidak sempat meminta maaf. “Ini adalah penyesalan terbesar dalam hidup saya,” tuturnya sedikit menunduk. Ia mengaku, ikut mendengar Dharma seperti ini dapat membuat batinnya lebih tenang. “Mendengar Dharma untuk menenangkan hati. Juga supaya jangan mengulangi kesalahan yang sama terhadap mama,” katanya membuat janji terhadap diri sendiri. Melalui Dharma mendapatkan kebahagiaan, melalui Dharma juga Kelvin dapat lebih berbakti kepada orang tuanya.
Kelvin (tengah) hadir di Tzu Chi Center dengan mengendarai sepeda dari rumahnya yang berlokasi di Teluk Gong. Mendengar Dharma dapat membuat batinnya tenang.