Gotong Royong Membantu Kesulitan di Tengah Pandemi Covid-19
Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Dok. Tzu Chi SurabayaPengemasan sembako oleh relawan dimulai pada tanggal 22 April 2020 di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya.
Sebanyak 12.000 paket sembako telah tuntas dibagikan kepada warga terdampak Covid-19 di wilayah Surabaya dan sekitarnya pada 12 Mei 2020. Pengemasan sembako sebanyak itu tidak luput dari kerja keras oleh seluruh insan Tzu Chi Surabaya. Bahan-bahan perlengkapan sembako disiapkan dan relawan mulai mengemas paket bantuan tersebut mulai tanggal 22 April 2020 di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya.
Paket bantuan tersebut secara bertahap dikirimkan ke instansi, untuk kemudian disalurkan kepada para warga terdampak covid-19. Di antaranya adalah Polda Jatim, Divif 2 Kostrad Malang, Kodam V Brawijaya, Pemprov Jatim, Pasukan Marini 2 dan Lantamal V Armada Surabaya. Seluruh bantuan tersebut dibagikan secara menyeluruh kepada warga prasejahtera dan warga terdampak Covid-19 secara ekonomi.
Seluruh relawan mengerahkan kemampuannya, bekerja sama dan saling bahu-membahu. Bantuan paket tersebut antara lain Beras 5 kilogram, minyak 2 liter, gula 2 kilogram, mi instan 5 bungkus, kopi bubuk 1 renceng, masker kain non medis, dan satu lembar surat dari Master Cheng Yen. Dalam surat tersebut, Master Cheng Yen menyampaikan rasa kekhawatiran yang mendalam, beliau berharap agar setiap orang peduli akan kesehatan, kebersihan agar terhindar dari virus.
Becky, merasa bersukacita bisa bersumbangsih di saat pandemi seperti ini. Saat beberapa relawan yang berumur dilarang untuk keluar rumah, ia masih bisa ikut bekerja bersama relawan lain.
“Bantuan ini akan habis pada saatnya, tetapi cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dengan tulus saya mendoakan semoga Bapak/Ibu semua senantiasa aman dan tentram: bertumbuh dalam berkah dan kebijaksanaan,” tulis Master dalam suratnya.
Mengingat 12.000 paket sembako tidaklah sedikit dan bahan sembako di dalamnya adalah barang-barang berat dan memerlukan tenaga yang extra, relawan mengajak beberapa pegawainya untuk membantu memuat barang ataupun angkut barang. Karena pembatasan sosial di masa pandemi ini diperpanjang, tidak semua relawan bisa datang untuk pengemasan. Karena itu kerjasama dari relawan terus mengalir untuk bekerja dari rumah, seperti yang dilakukan Ida Sabrina dan keluarganya yang membantu melipat surat dari Master.
Kurang lebih dua minggu waktu pengemasan bantuan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, tiap harinya relawan bisa menyelesaikan 800 hingga 1.500 paket. Salah satu relawan yang tidak pernah absen dari kegiatan pengemasan paket sembako tersebut adalah Becky, yang sangat bersukacita bisa bersumbangsih di saat pandemi seperti ini. Di saat beberapa relawan yang berumur lanjut dilarang untuk keluar rumah namun ia masih bisa ikut bekerja bersama relawan lain.
Relawan memiliki tugas masing-masing mulai dari pengangkutan, merekatkan logo ke kardus, menyiapkan bahan perlengkapan di samping meja, pengemasan, penyusunan paket, dan pengiriman ke gudang sembako.
“Sebetulnya saya di sini (di Depo) juga gelisah dan selalu terpikir banyak orang yang mungkin sangat kekurangan akibat wabah ini. Namun setelah melihat foto dokumentasi bahwa bantuan paket sembako telah sampai kepada warga yang terdampak, saya sangat sangat senang dan terharu, kerja keras kita di sini terbayar sudah. Luar biasa sekali,” ungkap Becky.
Mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB mereka semua terus mengemas sembako dan hanya berhenti sesekali saja. Terlihat baju-baju mereka mulai basah karena keringat terus mengalir, namun mereka tetap bersendau gurau sesekali melempar pertanyaan satu sama lain untuk membakar semangat.
Relawan memiliki tugas masing-masing mulai dari pengangkutan barang-barang, merekatkan logo ke kardus, menyiapkan beras, gula dan minyak di samping meja, pengemasan, penyusunan paket, dan pengiriman ke gudang sembako. Sio San merupakan relawan komite yang baru dilantik tahun lalu merasa bersyukur bisa hadir di tengah-tengah tim tanggap darurat Tzu Chi Surabaya untuk penanganan Covid-19.
“Senang sekali bisa ikut turun untuk bagi juga bisa ikut dalam proses pengemasan sembako, sangat senang,” ujarnya saat selesai melakukan pembagian sembako.
Bersumbangsih dari Rumah Saja
Sio San bersyukur bisa hadir di tengah-tengah tim tanggap darurat Tzu Chi Surabaya untuk penanganan Covid-19.
Melihat Alat Perlindungan Diri (APD) yang begitu langka, relawan berinisiatif untuk membuat inovasi face shield dan masker kain buatan sendiri. Alat dan bahan yang digunakan pun sangat sederhana dan banyak ditemui di toko juga perlengkapan Alat Tulis Kantor (ATK). Pembuatan face shield ini dilakukan oleh relawan mulai dari tanggal 30 Maret 2020.
Face shield ini bertujuan untuk proteksi diri di bagian wajah. Keterbatasan relawan untuk melakukan kegiatan di luar akibat pandemi ini membuat mereka harus berkreatifitas dari rumah sebagai bentuk sumbangsih. Pembuatan face shield ini sendiri awalnya adalah inisiatif dari Becky. Awalnya ia ingin membuat masker namun karena belum ada penjahit yang cocok ia memutuskan untuk mulai membuat face shield sendiri.
“Awalnya ingin bikin pelindung masker tapi tidak bisa jahit, cari penjahit, tapi lambat sekali. Bingung juga apa ya yang bisa saya lakukan utuk melindungi para nakes. Saya lihat face shield juga sih tapi pesimis karena gambar yang saya lihat itu bikinan pabrik. Setelah saya kirim ke TIMA kita yang kerja di RS Adi Husada, mereka kirim foto mereka lagi jaga di depan RS lengkap dengan masker dan face shield, lalu dr. Anas bilang pihak RS bikin sendiri. Saya minta videokan face shield yang mereka bikin, karet mereka pakai staples, saya pikir kalo staples umurnya bakal pendek, baru terpikir pakai alat jahit,” tuturnya.
Relawan berinisiatif untuk membuat inovasi face shield buatan sendiri dengan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemui.
Becky dengan dibantu beberapa karyawannya setiap harinya bisa menghasilkan 200 hingga 300 pcs setiap harinya. Face shield tersebut akan dibagikan kepada rumah sakit rujukan bererta dengan APD lainnya yang telah disediakan oleh Tzu Chi Surabaya
Terbukti dengan tekad juga semangatnya untuk membuat face shield ini membuat beberapa relawan ikut membantu dengan membuat dari rumah masing-masing. Hingga saat ini sudah 2.345 pcs face shield telah dibagikan kepada rumah sakit.
“Happy dan terharu akhirnya bisa lakukan sesuatu untuk melindungi para nakes,” pungkas Becky.
Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama terutama di masa pandemi seperti saat ini. Seperti yang dilakukan oleh relawan yang bisa bekerja dari rumah, relawan di lapangan memberikan dukungan serta semangat kepada mereka yang menjadi terdampak Covid-19, hingga membantu kebutuhan pokok bagi mereka yang terdampak pandemi ini.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Gotong Royong Membantu Kesulitan di Tengah Pandemi Covid-19
13 Mei 2020Sebanyak 12.000 paket sembako telah tuntas dibagikan kepada warga terdampak Covid-19 di wilayah Surabaya dan sekitarnya pada 12 Mei 2020. Pengemasan sembako sebanyak itu tidak luput dari kerja keras seluruh insan Tzu Chi Surabaya. Kita simak kisahnya berikut ini!