Guratan Tawa di Wajah Al Bukhari

Jurnalis : Siti Aminah (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Al Bukhari (kaos hitam) tampak bergembira bisa berkumpul dan belajar dengan teman-temannya di Pesantren Mutiara Bangsa. Usai sembuh dari penyakit gangguan syaraf, ia memilih untuk kembali bersekolah.

Mandiri, menjadi kata pertama yang terlintas ketika relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali bertemu dengan Al Bukhari. Remaja 14 tahun penerima bantuan Tzu Chi asal Pulau Parit itu kini terlihat sangat berbeda. Wajahnya tampak lebih segar dan badannya sudah tegap tanpa tongkat penyangga.

Dulu Al Bukhari (14) pernah mengalami gangguan saraf. Penyakit itu mengakibatkan setengah badannya lumpuh dan harus menjalani pengobatan di Tanjung Balai Karimun. Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi dimulai ketika lebih dari setahun yang lalu, tepatnya pada 3 April 2017. Saat itu orang tuanya terkendala biaya transportasi untuk berobat ke Pekanbaru.


Tepat pada pukul 10.53 WIB, relawan tiba di Pulau Parit dengan menggunakan alat transportasi kapal pancung. Sebanyak 9 orang relawan ikut berpartisipasi dalam kunjungan ini.

Kasus Al Bukhari itu terksesan mendadak diterima relawan karena esok harinya mereka sudah harus berangkat ke Pekanbaru. Relawan pun tidak semata-mata menerima karena mereka belum melakukan survei. Namun jalinan jodoh itu tidak terputus begitu saja.

Sebulan setelah permohonan bantuannya, relawan kembali bertemu dengan Al Bukhari di Rumah Sakit Karimun. Kendala biaya untuk menyeberang ke Pekanbaru akhirnya membuat dokter menyarankan mereka melakukan terapi di Karimun. Namun untuk mencapai Karimun, mereka juga masih membutuhkan biaya transportasi laut.


Relawan memilih berjalan kaki sejauh 1 km dari pelabuhan ke Pesantran Mutiara Bangsa, tempat Al Bukhari melanjutkan pendidikan.

Untuk mendukung pengobatan Al Bukhari, Tzu Chi memberikan bantuan biaya transportasi setiap mereka melakukan pengobatan di Karimun. Relawan juga meminjamkan tongkat kepada Al Bukhari agar ia bisa cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya itu. Hingga berkat kegigihan, ketekunan, serta motivasi dari keluarga dan relawan, Al Bukhari perlahan-lahan melepaskan tongkatnya dan berjalan dengan normal.

Kegigihan dan ketekunan Al Bukhari yang menjalankan pengobatan dan terapi selama 7 bulan untuk menyembuhkan penyakit, akhirnya berhasil. Kamis, 5 Oktober 2017, Al Bukhari bersama ibunya datang ke kantor Tzu Chi untuk mengembalikan tongkat yang dipinjamkan kepadanya. Ia sudah dinyatakan sembuh dari penyakit yang dideritanya. Relawan pun sangat bahagia saat melihatnya pulih dari penyakitnya.

Usai mendengar berita bahagia itu, relawan membuat acara syukuran di kampung halaman Al Bukhari di Pulau Parit. Syukuran ini adalah wujud dukungan dan doa relawan agar remaja itu lebih bersemangat dalam menjalani kehidupannya.

Kembali Bersekolah


Setelah sebulan berpendidikan di Pesantren Mutiara Bangsa, Al Bukhari sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Awalnya ia termasuk anak yang pendiam dan kurang bergerak, Tampak dari foto, Al Bukhari sudah aktif saat melakukan kegiatan di Pesantren.

Di tahun ajaran baru, wajah Al Bukhari kembali berbahagia karena ia bisa bersekolah lagi. Ia memilih melanjutkan pendidikannya ke pesantran untuk melatih kemandirian, menjadi pribadi yang taat pada agama, dan bisa meraih cita-citanya kelak. “Ingin belajar agama dan belajar menjadi di pesantren ini dan cita-cita saya adalah menjadi seorang pilot,” ucap Al Bukhari saat relawan bertanya padanya.

Sabtu, 28 Juli 2018, relawan memutuskan untuk berkunjung ke Pesantren tempat Al Bukhari melanjutkan pendidikannya. Pada kunjungan tersebut, relawan juga ingin menjalin silaturahmi dengan para santri, santriwati, dan guru-guru di Pesantren Mutiara Bangsa.


Pada kunjungan itu, relawan juga membagikan alat tulis dan Mi DAAI untuk para santri dan santriwati agar mereka lebih semangat dalam menuntut ilmu. 

“Awal masuk itu (Al Bukhari) agak diam, terus kurang gerak. Tapi lama-lama, Alhamdulillah, dia jadi aktif bermain sama teman-temannya,” tutur Ustaz Edy Gunawan, salah satu guru di Pesantren Mutiara Bangsa. “Kami melihat perkembangannya di sini sangat baik,” imbuhnya. Mendengar perkataan Ustaz Edy Gunawan, relawan berharap Al Bukhari bisa membalas budi kedua orang tuanya yang tidak mengenal lelah menjaganya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Perjuangan Heny Berdamai dengan Kanker Payudara

Perjuangan Heny Berdamai dengan Kanker Payudara

03 Oktober 2022

Heny didiagnosis menderita kanker payudara pada tahun 2021, saat itu usianya 39 tahun. Ada benjolan di kedua payudaranya dan di sisi kanan positif kanker. Dokter menyarankan Heny menjalani mastektomi (operasi).

Bersyukur dan Bersemangat Melakukan Kunjungan Kasih

Bersyukur dan Bersemangat Melakukan Kunjungan Kasih

14 Juni 2022

Sebanyak 45 relawan mendapatkan pembekalan di Kantor Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat di ITC Mangga Dua sebelum mengunjungi rumah-rumah penerima bantuan Tzu Chi.

Semangat Menempa Pendidikan Walau Kurang Pendengaran

Semangat Menempa Pendidikan Walau Kurang Pendengaran

01 Desember 2022

Relawan Tzu Chi mendukung penuh pendidikan Rachell, seorang anak penerima beasiswa Tzu Chi yang menderita tunarungu. Dari dukungan ini, relawan ingin memperbaiki kehidupan keluarga keluarga dan mewujudkan cita-cita Rachell. 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -