Hadiah Istimewa di Penghujung Tahun

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto
Hari Jumat, 21 Desember 2012, sebanyak 12 relawan menyerahkan kunci kepada 5 keluarga penerima bantuan Program Bebenah Kampung Cilincing.

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah sampai pada penghujung tahun 2012. Jumat, 21 Desember 2012 adalah hari yang dipilih oleh para relawan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk melakukan penyerahan kunci kepada lima keluarga penerima bantuan Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Cilincing, Jakarta Utara.

 

Relawan berencana untuk mendatangi kelima rumah tersebut satu per satu. Lima rumah tersebut letaknya cukup berjauhan. Setibanya mereka di lokasi, hujan deras mulai turun, memberikan tantangan tersendiri bagi 12 relawan Tzu Chi yang ditemani Ketua RT dan RW setempat. Namun, cuaca yang kurang bersahabat tidak menghambat kesatuan hati mereka untuk menyerahkan kunci bagi para penerima bantuan, terlebih lagi para relawan memahami suasana hati para penerima bantuan yang sudah tidak sabar lagi untuk dapat menempati rumah barunya. Melewati jalanan yang sempit serta becek di tengah guyuran hujan bukanlah alasan untuk menyerah.

Salah satu penerima bantuan yang rumahnya dibedah adalah Dwi Lestari, seorang ibu yang sehari-hari bermatapencaharian sebagai buruh cuci. Ia tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai supir mikrolet di wilayah Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Rumah mereka adalah rumah terakhir di hari itu yang diserahkan kuncinya. Terlihat mereka sudah bersiap menyambut kedatangan para relawan dengan sangat antusias, bahkan Ibu Dwi sudah mempersiapkan minuman dan makanan ringan bagi para relawan.

foto  foto

Keterangan :

  • Meski hujan deras mengguyur, kesatuan hati relawan tidak luntur untuk menyerahkan kunci yang telah ditunggu-tunggu warga (kiri).
  • Dengan penuh sukacita dan rasa syukur, Dwi Lestari memasuki rumah barunya (kanan).

Ketika masuk ke rumah lamanya yang sudah nampak baru, Dwi tidak dapat membendung kegembiraannya, “Terima kasih! Terima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi! Biar Allah yang balas!” Serunya kepada pada relawan. Relawan yang menyerahkan kunci juga tidak kalah gembiranya, “Kami juga berterima kasih kepada ibu, karena telah memberikan kami kesempatan untuk membantu ibu,” ujar salah satu relawan

Dibandingkan dengan rumah-rumah lain yang dibedah, rumah Dwi sedikit berbeda. Rumah ini mempunyai pintu belakang yang langsung menghadap sebuah kali kecil. Melihat keadaan ini, para relawan mengingatkan Dwi dan suaminya untuk tidak membuang sampah ke kali, “Ibu harus menjadi contoh bagi para tetangga untuk menerapkan pelestarian lingkungan, menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah ke kali,” imbau Johan Shixiong, salah seorang relawan. Dwi, masih dengan senyum di wajahnya, mengangguk tanda setuju.

Inisiatif untuk Berdana
Sebelum Dwi, sudah ada banyak keluarga yang terlebih dahulu menempati rumah hasil renovasi dari Program Bebenah Kampung Cilincing. Sudah dua minggu belakangan ini, Carita dan keluarga besarnya mendiami rumah yang baru saja selesai pembangunannya. Rumah dua tingkat yang terbagi menjadi empat kamar tidur itu dihuni oleh tiga keluarga dengan total 11 orang, salah satunya adalah bayi yang belum genap dua bulan umurnya.

Sore itu, Carita yang sehari-hari menarik becak belum kembali ke rumah. Di rumah hanya ada Rini istrinya, ditemani kakak perempuannya, adik iparnya, serta anak-anak mereka. Rini menuturkan, dahulu sebelum direnovasi, keadaan rumah mereka sangat parah bahkan hampir roboh. Rumahnya yang hanya satu lantai terhimpit di tengah-tengah rumah bertingkat. Kalau hujan, air banjir masuk ke rumah. Belum lagi tikus-tikus yang berkeliaran di dalam rumah. “Kalau saya shalat, sambil berdoa, suka ada tikus lewat, saya jadi nggak konsen,” kenangnya. Di dalam doanya, Rini selalu memohon kepada Yang Kuasa agar kehidupannya dan keluarganya bisa lebih baik.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan mengimbau Dwi untuk dapat menjadi teladan bagi sesamanya dalam melestarikan lingkungan dan menjaga kebersihan (kiri).
  • Keluarga Carita telah terlebih dulu menempati rumah mereka. Kini mereka telah berdana melalui celengan bambu yang diberikan oleh relawan (kanan).

Di tengah kesulitan mereka, ada harapan baru muncul di keluarga ini. Suatu hari, ada sekelompok relawan Tzu Chi mendatangi rumah mereka untuk melakukan survei guna memastikan apakah mereka dapat ikut Program Bebenah Kampung. “Saat itu saya mikir, apa ini Tzu Chi yang suka ngasih beras dari Taiwan?” Kata Rini. Rupanya, Rini sekeluarga sejak awal sudah berjodoh dengan Tzu Chi. Mereka pernah menerima beras cinta kasih Tzu Chi beberapa tahun silam. “Berasnya enak, pulen dan bulet-bulet,” kenang Rini. Berdasarkan hasil survei, mereka dianggap layak untuk dibantu. Mereka pun segera pindah ke kontrakan sementara sambil menunggu rumah selesai dibangun.

Tiga bulan berselang, doa Rini selama bertahun-tahun akhirnya terkabul. Sekarang ia dan anak-anak serta keluarganya bisa mendiami rumah yang lebih layak dan sehat. “Dulu rumahnya paling rombeng. Sekarang tetangga-tetangga kalau lewat pada menoleh ke sini,” ujar Rini bangga. “Kami seneng sekali, terima kasih banyak untuk Yayasan Buddha Tzu Chi,” tambahnya dengan penuh rasa syukur.

Tersentuh dengan curahan cinta kasih dari Tzu Chi, mereka juga tidak mau ketinggalan dalam membagi cinta kasihnya kepada sesama. Carita secara inisiatif meminta sebuah celengan bambu kepada seorang insan Tzu Chi. Celengan tersebut sekarang ditaruh di ruang tamu rumahnya, agar siapapun yang mau berdana bisa langsung memasukkannya ke dalam celengan. “Kadang 500, kadang 1.000. Ada berapa pun saya masukin, agar bisa bantu orang lain yang susah juga,” kata Rini.

Carita, Rini, dan setiap anggota keluarganya telah memberikan contoh yang baik dan menginspirasi melalui semangat celengan bambu. Dengan adanya rumah baru yang lebih layak, maka keluarga ini boleh menjalani kehidupan baru yang lebih sehat dan harmonis, serta dapat menjadi teladan masyarakat, bahwa berdana bukanlah hak orang kaya saja, namun juga bisa dilakukan oleh orang yang kurang mampu.

  
 

Artikel Terkait

Sosialisasi Tzu Ching di Makassar

Sosialisasi Tzu Ching di Makassar

12 Juli 2013 Terinspirasi dari kata perenungan Master Cheng Yen di atas, Tzu Ching Makassar yang hanya beberapa orang  berpikir  untuk memperbanyak anggota mereka dengan mengadakan acara sosialisasi dan perekrutan Tzu Ching Makassar, di kantor Yayasan Tzu Chi  Makassar.
Bangkitlah Mengapai Cita-cita

Bangkitlah Mengapai Cita-cita

28 Mei 2012 Hari Minggu, 20 Mei 2012 adalah hari yang cerah sebab awan kelabu telah sirna menjauh di ufuk timur dan hanya awan biru ceria terbentang di cakrawala pagi hari itu. 19 orang relawan dari Hu Ai Pluit, angke dan jelambar hari ini mengadakan acara pembagian amplop cinta kasih kepada Gan en Hu dan anak asuh di Jing Si Pluit.
Menebarkan Cinta Kasih

Menebarkan Cinta Kasih

12 Juli 2011
Adik kecil lainnya bernama Denni Boy. Ia mengalami sedikit masalah dalam berbicara. Sang orang tua tidak menyadari sejak kapan sakit ini berawal. Jika Denni bicara, sulit untuk mengerti apa yang diucapkannya. Ibunya begitu cemas karena jika Denni terus begini maka ia tidak akan bisa bersekolah
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -