Hadiah Terindah untuk Ayah

Jurnalis : Mei Yen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rita, Djuang (Tzu Chi Medan)

Memperingati Hari Ayah para Bodhisatva cilik melalui aplikasi zoom menyanyikan lagu “Gan Xie” bersama-sama yang di pandu oleh Shi gu-Shi gu yang mendampingi.

Dua tahun sudah pandemi Covid 19 masih terjadi, kegiatan Tzu Chi Medan khususnya kelas Budi Pekerti tetap berjalan setiap bulan melalui aplikasi Zoom. Di tahun 2021 ini kelas budi pekerti merayakan “Hari Ayah” secara online pada 15 Agustus 2021.

Acara Hari Ayah ini di ikuti oleh 26 keluarga, 29 Bodhisatva cilik, dan tiga belas orang relawan Tzu Chi. Acara dimulai pukul 09.00 Wib hingga 10.50 Wib. secara online dalam suasana penuh hikmad dan tertib.

Acara Hari Ayah ini diawali dengan menyanyikan “Gan Xie” sebagai wujud syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai ungkapan rasa syukur karena masih diberi kesehatan dan dapat berkumpul walaupun melalui online.

Para Bodhisatva cilik diajak untuk berkreasi dengan menggambar dan mewarnai untuk meningkatkan kreatifitas anak.

Para murid kelas Budi Pekerti diajak nonton film bersama yang bertema “Ayahku” dan film “Ayahku pembohong”. Film ini menceritakan perjuangan seorang Ayah yang mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan anaknya dan keluarga dan betapa besarnya kasih sayang Ayah kepada anak perempuannya.

Acara perayaan Hari Ayah ini para Bodhisatva Cilik diajak untuk menggambar dan mewarnai sosok Ayah di mata sang anak. Hasil gambar yang sudah di warnai para Bodhisatva Cilik diminta untuk memposting di group whatsapp melalui orang tuanya.

Hasil menggambar ini nantinya akan di seleksi oleh para Shi Gu untuk menentukan tiga gambar terbaik dan ada hadiah yang dikirimkan kerumah melalui transportasi online.

Pada sesi isyarat tangan dengan lagu “Yi Mu Tian” (Sebidang ladang yang bagus) tema lagu ini bermakna hati manusia bagaikan sebidang ladang yang bagus, jika tidak ditaburkan benih yang baik maka tidak akan mendapatkan buah yang baik.

Ada sesi kuis, Bodhisatva cilik diminta untuk memilih jawaban yang tepat namun harus melewati rintangan yang ada dihadapannya. Pesan dari permainan ini adalah kita harus fokus dan konsentrasi pada tujuan yang ingin kita capai.

Ada performa isyarat tangan “Yi Mu Tian” (Sebidang ladang yang bagus) tema lagu isyarat tangan ini mengibaratkan hati manusia bagaikan sebidang ladang yang bagus, jika tidak ditaburkan benih yang baik maka tidak akan mendapatkan buah yang baik.

Sesi Video “Ayahku Pembohong”

Pada sesi sharing, Felicia Limcius dan Filbert Limcius mengutarakan rasa sayang dan cintanya kepada ayahnya melalui pelukan hangat. Sedangkan Oscar Fanggawa mengucapkan Happy Father’s Day dan memberikan ciuman yang penuh sayang kepada Papanya.

Permainan berlanjut dengan mengajak tiga keluarga untuk menguji kedekatan Bodhisatva cilik dengan Papanya. Pertanyaannya seperti makanan kesukaan sang Ayah masing-masing. Merry Shi Gu memberi pesan bahwa kita menyayangi Ayah bukan hanya di Hari Ayah saja namun, kita harus menyayangi dan berbakti kepada Ayah dan Ibu setiap hari dikala masih ada kesempatan.

Sesi Sharing Felicia Limcius dan Filbert Limcius mengutarakan rasa sayang dan cintanya kepada ayahnya melalui pelukan hangat.

Di tengah-tengah sesi perayaan Hari Ayah para Bodhisatva cilik diajak untuk menyimak ceramah Master Cheng Yen yang bertemakan “Hadiah Terindah Buat Ayah”. Master Cheng Yen mengatakan “Berbakti pada orang tua hendaknya dilakukan setiap hari dan bukan pada Hari Ayah saja karena cinta kasih dari orang tua tidak mengenal waktu.

Orang tua juga selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anaknya dari kecil hingga mereka dewasa. Berbakti adalah tidak membuat orang tua kita khawatir, dan hendaknya dilakukan terus menerus dalam kehidupan sehari hari. Ini adalah hadiah terindah dan terbaik buat orang tua.

Para Bodhisatva cilik diajak untuk menyimak ceramah Master Cheng Yen yang bertemakan “Hadiah Terindah Buat Ayah”. Master Cheng Yen mengatakan “Berbakti pada orang tua hendaknya dilakukan setiap hari dan bukan pada Hari Ayah saja karena cinta kasih dari orang tua tidak mengenal waktu.

Di akhir acara Merry Shi Gu mengingatkan kembali di masa pandemic Covid 19 ini ada yang terpapar melalui klaster keluarga. Merry Shi gu berpesan bagi orang tua yang harus bertemu orang diluar, untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan dan menjaga kebersihan diri sebelum memasuki rumah guna menjaga keluarga kita.

Acara ditutup dengan doa bersama, semoga pandemi Covid 19 ini cepat berakhir, manusia semakin suci hatinya, masyarakat aman dan damai, dunia bebas dari bencana.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Mengubah Empati Menjadi Aksi

Mengubah Empati Menjadi Aksi

05 Juni 2024

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas Budi Pekerti Tzu Chi dengan tema Mengubah Empati Menjadi Aksi pada tanggal 1 Juni 202, bertepatan dengan Hari Pancasila. Untuk lebih memahami dan mendalami, anak-anak juga diajak untuk melakukan kunjungan kasih.

Keceriaan Menyiapkan Makan Siang

Keceriaan Menyiapkan Makan Siang

30 Maret 2016

Kelas budi pekerti Qin Zi Ban yang menjadi pertemuan ke sembilan setiap bulannya diadakan pada 20 Maret 2016. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 18 anak. Selain memberikan materi tentang pola hidup sehat, anak-anak juga diajak langsung mempraktikannya dengan memberikan pelayanan menyiapkan makanan untuk santap bersama. Mereka lakukan dengan sukacita.

Menebar Cinta Kasih Melalui Kelas Budi Pekerti

Menebar Cinta Kasih Melalui Kelas Budi Pekerti

12 September 2018

Pengembangan nilai-nilai pekerti yang baik harus ditanamkan sejak usia dini. Seperti pada Kelas Budi Pekerti yang digelar Tzu Chi Bandung kali ini, Minggu 9 September 2018 yang memberikan materi tentang mengasihi dan membantu orang lain.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -