Hal Luar Biasa dari Orang Biasa

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 
foto

* Usai senam bersama, sekitar 50 relawan Tzu Chi melakukan bersih-bersih di komplek ruko Taman Palem Lestari. Selain itu, mereka juga membagikan Kata Perenungan kepada pemilik ruko dan langsung menempelkannya.

Sebanyak 50 relawan Tzu Chi dibagi dalam 4 kelompok. Mereka berpencar menyusuri jalan utama di Perumahan Taman Palem Lestari, Jakarta Barat. Lantas, mereka menyusuri halaman depan ruko-ruko yang berjejer di pinggir jalan. Dalam tiap kelompok dibagi tugas serupa. Para relawan tersebut membawa sapu dan pengki, sedangkan 2 orang membawa beberapa lembar selebaran Kata Perenungan Master Cheng Yen ukuran A4. Ketika relawan yang membawa alat kebersihan mulai menyapu halaman ruko dan jalan yang agak basah karena pagi hari diguyur hujan, relawan yang membawa selebaran masuk keluar ruko membagikan selebaran sekaligus menempelnya di dinding.

Capek, Tapi Seneng
Beberapa relawan tersebut pagi itu, 21 Desember 2008, mengajak keluarga mereka. Ada yang mengajak anak, saudara, hingga ayah. Acu mengajak putrinya, Vina (8), ikut bersih-bersih pada Minggu pagi itu. Vina yang masih duduk di bangku kelas 4 SD Bukit Sion Taman Palem ini terlihat asyik bersama Sella (7) dan Marsella (8) mengais sampah yang dibuang sembarangan untuk kemudian menaruhnya di tempat sampah. Tak tampak rasa jijik di wajah mereka, yang ada justru kebalikannya. Tawa riang sering terlontar dari bibir mungil mereka. “Enak mungut sampah, tapi bau sama cape,” tutur Sella polos. Sella juga diajak oleh ayahnya , yang merupakan relawan Tzu Chi.

Sella dan Marsella adalah siswa Kelas Matahari Kecil, sedangkan Vina merupakan siswa Kelas Budi Pekerti. Selama 2 tahun menjadi siswa Kelas Budi Pekerti, ini adalah kedua kalinya bagi Vina mengikuti kegiatan bersih-bersih fasililas publik. Sebelumnya, ia pernah ikut serta di lapangan Monumen Nasional (Monas) beberapa waktu lalu bersama siswa Kelas Budi Pekerti yang lain. “Seru di Monas. Sekarang seru juga,” kata Vina penuh semangat. Ketika ditanya kenapa ia mau melakukannya, Vina menjawab, “Biar nggak global warming lagi. Untuk jaga kebersihan lingkungan.”

Menurut Acu, Vina di rumah belum sepenuhnya ikut membantu membersihkan rumah. Selama ini ia baru sebatas membersihkan kamarnya sendiri. Dengan ikut kegiatan membersihkan lingkungan seperti ini, Acu berharap Vina menjadi makin sadar akan kebersihan. Katanya, “Supaya dia belajar mandiri bahwa sampah bisa bahaya bagi masyarakat, supaya nggak banjir.”

foto   foto

Ket : - Umur yang sudah menginjak 72 tahun tak menghalangi Limin untuk bersemangat menyapu lingkungan
           Taman Palem Lestari, bahkan kadang ia sampai turun ke badan jalan. (kiri)
         - Beginilah cara Acu mengajarkan anaknya, Vina (baju biru langit) untuk menjaga lingkungan dengan
           mengajaknya ikut kegiatan bersih-bersih lingkungan. Ia berharap Vina menjadi lebih bisa menjaga
           kebersihan lingkungan. (kanan)

Merendahkan hati
Sementara itu Joni mengajak ayahnya, Limin yang telah berusia 72 tahun. Usia tua tidak menghalangi semangatnya. Pakaiannya basah kuyup oleh keringat, walaupun cuaca pagi itu mendung setelah hujan turun. Jalanan pun basah sehingga sampah lengket. Limin, tanpa banyak bersuara, menyisir tiap sudut halaman ruko bahkan hingga ke badan jalan bagian pinggir. Menurut Joni, ayahnya tersebut memang rajin menjaga kebersihan, bahkan kadang sampai menyapu jalan. Ketika ditanya apakah capek, Limin menjawab, “Nggaklah.”

Bagi Joni, yang terpenting dari kegiatan bersih-bersih kali ini bukanlah pada upaya membersihkan lingkungan, karena berapapun jumlah relawan tidak akan efektif membersihkan Taman Palem Lestari. Yang harus membersihkan haruslah warga Taman Palem Lestari sendiri. “(Kegiatan ini) sebenarnya hanya mengingatkan kembali bahwa (membuang) sampah (sembarangan) nggak ada gunanya,” ungkap Joni. Logikanya, relawan Tzu Chi saja yang bukan penghuni Taman Palem Lestari mau membersihkan wilayah tersebut, harusnya warga setempat lebih mau melakukannya.

Bukan hanya untuk mengingatkan warga Taman Palem Lestari, bersih-bersih kali ini juga agar relawan Tzu Chi menjadi lebih melihat ke dalam dirinya sendiri tentang kesadarannya menjaga kebersihan. “(Kita) jadi terinspirasi untuk tidak buang sampah sembarangan,” harap Joni. Membersihkan tempat umum saja mau, harusnya para relawan lebih mau untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya sendiri.

Membersihkan tempat umum yang terbuka dan siapa saja bisa melihat juga bisa membuat relawan menjadi lebih rendah hati. Para relawan tersebut datang dengan baju rapi dan banyak yang menggunakan mobil. Bukan hal yang mudah dengan keadaan seperti itu untuk melakukan kegiatan bersih-bersih jalanan yang selama ini dianggap sebagai pekerjaan yang rendah. Apalagi tidak sedikit celana mereka yang berwarna putih menjadi kotor karena sampah becek. Relawan harus merendahkan hatinya untuk bisa melakukan itu.

foto   foto

Ket : - Menurut Joni, Limin ayahnya, di rumah memang rajin membersihkan lingkungan, bahkan hingga ke jalan.
           Karenanya ia mengajaknya ikut dalam kegiatan bersih-bersih kali ini. (kiri)
         - Delapan puluh persen pemilik ruko di Taman Palem Lestari menerima dengan baik relawan Tzu Chi yang
           membagi dan menempelkan Kata Perenungan Master Cheng Yen. Mereka berharap kata-kata tersebut bisa
           menjadi sumber inspirasi kebajikan bagi pengunjung ruko. (kanan)

Berbagi Inspirasi
Ketika para relawan sedang asyik membersihkan lingkungan, beberapa relawan lain sibuk keluar masuk toko membagikan selebaran Kata Perenungan Master Cheng Yen. Mereka juga langsung menempelnya di dinding jika pemilik ruko yang dikunjungi menyetujuinya. Hari itu relawan membawa 160 lembar yang dibagi menjadi 4 tim. Goh Poh-peng, salah satu relawan mengatakan, “80% (pemilik ruko) begitu baca bilang bagus.”

Bahkan salah satu pemilik ruko dengan sangat antusias menerimanya. “Ada seorang pemilik toko yang bilang, ‘Agar bila ada orang jahat yang masuk, dia menjadi sadar dengan melihat Kata Perenungan.’,” cerita Irawati yang ketika membagi Kata Perenungan didampingi Wang Su-hui. “Kita orang biasa, tapi hari ini kita melakukan hal yang luar biasa,” cetus Wang Su-hui mantap.

 

Artikel Terkait

 Memberikan Rasa Tenteram

Memberikan Rasa Tenteram

07 Juli 2010
Kebakaran di daerah Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kebakaran ini menghanguskan lebih dari 60 rumah petak di wilayah yang padat penduduknya. Selasa, 6 Juli 2010, relawan Tzu Chi memberikan bantuan paket kebakaran kepada para korban.
Gathering dan Berbuka Puasa Bersama Gan En Hu

Gathering dan Berbuka Puasa Bersama Gan En Hu

13 Mei 2022

Tzu Chi Palembang mengadakan kegiatan berbuka puasa bersama sekaligus gathering bersama gan en hu (penerima bantuan dari Tzu Chi) pada Sabtu, 30 April 2022.

Bersumbangsih Terus Menerus

Bersumbangsih Terus Menerus

29 Juli 2015 Sebagian besar dari kita mungkin tidak asing dengan kegiatan donor darah. Tapi, tak semua dari kita pernah mendonorkan darah karena berbagai alasan.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -