Harapan Baru untuk Mewariskan Cinta Kasih
Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun di Aston Karimun City Hotel. Sebanyak 138 relawan dan 574 tamu undangan berpartisipasi pada kegiatan ini.
Semua misi Tzu Chi bisa terlaksana berkat sumbangsih tanpa pamrih dari para relawan dan juga kontribusi dari para donatur. Untuk itu setiap tahun, seluruh insan Tzu Chi di seluruh dunia akan mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Melalui acara ini para relawan dan donatur akan diajak untuk melihat apa saja yang telah dilakukan Tzu Chi sepanjang tahun 2019 ini.
Minggu, 5 Januari 2020, sekitar pukul 12.00 WIB, sebanyak 138 relawan yang berpartisipasi pada kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2019 telah bersiap-siap menyambut para tamu undangan dengan senyuman kebahagiaan. Pemberkahan Akhir Tahun periode 2019 ini diselenggarkan di lokasi yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu di Aston Karimun City Hotel. Sebanyak 574 tamu undangan berpartisipasi pada kegiatan ini.
Mulyadi (45) salah satu tamu undangan merasa Tzu Chi adalah organisasi yang bagus karena mengajarkan kebaikan tanpa membeda-bedakan.
Dengan adanya Pemberkahan Akhir Tahun 2019 ini insan Tzu Chi bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan untuk bersumbangsih. Dengan demikian akan timbul tekad baru untuk lebih giat berjalan di barisan Bodhisatwa dunia. Seperti harapan Master kita semua dapat terjun ke masyarakat, menabur benih kebajikan di hati sesama, juga menjadi tiupan angin semilir yang membawa udara segar, menghapus kekeruhan yang menyelimuti batin manusia.
Antusias
Masyarakat Terhadap Tzu Chi
Sebagai pembuka acara,
semua tamu undangan menyaksikan berbagai kegiatan yang telah Tzu Chi lakukan di seluruh dunia dalam kilas
balik Tzu Chi Internasional dan juga tayangan kilas balik kegiatan Tzu Chi Tanjung
Balai Karimun.
Para tamu undangan melihat video-video tersebut dengan penuh antusias. Salah satunya Mulyadi (45) yang datang untuk mewakili temannya yang berhalangan hadir. Setelah menonton berbagai kegiatan yang dilakukan Tzu Chi sepanjang tahun 2019, ia merasa Tzu Chi adalah organisasi yang bagus karena mengajarkan tentang kebaikan tanpa membeda-bedakan.
“Acara ini sangat membawa pesan moral, mengajarkan pada kita untuk ikhlas berbuat, untuk lebih tulus mengerjakan sesuatu tanpa harus memandang satu dengan yang lain,” ujarnya.
Menurut Berta Herawati (57) Tzu Chi mengajarkan berbuat baik, ikhlas, dan terus cepat tanggap terhadap situasi yang ada di alam ini.
Sama halnya dengan Berta Herawati (57) yang sudah lama mengenal Tzu Chi dan sudah 3 kali menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun. “Menurut saya Tzu Chi ini mengajarkan kita untuk berbuat baik, ikhlas, dan terus cepat tanggap terhadap situasi yang ada di alam ini. Dan tidak memikirkan untuk saat ini saja tapi juga untuk ke depannya,” ungkapnya.
Selain pemutaran kilas balik, ada pula penampilan beberapa isyarat tangan dari para relawan. Salah satu pertunjukan yang mengundang antusias para tamu adalah para muda mudi Tzu Chi yang menabuh genderang. Selama kegiatan para tamu menggikuti hingga selesai acara, banyak dari mereka yang sangat terhibur dengan tabuhan genderang tersebut.
Berusaha
Menapaki Jalan Tzu Chi
Dalam Pemberkahan Akhir Tahun kali
ini, ada kisah menginspirasi yang dibagikan oleh relawan bernama Ah Kiong (50).
Sebelum mengenal Tzu Chi, Ah Kiong merasa enggan ketika istrinya mencoba mengajaknya ke Tzu Chi. Saat itu ia pun masih melaut (bekerja sebagai nelayan) untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga. Terhitung sudah 20 tahun ia berlayar: 2 untuk tahun belajar dan 18 tahun menjadi nakhoda.
Para muda mudi penabuh genderang dengan anggun dan rapi memeragakan tabuhan genderang berjudul Memutarkan Roda Dharma.
Dalam perjalanan hidup Ah Kiong, ia pun sering mendengar ceramah Master Cheng Yen dengan harapan bisa melepas pekerjaanya secara perlahan. Ia pun pernah berusaha untuk melepaskan pekerjaan berburu ikan di lautan dengan beralih berbisnis di kapal tunda (tugboat) selama 1 tahun. Dirinya juga pernah mencoba membuka minimarket, tapi kedua usaha itu masih tidak membuahkan hasil maksimal.
Ah Kiong sempat merasakan keterpurukan saat menjalankan bisnis di kapal tunda. Ia mengalami kerugian sebesar dua miliar karena kapal tundanya menabrak kapal lain saat berlayar. Kejadian tersebut membuatnya teringat dengan salah satu perkataan Master, “Diri sendiri yang menanam, diri sendiri pula yang menuai.”
Bagi Ah Kiong, Tzu Chi adalah wadah yang bagus untuk menggalang berkah sebanyak-banyaknya. “Saat saya bekerja sebagai nelayan, di sela-sela waktu senggang saya akan mengikuti kegiatan Tzu Chi, mendengar ceramah dan Dharma Master Cheng Yen agar bisa perlahan-lahan mencari pekerjaan di darat,” ungkapnya.
Ah Kiong, relawan komite ingin menjadi murid Master Cheng Yen yang baik dengan perlahan-lahan melepaskan pekerjaan laut yang ia tekuni selama 20 tahun.
Dengan tekadnya untuk menjadi murid Master Cheng Yen dan menapaki Jalan Bodhisatwa, pada tahun 2013, Ah Kiong bersama istrinya dilantik menjadi komite oleh Master Cheng Yen. Sejak saat itu, ia mengikuti apa yang diajarkan oleh Master kepada semua muridnya.
Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, “Mampu bersumbangsih berarti memiliki tubuh yang sehat, mampu bersumbangsih berarti memiliki cinta kasih dan kemampuan sehat, memiliki cinta kasih, dan mampu membantu orang lain adalah berkah yang sesungguhnya.” Hal itulah yang kini Ah Kiong dan keluarganya jalani.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
PAT 2018: Perahu Dharma Mengarungi Lautan Kebijaksanaan
13 Januari 2019Menabur Berkah dan Kebijaksanaan di Awal Tahun
17 Februari 2017Selasa, 7 Februari 2017, Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Singkawang melaksanakan acara Pemberkahan Awal Tahun 2017 sekaligus Ramah Tamah Tahun Baru Imlek 2568. Acara ini diadakan pada salah satu gedung serba guna Singkawang dan dihadiri oleh relawan Tzu Chi Singkawang serta para donatur yang berjumlah 500 orang lebih