Harapan di Bumi Lancang Kuning

Jurnalis : Nadya Iva Nurdiani (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Nadya Iva Nurdiani (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)
 
 

fotoSebanyak 347 pasien berhasil di operasi pada Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-83 di Pekanbaru.

Hari Sabtu tanggal 28 April 2012 merupakan hari yang ditunggu oleh Ibu Maimun dari Desa Rumbai Tembilahan Riau. Setelah 3 tahun tidak dapat melihat karena menderita katarak, akhirnya ia akan mengikuti operasi di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-83 di RS Lancang Kuning, Pekanbaru, Riau.

 

 

 

Katarak yang dideritanya selama ini membuat Ibu Maimun tidak dapat melakukan pekerjaannya sebagai petani kopra dan ibu dari 3 orang anak dikarenakan keterbatasan dalam penglihatan. Maka ketika staf dari perkebunan Sinarmas dan kepala Desa Rumbai menawarkannya untuk mengikuti bakti sosial ini, ia begitu antusias mengikutinya.

Bersama dengan beberapa warga lainnya, Ibu Maimun mengikuti screening praoperasi pada tanggal 22 April 2012 yang bertempat di Korem. Melihat banyak tetangganya yang tidak lulus screening karena kondisi umum kesehatannya tidak baik, membuat Ibu Maimun putus asa. Namun keputusasaan itu sirna ketika hasil test-nya menyatakan bahwa beliau layak untuk dioperasi. Setelah mendapat kabar tersebut, ibu Maimun justru merasa takut dan khawatir akan resiko-resiko yang mungkin terjadi tatkala operasi. Mengetahui istrinya khawatir, sang suami Bapak Syafri dan ketiga anaknya menguatkannya dan memberikannya semangat setiap hari. Dukungan dari keluarga itulah yang membuatnya tegar serta berani menjalankan operasi.

Dengan didampingi relawan Tzu Chi, Hifsan Shixiong, maka berangkatlah pasien dari Indragiri sebanyak 26 pasien yang terdiri dari 14 pasien katarak, 11 pasien hernia, dan 1 pasien bibir sumbing. Perjalanan dari Indragiri ke Pekanbaru yang memakan waktu kurang lebih 5 jam ini menjadi perjalanan penuh harapan bagi para pasien tersebut. “Saat dalam perjalanan, saya terus berpikir bahwa saya akan dapat melihat kembali. Akan dapat membaca Alquran lagi dengan jelas dan bisa mengurus suami dan anak-anak” tandas ibu Maimun di sela-sela post operasi yang dilakukan 29 April 2012.

foto   foto

Keterangan :

  • Setelah diobati dan mampu melihat lagi, Ibu Maimun pun dapat membaca Alquran lagi dengan jelas (kiri).
  • Kesigapan tim medis dan relawan membuat baksos ini berjalan dengan lancar (kanan).

Selain karena begitu bersyukur dengan mengikuti bakti sosial ini, hal yang membuatnya takjub adalah kesigapan para relawan yang selalu siap membantunya. Perlakuan para relawan pada dirinya membuatnya tidak berkecil hati sebagai ‘orang yang tidak punya’. Justru hal inilah yang membuatnya juga berpikir bahwa saling membantu merupakan bentuk kebahagiaan. Janganlah meremehkan perbuatan baik sekecil apa pun dan genggamlah niat baik yang ada.

Jalinan jodoh dengan Tzu Chi juga terjalin dengan keluarga Ibu Aryani Ningrum yang merupakan transmigran dari Tegal Jawa Tengah. Anak keduanya yang bernama Gilang menderita bibir sumbing dan dioperasi di baksos ini. Jalinan jodoh ini berawal dari dr. Yossy yang merupakan dokter perkebunan dari Sinarmas mendaftarkan 4 pasien bibir sumbing dari Desa Kandis Siak.

Perjalanan panjang dari Desa Kandis yang memakan waktu 5 jam ke Pekanbaru ini tidak sia-sia. Setelah melalui screening praoperasi dan dinyatakan layak operasi, Gilang akhirnya dioperasi pada tanggal 28 April 2012. Diakui para relawan yang mendampingi di ruang operasi, bahwa Gilang begitu kuat dan tegar sebagai anak. Selama proses operasi hanya dia satu-satunya anak yang tidak menangis. Gilang begitu tenang menghadapi meja operasi. Keesokan hari pun ketika poscaoperasi, hanya dia yang tidak menangis ataupun rewel. Harapan ibunda setelah operasi ini, Gilang yang berusia 6 tahun bisa secepatnya sekolah  dan berteman dengan dengan banyak kawan. Selama ini, diakui sang ibu, walau Gilang anak yang aktif dan pintar namun sering merasa minder untuk bermain dengan kawan sebayanya dikarenakan bibirnya yang sumbing.

Awal Juli nanti, Gilang akan mendaftar di Madrasah Diniyah untuk mempelajari Alquran. Hal tersebut memang program pendidikan pemerintah daerah setempat di mana selain anak-anak diwajibkan  menempuh pendidikan formal, mereka juga diharuskan untuk memperdalam ilmu agamanya agar terbentuk generasi baru yang pintar dan berakhlak mulia. Maka dengan operasi ini, Gilang dapat meraih mimpi dan masa depannya dengan tegar dan kuat sebagaimana yang ditunjukkannya selama proses operasi berlangsung.

  
 

Artikel Terkait

Rasa Sayang Tzu Chi untuk Kenzi

Rasa Sayang Tzu Chi untuk Kenzi

05 November 2021

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengunjungi Kenzi, bayi berusia 19 bulan yang didiagnosa mengalami Epilepsi Intraktable dan mikrosefali.

Niat Baik yang Tulus untuk Berbagi

Niat Baik yang Tulus untuk Berbagi

23 Mei 2011
Acara ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para karyawan, staf, dan pimpinan PT. Pulau Intan. Mereka menyatakan akan menjadi donatur Tzu Chi untuk mendukung Yayasan Buddha Tzu Chi dalam berkegiatan membantu sesama.
Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

24 Agustus 2016

Gedung Paguyuban Marga Lie Bandung malam itu, Jumat 12 Agustus 2016 nampak ramai.  Para tamu undangan memasuki gedung dengan membawa celengan SMAT (Sosialisasi Amal Tzu Chi. Mereka mengikuti kegiatan penuangan celengan SMAT yang dihelat oleh Yayasan Tzu Chi Bandung.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -