Harapan Djahar, Penerima Bantuan Rumah Tzu Chi di Palu

Jurnalis : Anand Yahya, Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya


Djahar bersama istri berfoto bersama seusai menandatangani Surat Perjanjian Penghunian Rumah Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah

Pulang melaut pagi dini hari, kabar gembira itu pun sampai di telinga Djahar. Ia dan beberapa tetangganya di Hunian Sementara Kompas Tondo, Palu, Sulawesi Tengah terpilih menjadi salah satu warga yang masuk dalam penempatan warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako Tahap 1. Untuk itu, Djahar dan istri diminta datang ke Aula Baruga, Taman Vatulemo, Palu untuk menandatangani Surat Perjanjian Penghunian Komplek Rumah Cinta Kasih Tadulako, Palu, 11 dan 12 Januari 2020.

Tak ingin terlambat, pagi-pagi Djahar dan istri sudah datang di Aula Baruga. Usahanya tak sia-sia, nomor satu antrian di dalam genggamannya. Hatinya semakin bahagia ketika kemudian menandatangani surat perjanjian bermaterai Rp 6.000 (Enam Ribu Rupiah) dari BPBD Kota Palu dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.


Tak ingin terlambat, Djahar tiba di Aula Baruga sejak pagi. Usahanya tak sia-sia, ia mendapatkan nomor antrian pertama.


Djahar ingin secepatnya bisa menempati Perumahan Cinta Kasih Tadulako. Sudah setahun lebih ia tinggal di Huntara.

“Perasaan dah tenang, karena sudah nggak khawatir lagi. Alhamdulillah,” kata pria berusia 68 tahun ini. Nomor rumah pun sudah didapatnya, Blok E-32. Bersama sang istri, Djahar kemudian berfoto bersama sambil memegang plang nama Blok E-32.

Ketika relawan Tzu Chi bertanya, lelaki paruh baya itu dengan sigap menunjukkan surat berkas perjanjian yang sudah ditandatanganinya itu. Surat itu seolah menjadi senjata pamungkasnya sebagai korban tsunami yang diyatakan berhak mendapatkan rumah pemberian dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain Djahar, ada 552 warga lainnya yang menandatangani surat perjanjian.


Puspawati merasa bersyukur bisa datang ke Palu dan berinteraksi dengan warga. Setiap perjalanan selalu membawa perasaan sukacita.


Relawan Tzu Chi berkesempatan memberi perhatian kepada warga calon penghuni Perumahan Cinta Kasih Tadulako yang dirasa membutuhkan perhatian.

Alhamdulillah, terima kasih Buddha Tzu Chi. Saya tenang ada rumah tinggal,” ucap Djahar haru, “saya nggak sabar mau lihat isi dalam rumah.” Dan rasa penasaran itu dituntaskan Djahar dengan mendatangi langsung Perumahan Cinta Kasih Tadulako siang itu juga.

Ingin Cepat Pindah
Menjadi korban gempa dan tsunami membuat Djahar beserta keempat anak dan 12 cucunya mesti hidup berpindah-pindah. Pascagempa mereka tinggal di tenda, dan 6 bulan kemudian baru menempati Huntara Kompas di Tondo. “Waduh…, kalau bisa pengen cepat-cepat pindah. Di tenda kalau hujan sulit sekali, begitu juga di Huntara, kalau ada orang lewat, ini lantai (papan) ikut bergerak juga,” kata Djahar sembari tertawa.


Suudia Ramli, salah satu warga calon penerima bantuan yang kemudian ikut bersumbangsih sebagai relawan Tzu Chi.

Sebelum gempa, rumah Djahar terbilan besar, 10 x 15 meter. Rumah yang berada sekitar 50 meter dari pinggir pantai itu pun luluh lantak ditelan tsunami. Lokasinya juga menjadi zona merah yang tidak bisa dibangun lagi. Begitu juga perahunya yang berkapasitas 3 GT, hancur tak bersisa. Padahal perahu itu baru didapatkannya dari bantuan Dinas Kelautan Kota Palu. Meski begitu, Djahar bersyukur semua anggota keluarganya selamat.

Tak ingin larut dalam kesedihan, Djahar pun memilih meminjam uang untuk membuat perahu yang lebih kecil. Setidaknya dengan perahu ini ia bisa ke rompong (bagan) untuk mencari ikan. “Malam berangkat ke romping, nyalakan lampu biar ikan pada datang, setelah itu paginya baru diangkat,” kata Djahar. Penghasilan yang didapat tak menentu, terkadang 100 ribu, 200 ribu, dan jika sedang bernasib baik Djahar bisa mengantongi 300 ribu rupiah. “Karena itulah harapan satu-satunya bisa punya rumah ini ya dari Buddha Tzu Chi. Kalau saya ambil dana stimulant, mana cukup untuk bangun rumah, belum lagi tanahnya sudah tidak bisa dipakai lagi,” ungkap Djahar.

Merasakan Cinta Kasih Warga Palu
Menjadi salah satu relawan yang selalu bertemu dengan warga Palu, memberi kesan tersediri bagi Puspawati, relawan Tzu Chi Jakarta. Setidaknya sudah lebih dari 5 kali Puspa menginjakkan kaki di Tanah Kaili ini. Setiap kunjungan dan kegiatan selalu membawa pengalaman yang berbeda.


Relawan Tzu Chi bahu-membahu menurunkan dan memasukkan ranjang (dua tempat tidur dewasa dan anak-anak) untuk warga di Perumahan Cinta Kasih Tadulako.

“Saat penandatanganan di Baruga, kita sangat bahagia dan terharu, ternyata warga juga sudah merasakan akan mendapatkan tempat tinggal yang layak, banyak warga yang terharu dan merasa sangat berterima kasih. Melihat meraka bahagia, kita juga sangat bahagia,” kata Puspa yang datang bersama suami dan anaknya.

Ada lebih dari 20 relawan Tzu Chi yang ikut mengawal proses penandatanganan perjanjian ini. “Karena itu saya merasa bersyukur, meski bersumbangsih kecil tetapi bisa merasakan kebahagiaan warga Palu. Semuanya bisa berhagia. Seperti kata Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi) melihat orang semua berbahagia kita juga ikut bahagia,” ungkap Puspa.


Para pekerja tengah merapikan jalan kompleks perumahan. Sebanyak 500 rumah tahap pertama akan bisa dihuni warga pada bulan Maret, dan sisanya akan dipercepat sehingga bisa ditempati sebelum Hari Raya Idul Fitri 2020.

Saat melihat warga berfoto bersama keluarga sambil memegang nomor rumahnya, terlihat kebahagiaan dan kadang juga kesedihan. “Mereka merasa bahagia karena akhirnya bisa memiliki rumah lagi, tapi kebahagiaan itu terasa kurang sempurna jika mengingat anggota keluarga yang hilang,” kata Puspa. Tugas relawan selain menjelaskan isi dari surat perjanjian ini adalah memberi perhatian kepada warga, khususnya mereka yang kehilangan anggota keluarganya.

Hal inilah yang kemudian membuat beberapa warga Palu juga mau ikut bersumbangsih, salah satunya Umi Atiah dan Suudiah Ramli. Keduanya sejak hari pertama membantu relawan di bagian pendaftaran. Cinta kasih yang mulai tumbuh inilah salah satunya yang membuat Puspa merasa bahagia. “Kami berharap cinta kasih ini tidak hanya berhenti di sini (pembangunan rumah), tetapi terus tumbuh saat warga menempati rumah (Cinta Kasih Tadulako). Dengan begitu benih-benih cinta kasih ini bisa terus tumbuh di Palu,” kata Puspa.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Harapan Djahar, Penerima Bantuan Rumah Tzu Chi di Palu

Harapan Djahar, Penerima Bantuan Rumah Tzu Chi di Palu

15 Januari 2020

Warga yang sudah menandatangani surat perjanjian banyak yang langsung melihat lokasi Perumahan Cinta Kasih Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah Djahar, seorang nelayan. “Rumahnya bagus sudah, Alhamdulillah, terima kasih,” ungkapnya.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -