Harapan untuk Eka (Bag. 2)

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto

fotoSubarni dan keluarganya merasa tenang setelah Eka ditangani oleh Tzu Chi untuk pengobatan penyakitnya.

 

Berjodoh dengan Tzu Chi
Barulah setelah memperoleh informasi bahwa bisa memohon keringanan biaya pengobatan, Subarni kemudian mendatangi Ketua RT di tempat tinggalnya untuk mengurus SKTM. “Nah sama Pak RT itu saya kemudian disarankan untuk mengajukan pengobatan di Tzu Chi,” terang Subarni. Ditemani relawan Tzu Chi yang tinggal di daerah tersebut, Subarni pun kemudian mengajukan permohonan pengobatan di Tzu Chi. “Saya daftar bulan Maret 2011.

 

 

Seminggu setelah daftar, relawan Tzu Chi malamnya datang ke rumah saya, dan 3 hari kemudian langsung dibawa ke RSCM Jakarta,” terang Subarni. Selama beberapa bulan Eka menjalani serangkaian pemeriksaan dan pengobatan. “Setelah dah komplit semua hasil CT-Scan kepalanya baru disarankan operasi,” jelas Subarni yang asal Gunung Kidul, Yogyakarta ini.

Pada tanggal 16 September 2011, Eka menjalani operasi yang kedua di RSCM Jakarta. Operasi kedua ini berjalan dengan lancar. Menurut dokter, 80% tumor di tubuh Eka sudah dibersihkan. “Saya cuma bisa ngucapin banyak-banyak terima kasih, anak saya bisa dibantu,” kata Subarni haru. “Terima kasih banyak Eka dah dibantu buat biaya operasi. Eka mau dibiayain lagi buat operasi,” sambung Eka. Eka yang kini terpaksa harus putus sekolah pun memendam hasrat untuk bisa kembali bersekolah. Meski kini penglihatannya semakin buram, Eka tetap tabah menerima kondisinya. “Awalnya mungkin waktu operasi pertama dia sedih, tetapi karena kasihan kali sama orangtuanya dan nggak mau bikin kita sedih dia nggak pernah ngeluh apa-apa,” ucap Subarni terisak. Air mata pun akhirnya tumpah pada sosok ibu yang cukup tegar ini.  

foto  foto

Keterangan :

  • Akibat penyakitnya ini Eka terpaksa harus putus sekolah dan tidak sempat melanjutkan ke SMP. (kiri)
  • Eka dan ibunya tak dapat menahan keharuan saat menceritakan pengalaman dan kisahnya kepada relawan. (kanan)

 Setelah menjalani pengobatan dan dibantu Tzu Chi, rasa cemas dan kekhawatiran Subarni sebenarnya telah hilang. Kegundahannya justru karena sang putrinya ini belum mau untuk dioperasi lagi. “Eka takut ngebayanginnya,” kata Eka beralasan. “Dokter bilang biar anaknya dikasih pengarahan dan pengertian dulu. Saya bukannya berhenti untuk ngobatin dia, saya setiap hari selalu nasihati dan bujukin dia,” kata Subarni lirih. Saat ditanya kapan kesiapannya untuk kembali dioperasi, Eka menjawab dengan lembut sambil tersenyum, “Nanti.” “Eka mau sembuh nggak. Mau sekolah lagi nggak?” tanya saya. “Mau,” tegas Eka. Wajah Subarni pun tersenyum mendengar jawaban putrinya itu.

Hari Jumat, 16 Oktober 2011, relawan Tzu Chi Ong Hok Cun bertandang ke rumah Eka dan keluarganya di daerah Semanan, Kalideres, Jakarta Utara. Kedatangan Hok Cun tak lain untuk memberi motivasi kepada Eka untuk menuntaskan pengobatannya. “Menurut dokter Eka harus dioperasi sekali lagi untuk dibuat saluran pembuangan cairan di kepalanya,” kata Hok Cun, “kalau sudah dioperasi mudah-mudahan Eka bisa sembuh.”

 

 

 

  
 

Artikel Terkait

Senangnya Oma-Opa Dihibur Dokter, Perawat, dan Staf Tzu Chi Hospital

Senangnya Oma-Opa Dihibur Dokter, Perawat, dan Staf Tzu Chi Hospital

20 Desember 2022

Raut wajah yang gembira tak dapat disembunyikan para oma dan opa yang tinggal di Panti Werdha Marfati ketika dikunjungi para dokter, perawat dan staf dari Tzu Chi Hospital, Minggu, 18 Desember 2022. 

Mengalir Namun Terisi

Mengalir Namun Terisi

26 Februari 2012 Pada hari Sabtu (25/02), Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Batam kembali mengadakan aksi donor darah dengan dukungan dari PMI Batam. Kegiatan donor darah tersebut telah mengumpulkan sebanyak 153 kantong darah bagi PMI.
Donor Darah, Donor Kebajikan

Donor Darah, Donor Kebajikan

21 September 2015 Kegiatan rutin tiga bulan, donor darah yang diadakan oleh Tzu Chi bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Bali kali ini diadakan pada tanggal 6 September 2015. Yang diikuti sebanyak 25 peserta dan 9 relawan yang dengan sepenuh hati melayani pendonor di kantor penghubung Tzu Chi lantai 1, Tuban-Kuta, Bali.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -