Harapan yang Tidak Pernah Pudar

Jurnalis : Tri Yudha Kasman, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto
Posko Bantuan Darurat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Para relawan Tzu Chi sudah datang ke lokasi sejak pukul 08.30 pagi.

Kebakaran lagi-lagi terjadi di ibukota Indonesia, hanya dalam jangka waktu kurang dari 2 minggu ”si jago merah” telah melahap lebih dari 3 kawasan yang berbeda-beda. Kali ini adalah giliran warga yang bermukim di Kalimati, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Agustus, maghrib, sesaat setelah para warga berbuka puasa.

 

 

 

Sumber api penyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan handphone yang sedang di-charge. Kebakaran tersebut menghabiskan empat RT di RW 07, tepatnya RT 01 sampai RT 04. ”Jumlah keluarga yang terkena musibah kebakaran ini total ada 266 rumah, total warganya sendiri setelah kami turun lapangan dan mulai membagikan paket, ada sekitar 519 orang,” ujar Hemming shixiong.

Bantuan yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berupa boks berisi paket batuan, minuman, dan terpal. ”Isi boks paket tersebut ada macam-macam seperti kotak makan, selimut, shampoo, sandal, baju, pokoknya kebutuhan sehari-hari,” jelas Hemming shixiong. Bantuan yang diberikan Tzu Chi ini mungkin tidak sebesar sampai mampu memulihkan kembali harta dan tempat tinggal warga yang sudah habis rata dengan tanah, namun setelah diberikan boks-boks paket, warga mulai bangkit dan mendapat secercah harapan kembali untuk bisa terus melanjutkan semangat hidupnya yang sebelumnya sempat pudar itu.

foto  foto

Keterangan :

  • Hemming Shixiong (kanan) sedang memberikan pengarahan dan koordinasi kepada para relawan mengenai sistem dan prosedur agar pembagian boks paket berjalan tertib dan teratur (kiri).
  • Para warga korban  kebakaran sedang mengantri menunggu pemberian bantuan oleh Tzu Chi (kanan).

Seperti Ibu Sumiem yang sudah dalam usia lanjutnya yang ke-75, setelah mengetahui rumah beserta seluruh isinya ludes habis oleh api sempat terjatuh pingsan beberapa kali di dalam kesedihan hatinya yang mendalam. ”Saya sudah tidak punya apa-apa lagi. Suami sudah meninggal, 3 anak saya juga udah nggak ada, kakak dan adik saya beserta keluarganya juga uda nggak ada semua. Yang saya punyai ini hanyalah tinggal rumah dan dagangan saya, dan sekarang semuanya juga udah nggak ada,” ucap Ibu Sumiem sambil menahan tangisnya.

Ibu Sumiem dalam kehidupan sehari-harinya mencari nafkah dengan berdagang daging dan sayur untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang pas-pasan. Sebelum kebakaran terjadi, siangnya Ibu Sumiem telah membeli banyak daging dan sayur untuk disimpan lalu dijual keesokan harinya. ”Pikir kan mau simpan agak banyak lalu dijual buat dapet banyakan deh. Eh, malah kebakaran, habis semuanya,” ungkap Ibu Sumiem yang merupakan salah satu warga RT 03 itu.

foto  foto

Keterangan :

  • Di tengah-tengah kerumunan, terlihat Ibu Sumiem (baju merah) sedang memeluk tetangganya sambil menangis pilu (kiri).
  • Ketua RT 03, Sukijo (Dari kiri sampai kanan) beserta Kepolisian Metro Tanah Abang bersama para relawan Tzu Chi memberikan boks-boks paket kepada warga (kanan).

Saat terjadi bencana, Ibu Sumiem beserta beberapa warga selesai sholat maghrib terkejut menemukan rumah-rumah mereka tiba-tiba sedang dilalap api. Melihat hal itu Ibu Sumiem langsung buru-buru menuju pintu depan, berusaha membuka pintu depan yang terkunci itu dengan penuh kepanikan, namun gerakan Ibu Sumiem yang memang sudah tua tak mungkin bisa mengalahkan kecepatan Sang Api. ”Kaki Ibu dan pipi kiri Ibu sakit semua bekas terjatuh gara-gara pingsan, ”tangisnya. Namun dalam kondisi yang amat terpuruk itu, Ibu Sumiem masih bisa mengucap syukur, ”tapi masih syukur alhamdulilah, Ibu ternyata masih boleh dikasi kesempatan tetap hidup dan masih bisa berjalan,” di dalam penderitaan hatinya, raut muka Ibu Sumiem masih memancarkan secercah syukur dan harapan.

Proses berjalannya pemberian bantuan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi beberapa hari lalu, tepatnya Jumat 10 Agustus 2012 itu, berjalan tertib dan lancar. Setelah Hemming shixiongbeserta relawan-relawan lain berkoordinasi dengan ketua RT, ada pihak-pihak lain juga yang membantu seperti Polisi Metro Tanah Abang sehingga tercipta keteraturan dan ketertiban saat pembagian boks paket dan terpal. Warga sungguh terbantu dan terharu atas bantuan yang diberikan para relawan Tzu Chi. ”Saya merasa bersyukur dan saya berdoa deh buat Tzu Chi agar bisa terus maju, diberkati Tuhan, makin berkembang dan bisa lebih banyak membantu orang lagi,” ucap Ibu Sumiem dengan penuh rasa haru dan terima kasih. ”Saya mewakili sejumlah warga yang terkena musibah kebakaran ini mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami, khususnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.”

”Saya hanya berharap agar setelah kami memberikan bantuan, masyarakat paling tidak bisa pulih kembali. Selama di tempat penampungan masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sampai mereka bisa mendapat rumah mereka kembali,” sahut Hemming shixiong.

 

 
 

Artikel Terkait

Bibit Bodhisatwa Baru

Bibit Bodhisatwa Baru

31 Maret 2011 Jodoh antara Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan dengan Sekolah Wiyata Dharma bertemu lagi, setelah tanggal 26 Februari lalu mengadakan kegiatan donor darah. Kali ini di hari Minggu pagi tanggal 13 Maret 2011, pukul 08:00 WIB sebanyak 20 relawan Tzu Chi mulai hadir di Sekolah Wiyata Dharma.
Suara Kasih: Penghiburan Bagi Korban Bencana

Suara Kasih: Penghiburan Bagi Korban Bencana

22 Februari 2012
Jarak antara Fengbin dan Hualien lumayan jauh.  Terlebih lagi harus melalui jalan gunung. Untuk bisa segera tiba ke lokasi bencana sungguh tidak mudah. Insan Tzu Chi juga pergi ke empat RS setempat untuk segera mencurahkan perhatian.
Baksos NTT: Senyum Terukir di Bibirnya

Baksos NTT: Senyum Terukir di Bibirnya

17 April 2012 Masih dalam rangka baksos pembagian bantuan beras cinta kasih di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur tahap ketiga. Pada hari ketiga (12/04/2012)  relawan Tzu Chi dan tim masih tetap bersemangat dalam mengemban tugas menanam benih-benih cinta kasih di Pulau Sumba Timur.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -