Harapan yang Tidak Pernah Pudar
Jurnalis : Tri Yudha Kasman, Fotografer : Cindy Kusuma
|
| ||
Sumber api penyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan handphone yang sedang di-charge. Kebakaran tersebut menghabiskan empat RT di RW 07, tepatnya RT 01 sampai RT 04. ”Jumlah keluarga yang terkena musibah kebakaran ini total ada 266 rumah, total warganya sendiri setelah kami turun lapangan dan mulai membagikan paket, ada sekitar 519 orang,” ujar Hemming shixiong. Bantuan yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berupa boks berisi paket batuan, minuman, dan terpal. ”Isi boks paket tersebut ada macam-macam seperti kotak makan, selimut, shampoo, sandal, baju, pokoknya kebutuhan sehari-hari,” jelas Hemming shixiong. Bantuan yang diberikan Tzu Chi ini mungkin tidak sebesar sampai mampu memulihkan kembali harta dan tempat tinggal warga yang sudah habis rata dengan tanah, namun setelah diberikan boks-boks paket, warga mulai bangkit dan mendapat secercah harapan kembali untuk bisa terus melanjutkan semangat hidupnya yang sebelumnya sempat pudar itu.
Keterangan :
Seperti Ibu Sumiem yang sudah dalam usia lanjutnya yang ke-75, setelah mengetahui rumah beserta seluruh isinya ludes habis oleh api sempat terjatuh pingsan beberapa kali di dalam kesedihan hatinya yang mendalam. ”Saya sudah tidak punya apa-apa lagi. Suami sudah meninggal, 3 anak saya juga udah nggak ada, kakak dan adik saya beserta keluarganya juga uda nggak ada semua. Yang saya punyai ini hanyalah tinggal rumah dan dagangan saya, dan sekarang semuanya juga udah nggak ada,” ucap Ibu Sumiem sambil menahan tangisnya. Ibu Sumiem dalam kehidupan sehari-harinya mencari nafkah dengan berdagang daging dan sayur untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang pas-pasan. Sebelum kebakaran terjadi, siangnya Ibu Sumiem telah membeli banyak daging dan sayur untuk disimpan lalu dijual keesokan harinya. ”Pikir kan mau simpan agak banyak lalu dijual buat dapet banyakan deh. Eh, malah kebakaran, habis semuanya,” ungkap Ibu Sumiem yang merupakan salah satu warga RT 03 itu.
Keterangan :
Saat terjadi bencana, Ibu Sumiem beserta beberapa warga selesai sholat maghrib terkejut menemukan rumah-rumah mereka tiba-tiba sedang dilalap api. Melihat hal itu Ibu Sumiem langsung buru-buru menuju pintu depan, berusaha membuka pintu depan yang terkunci itu dengan penuh kepanikan, namun gerakan Ibu Sumiem yang memang sudah tua tak mungkin bisa mengalahkan kecepatan Sang Api. ”Kaki Ibu dan pipi kiri Ibu sakit semua bekas terjatuh gara-gara pingsan, ”tangisnya. Namun dalam kondisi yang amat terpuruk itu, Ibu Sumiem masih bisa mengucap syukur, ”tapi masih syukur alhamdulilah, Ibu ternyata masih boleh dikasi kesempatan tetap hidup dan masih bisa berjalan,” di dalam penderitaan hatinya, raut muka Ibu Sumiem masih memancarkan secercah syukur dan harapan. Proses berjalannya pemberian bantuan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi beberapa hari lalu, tepatnya Jumat 10 Agustus 2012 itu, berjalan tertib dan lancar. Setelah Hemming shixiongbeserta relawan-relawan lain berkoordinasi dengan ketua RT, ada pihak-pihak lain juga yang membantu seperti Polisi Metro Tanah Abang sehingga tercipta keteraturan dan ketertiban saat pembagian boks paket dan terpal. Warga sungguh terbantu dan terharu atas bantuan yang diberikan para relawan Tzu Chi. ”Saya merasa bersyukur dan saya berdoa deh buat Tzu Chi agar bisa terus maju, diberkati Tuhan, makin berkembang dan bisa lebih banyak membantu orang lagi,” ucap Ibu Sumiem dengan penuh rasa haru dan terima kasih. ”Saya mewakili sejumlah warga yang terkena musibah kebakaran ini mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami, khususnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.” ”Saya hanya berharap agar setelah kami memberikan bantuan, masyarakat paling tidak bisa pulih kembali. Selama di tempat penampungan masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sampai mereka bisa mendapat rumah mereka kembali,” sahut Hemming shixiong. |
| ||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Memikul Tanggung Jawab
16 November 2011 Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Lesotho yang juga berlatih adaptasi Sutra. Mereka juga bernyanyi dengan pelafalan Mandarin yang sangat tepat. Mereka diajarkan untuk memahami isi liriknya.P ara insan Tzu Chi menjelaskan satu per satu arti kata dalam lirik tersebut.Kumpulan Cinta Kasih untuk Para Korban Bencana
10 Agustus 2018Gempa di Lombok, NTB telah membuat wilayah tersebut luluh lantah. Para korban mencari perlindungan di tenda pengungsian. Rasa takut, trauma menyelimuti para korban. Kondisi mereka telah membuat pilu hati setiap insan, tak heran jika setiap intitusi saling menggalang hati banyak orang untuk membantu meringankan penderitaan para korban. Tak terkecuali badan misi Tzu Chi.
Tzu Chi Berbagi Inspirasi untuk Aksi Kemanusiaan di Malaysia
01 November 2024Meskipun berbeda negara dan agama, Waqaf FELDA yang berpusat di Malaysia melakukan studi banding ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk memahami dan merancang program kemanusiaan di Malaysia.