Hari Guru Penuh Haru
Jurnalis : Beverly (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Mie Li, Yogie P (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Relawan Tzu Chi memainkan drama dalam perayaan Hari Guru di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Minggu, 27 November 2016.
Pada 27 November 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menyelenggarakan perayaan Hari Guru. Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB tersebut dihadiri oleh guru-guru les, TK, SD, SMP, dan SMA. Sebelum acara dimulai, siswa kelas budi pekerti Tzu Shao menghidangkan cemilan yang lezat dan cantik buatan relawan untuk para guru.
Acara dibawa oleh Dwi Hariyanto dan dimulai dengan memberikan penghormatan pada Master serta menyaksikan lentera kehidupan, kemudian dilanjutkan dengan games. Games harus dimainkan oleh tiga orang, dua orang siswa Tzu Shao dan satu guru, siswa Tzu Shao diberikan pernyataan dan harus memperagakan kepada guru dan guru menebak. Sesudah games, sejumlah relawan dan siswa Tzu Shao memperagakan drama yang bertema hari guru dan isyarat tangan yang berjudul Tempuhlah Jalanmu.
Para siswa kelas budi pekerti Tzu Shao menyuguhkan teh kepada guru mereka yang hadir pada kegiatan ini sebagai tanda terima kasih karena guru-guru telah dengan penuh kesabaran mengajarkan mereka.
Dengan tulus, para siswa kelas budi pekerti Tzu Shao memeluk guru-guru mereka setelah menyuguhkan teh.
Setelah itu, sampailah pada inti dari acara, yaitu penyuguhan teh dan pembagian suvenir untuk para guru. Guru-guru menitikkan air mata tanda haru melihat ketulusan dari muridnya. Romo Wagimin (50 tahun) merupakan seorang guru agama Buddha, pengabdiannya sebagai guru sudah sangat lama, dan acara ini membuatnya tersentuh. Ia berkata, “Yang membuat romo tersentuh adalah ketika murid-murid romo masih mengingat romo. Ada Susi, Lissa itu dulu murid-murid romo, dan sampai sekarang masih ingat, dan dari ibu sampai anaknya, romo masih mengajar dan di situ ia masih ingat bahwa itu adalah guru saya,” ucapnya. “Romo bangga, bangga sekali dan bahagia sekali. Romo baru merasa ada gunanya menjadi guru,” tambah Romo Wagimin.
Kemudian, seorang guru bahasa Inggris yang bernama Meta Rosalina (25 tahun) yang merasa tersentuh berkata, “Saat persembahan saya melihat bahwa kita berbeda di sini antara yang lain. Kita istilahnya berbeda ras, suku, tapi kalian saling menghargai satu sama lain. Istilahnya sebagai guru di sini bener-bener sangat dihormati. Itu yang membuat saya terkesan.”
Para siswa kelas budi pekerti Tzu Shao dengan serius dan rapi saat memperagakan Isyarat Tangan lagu yang berjudul Tempuhlah Jalanmu.
Para siswa kelas budi pekerti Tzu Shao dan relawan bersujud di depan Romo Wagimin, seorang guru Agama Buddha yang telah mengajarkan dan membuat para relawan lebih dekat dengan Bodhisatwa, dengan ajaran yang telah diberikannya.
Artikel Terkait
Sebuah Persembahan dari Siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih untuk Para Guru
26 November 2019Siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menjadikan Hari Guru Nasional yang diperingati pada tanggal 25 November 2019 sebagai hari yang super spesial. Mereka mengemas sebuah acara untuk para guru dan membuat para guru terharu dengan ucapan yang tulus dan perlakuan yang manis.