Hari Ibu Internasional: Kasih Ibu Sepanjang Masa

Jurnalis : Rahayu Wulandari, Ida Sabrina (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang, Sheila, Sophie, Santoso, Hendra, Jenny, Hansen (Tzu Chi Surabaya)

Lebih dari 80 peserta ikut dalam perayaan Hari Ibu Internasional yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Surabaya.

Bulan Mei adalah bulan penuh sukacita bagi Insan Tzu Chi diseluruh dunia. Dimana pada bulan ini, terdapat 3 perayaan hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Sukacita itu juga begitu terasa di lingkungan Tzu Chi Surabaya.

Sejak jauh-jauh hari sebelumnya, Tzu Chi Surabaya sudah membentuk panitia yang bertugas untuk menyusun perayaan Hari Ibu Internasional. Beberapa kali tim mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai persiapan termasuk merumuskan susunan acara dan mengatur tata lapangan agar acara dapat berjalan dengan nyaman hingga membimbing anak-anak dalam pembuatan prakarya berupa bunga dan buket yang nantinya akan diberikan pada ibu. Relawan lain juga tak mau ketinggalan, dengan menyebarkan undangan agar acara kali ini dapat dihadiri oleh banyak peserta sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Tzu Chi Surabaya dalam acara kali ini dapat menyebar dengan luas.

Peringatan 3 momen penting tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Mei 2024 bertempat di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya. Rangkaian perayaan dimulai dengan perayaan Hari Ibu Internasional pada pukul 14.30 wib. Sebanyak lebih dari 80 peserta yang terdiri dari anak asuh Tzu Chi Surabaya, sejumlah relawan, tamu-tamu undangan hadir dalam perayaan ini dan didampingi oleh Ibu atau wali masing-masing.

Penampilan anak-anak asuh Tzu Chi Surabaya ketika menampilkan isyarat tangan Ting Wo Shou Xie Xie Ni.

Acara dimulai dengan memberikan penghormatan pada Master dan dilanjutkan dengan uraian makna 3 hari besar, dilanjutkan dengan penjelasan betapa pentingnya sosok Ibu bagi anak-anaknya. Selain itu, dalam perayaan hari Ibu kali ini, Tzu Chi Surabaya juga menekankan betapa pentingnya bagi seorang anak untuk berbakti sedari kecil pada orang tuanya. Relawan Tzu Chi Surabaya juga ingin anak-anak dapat mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa sayang kepada orang tua tanpa rasa malu atau gengsi.

“Kegiatan hari Ibu ini merupakan acara rutin yang seharusnya tidak hanya dilakukan pada saat hari Ibu saja. Kita harus setiap hari memberikan bakti dan kebahagiaan kepada Ibu. Dengan adanya kegiatan ini, saya berharap semua anak selalu menjaga tradisi ini dari generasi ke generasi,” ucap Ida Sabrina, PIC dari kegiatan Peringatan Hari Ibu Internasional. “Acara berjalan dengan sangat lancar berkat kekompakkan dan persiapan tim hari ibu, sehingga tercipta suasana yang begitu harmonis dan penuh haru. Sangat gan en kepada semua relawan yang terlibat,” tambahnya.

Prosesi membasuh kaki ibu dilakukan dengan penuh cinta kasih.

Untuk mewujudkan hal tersebut, anak asuh Tzu Chi Surabaya mempersembahkan isyarat tangan dengan judul Ting Wo Shou Xie Xie Ni yang berarti saya ingin mengucapkan terima kasih khusus untuk para Ibu yang datang, diikuti dengan pembacaan puisi dan pemutaran video isi hati anak-anak. Video dengan durasi 8 menit tersebut sukses membuat terharu para mama dan tamu undangan yang hadir. Beberapa di antaranya bahkan mulai menitikkan air mata mendengarkan isi hati dari putra dan putrinya.

Sebagai simbol bakti lainnya, acara kemudian dilanjutkan dengan menyuguhkan teh dan kue kepada Ibu atau wali yang hadir sebagai lambang ucapan terima kasih karena selama ini Ibu telah memberikan makanan dan minuman yang penuh gizi. Anak-anak kemudian dipersilahkan untuk memberikan buket yang berisi makanan ringan, bunga yang merupakan hasil prakarya anak asuh Tzu Chi Surabaya dan surat yang sudah disiapkan untuk para Ibu.

Isak tangis dan keharuan mengiringi momen ketika anak-anak memberikan pelukan pada ibu mereka.

Moment yang mengharukan lainnya berlangsung saat prosesi membasuh kaki Ibu dan memberikan pelukan pada Ibu. Tak hanya para Ibu saja yang menitikkan air mata saat prosesi ini, tetapi para anak-anak pun menitikkan air mata juga. “Saya merasa sangat terharu dan bahagia” ungkap Edy yang dibenarkan oleh Bie Liang (mamanya) saat ditanyakan bagaimana perasaan mereka pada saat prosesi mencuci kaki dan memberikan pelukan. “Acara hari ini sangat mengharukan” tambah keduanya lagi.

Ada peribahasa yang mengatakan bahwakasih ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang galah”, yang bermakna bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya tiada batasnya sementara kasih sayang anak kepada orang tuanya memiliki batasan. Namun seluruh tim hari Ibu Tzu Chi Surabaya berharap melalui momentum perayaan hari Ibu Internasional kali ini, anak-anak akan belajar menyayangi dan berbakti kepada orang tua agar kehidupannya dapat dipenuhi berkah. Hal ini juga sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen bahwa, “Mampu berbakti pada kedua orang tua merupakan berkah terbesar dalam kehidupan”.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

23 Januari 2015 Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi utara mengadakan perayaan Hari Ibu bersama para gan en hu (para penerima bantuan Tzu Chi) pada 7 Desember 2014 di Jing Si Books and Cafe.
Memaknai Cinta dan Bakti Pada Ibu

Memaknai Cinta dan Bakti Pada Ibu

25 Desember 2015

Minggu, 6 Desember 2015, sebanyak 75 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat memulai hari yang cerah dengan kegiatan yang mencerahkan. Hari itu, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan perayaan Hari Ibu dalam kegiatan rutin gathering anak asuh dan penerima bantuan Tzu Chi) di Fortuna Palais Function Hall, ITC Mangga Dua. Sebanyak 86 anak asuh beserta orang tuanya dan 125 Gan En Hu mengikuti kegiatan ini.

Waisak Tzu Chi 2018: Kerja Sama Dalam Kemanusiaan

Waisak Tzu Chi 2018: Kerja Sama Dalam Kemanusiaan

14 Mei 2018
Sebanyak 106 umat Gereja St. Fransiskus Xaverius, Tanjung Priuk, mengikuti perayaan Tiga Hari Besar Tzu Chi: Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu, 13 Mei 2018.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -