Hari Libur yang Penuh Makna
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto Oman , siswa kelas 3 SMK Cinta Kasih membantu seorang ibu membawakan beras. Sebanyak 24 siswa-siswi SMK Cinta Kasih mengikuti pembagian beras Tzu Chi di Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. | Jika biasanya hari libur mereka lewati dengan bersantai, beristirahat dan bermain, kali ini, 24 siswa SMK Cinta Kasih Tzu Chi mengisi hari libur mereka dengan berbagi kepedulian kepada sesama. “Gandeng... Gandeng tangannya,” teriak siswi-siswi SMK Cinta Kasih kepada rekan-rekan mereka yang membawakan beras seorang ibu lanjut usia. Setengah terkejut, Oman Damanhuri, siswa kelas 3 SMK Cinta Kasih tersebut segera meraih tangan sang ibu. Ibu itu pun tak lagi kebingungan mengikuti langkah kaki Oman yang cepat. Selesai mengantar, Oman bergegas kembali ke titik pengambilan beras. |
Seorang ibu yang lanjut usia, dibantunya kali ini. Semua teman-teman perempuannya –bertugas menyambut penerima beras– bersorak kagum padanya. Ya, tanpa canggung dan ragu, tangan kiri Oman menggamit tangan sang ibu, sementara tangan kanannya memanggul beras di pundaknya. Meski baru pertama kali mengikuti kegiatan pembagian beras Tzu Chi, siswa-siswi SMK Cinta Kasih ini tampak bersemangat dan memahami budaya humanis Tzu Chi. “Kita juga harus menghormati penerima bantuan,” kata Putri Sekarsari yang bertugas menyambut warga. Saya Lebih Beruntung “Senang. Punya rasa kepuasan tersendiri bisa membantu sesama,” kesan Oman seusai pembagian beras. Oman yang merupakan juara 1 lomba atletik tingkat Kotamadya Jakarta Barat ini juga mengakui, dengan mengikuti pembagian beras, ia merasa bersyukur atas kehidupan yang dijalaninya. “Saya jadi tahu, ternyata masih banyak orang yang lebih susah dari keluarga saya,” pungkasnya. Ket : - Agar pembagian beras dapat berjalan lancar dan setiap relawan memahami tugasnya masing-masing, Jika biasanya hari libur ia lewatkan dengan bermalas-malasan, menonton TV dan beristirahat, kali ini ia lewatkan dengan membantu sesama. “Capek sih, tapi nggak papa. Daripada nggak ada kegiatan di rumah, lebih baik ikut kegiatan seperti ini, lebih bermakna,” terang Oman. Jika siswa laki-laki bertugas mengangkut beras, lain halnya dengan murid perempuan. Mereka bertugas menghibur warga dengan memeragakan lagu isyarat tangan. Setiap kali ada penerima beras yang melewati mereka, serentak siswi-siswi dan relawan Tzu Chi membungkukkan badan seraya berkata, “Gan en (terima kasih –red).” “Artinya kita menghormati para penerima bantuan karena telah memberi kesempatan kepada kita (relawan Tzu Chi –red) untuk berbuat kebajikan,” jawab Putri ketika ditanya makna dari apa yang mereka lakukan. Siswi kelas 3 SMK Cinta Kasih ini juga merasakan manfaat yang ia petik dari aktivitas sosial ini. “Senang, bisa membantu orang yang kesusahan. Daripada main, lebih baik begini, lebih berguna,” tegas Putri. Sama seperti murid-murid SMK Cinta Kasih lainnya, Putri pun merupakan penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. “Keluarga saya cukuplah.. Saya bersyukur masih lebih baik dari mereka. Kalo saya punya kelebihan apa, saya pingin bantu mereka yang lebih membutuhkan,” kata Putri. Sebagai anak yang pernah mengalami kehidupan di bantaran Kali Angke, Putri merasa bahagia bisa tinggal dan bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Dulu dibantu, sekarang, meski dengan tenaga, saya juga bisa membantu orang lain,” kata Putri Ket : - Dengan penuh semangat, siswa SMK Cinta Kasih membantu kegiatan pembagian beras Tzu Chi. Dua puluh Sosialisasi dengan Masyarakat Kehadiran siswa-siswi SMK Cinta Kasih dalam pembagian beras ini juga disambut baik oleh para relawan Tzu Chi. Witarsa, koordinator lapangan pembagian beras di Rawa Buaya ini mengungkapkan apresiasinya kepada mereka. “Ya, senang sekali. Kehadiran mereka sangat membantu,” kata Witarsa. Sebelumnya Witarsa sempat khawatir karena banyak relawan yang tidak dapat mengikuti pembagian beras dikarenakan sedang berlibur keluar kota bersama putra-putri mereka. “Kita nggak nyangka, ternyata dari sekolah datang membantu. Terima kasih untuk para guru dan murid-murid,” ujar Witarsa senang. Relawan Tzu Chi yang datang pun ternyata melebihi apa yang sudah diprediksi. “Relawan Tzu Chi yang kita perkirakan sekitar 50 orang, tapi yang datang hampir 100 orang lebih,” ungkap Witarsa. Dengan kerja sama yang baik dan terorganisir, 3.055 karung beras pun dapat disalurkan dengan lancar kepada warga Kelurahan Rawa Buaya. “Semua ini berkat partisipasi aktif para relawan, guru, dan siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih,” kata Witarsa bangga. | |
Artikel Terkait
Untaian Cinta Kasih Universal
12 Desember 2013 Tanpa memandang perbedaan bangsa dan Negara, relawan Tzu Chi sedunia menunjukkan rasa prihatinnya kepada para korban. Tak terkecuali relawan Tzu Chi Indonesia.Paket Lebaran 2022: Seberkas Sinar dalam Kehidupan yang Pudar
18 April 2022Kata kiasan kunang-kunang sangatlah tepat bagi relawan Tzu Chi. Di mana ada relawan, penderitaan akan berkurang. Relawan Kebon Jeruk 1 menyalurkan 150 paket lebaran 2022 di Taman Aries, Kebon jeruk 1 Jakarta Barat.
Dukungan Tzu Chi untuk Pak Rojali
01 November 2021Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi di komunitas He Qi Pusat kali ini agendanya terkait sosialisasi penggantian ATM bagi para penerima bantuan Tzu Chi berupa biaya hidup.