Relawan Tzu Chi dan warga Cilincing, khususnya mereka yang rumahnya termasuk dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi ini merasa sangat bersyukur, lega, dan bahagia. Para relawan merasakan bahwa kelelahan mereka dalam melaksanakan survei beberapa minggu sebelumnya, terbayar sudah. Sementara warga yang rumahnya akan dibangun kembali merasakan bahwa doa dan penantian mereka akan sebuah rumah yang sehat dan layak huni pada hari ini terjawab sudah. Kebahagiaan Markum Acara ini dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, Pangdam Jaya Mayjen TNI Marciano Norman, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman, para biksu dari Wihara Lalitavistara, perwakilan Agung Podomoro Group, Agung Sedayu Group, BCA, Indofood, SCTV serta tamu undangan lainnya. Acara dibuka dengan peragaan isyarat tangan Satu Keluarga oleh para siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, dalam sambutannya melaporkan kegiatan Program Bebenah Kampung Tzu Chi ini dengan penuh optimisme dan kegembiraan. Keterangan : - Sabtu, 2 April 2011 dilakukan peletakan batu pertama rumah warga yang masuk dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Cilincing Jakarta Utara. Untuk tahap awal sebanyak 43 rumah akan diperbaiki. (kiri)
- Markum dan istrinya mengekspresikan kegembiraannya dengan mengangkat tangan mereka dan meneriakkan kata "'Merdeka". Selama ini keluarga Markum selalu mengalami banjir saat musim penghujan tiba. (kanan)
Markum, salah satu warga penerima bantuan Program Bebenah Kampung Tzu Chi yang rumahnya terpilih menjadi salah satu lokasi peletakan batu pertama mengungkapkan rasa haru dan bahagianya. ¡§Alhamdulillah¡K., terima kasih banyak sama Tzu Chi.¡¨ Rumah Markum yang berada di RT 010/04 ini setiap kali air pasang selalu tergenang air, karena lantai rumahnya lebih rendah daripada jalan. ¡§Tinggi airnya sampai sejengkal, apalagi kalau turun hujan pasti banjir deh,¡¨ kata istri Markum sambil merentangkan telapak tangannya untuk menunujukkan ketinggian air dalam rumahnya kala air pasang. Ditambah dengan kondisi atap rumahnya yang banyak berlubang, maka jika turun hujan air masuk ke dalam rumah dari atas dan bawah. Kini setelah puluhan tahun ¡§tersiksa¡¨ oleh bocor dan genangan air, Markum dan keluarganya berharap bisa terbebas dari semua itu. Keterangan : - Rumah Markum sebelum dibongkar. Jika hari hujan, air masuk melalui genteng yang bocor dan juga genangan air dari jalan. Lantai rumah Markum lebih rendah daripada jalan. (kiri)
- Para siswi SMK Cinta Kasih Tzu Chi memperagakan isyarat tangan "Satu Keluarga" sebagai wujud rasa kebersamaan dan cinta kasih yang universal. (kanan)
Kesaksian Putri Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam sambutannya sempat meminta seorang siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng naik ke atas panggung. Siswi bernama Putri ini adalah siswi SMK Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Putri dengan lancar menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang diajukan oleh gubernur. Bahkan Fauzi Bowo sempat berkomentar bahwa Putri tidak tampak gemetar (grogi) walaupun berdiri di samping seorang gubernur. Diceritakan bahwa keluarga Putri sebelum tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi adalah adalah warga dari bantaran Kali Angke. ¡§Setelah pindah ke Perumahan Cinta Kasih, kini saya memiliki harapan dan masa depan yang lebih cerah,¡¨ ungkap Putri. Putri bercerita bahwa ia kini bersekolah di sebuah sekolah yang sangat baik dengan fasilitas yang sangat lengkap. Tepuk tangan bergema mendengar cerita Putri dan wajah para hadirin dipenuhi rasa bangga dan bahagia. |