Hari Pertama Sekolah

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

Di hari pertama masuk sekolah, dengan penuh disiplin dan khidmat, Paskibra Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengibarkan Sang Saka Merah Putih yang diikuti oleh ratusan peserta upacara.

Senin pagi, pukul 06.45 puluhan bapak-bapak dan ibu-ibu berkerumun di depan sebuah pintu pagar besi. Di dalam pintu pagar, seorang petugas keamanan dibantu oleh dua orang guru mengatur dan menjaga setiap orang yang masuk dan keluar. Itulah gambaran di hari pertama dimulainya tahun ajaran baru 2009 – 2010 di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 13 Juli 2009. Para bapak dan ibu yang berkerumun itu adalah orangtua para murid Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Cinta Kasih Tzu Chi. Mereka datang bukan untuk berdemo menuntut pengurangan biaya ataupun memprotes kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah. Mereka datang untuk mengantar anak-anak mereka menempuh pendidikan di hari pertama.

Wujud Kasih Sayang
Sesuai peraturan, para orangtua hanya dapat menemani dan mengantar anak-anak mereka sampai di depan pintu gerbang sekolah. Sesudah itu, anak–anak akan dijaga dan dibimbing para guru Sekolah Cinta Kasih. Walaupun anak-anak mereka mendapatkan pendampingan dari para guru, tak sedikit perasaan khawatir terlihat di wajah para orangtua murid ini. Mereka khawatir anak-anak mereka akan ketakutan, menangis, dan akhirnya meminta pulang ke rumah. Sebuah ketakutan yang wajar sebagaimana wujud kasih sayang dan kecintaan orangtua kepada anaknya.

Dua guru yang berada di pintu masuk bertugas meyakinkan para orangtua yang berkerumun bahwa keselamatan dan kenyamanan anak murid mendapatkan priorotas yang paling utama. Walau telah diberi informasi, kerumunan para orangtua yang tetap setia menunggui  anaknya masih terlihat di depan pintu masuk gerbang sekolah.

foto  foto

Ket : - Upacara bendera di hari pertama masuk sekolah ini terasa spesial karena diikuti pula oleh para mahasiswa
           dan mahasiswi Universitas Tzu Chi Taiwan yang hadir dalam rangka kamp musim panas. (kiri)
         - Senin, 13 Juli 2009 adalah hari pertama masuk sekolah. Para orangtua murid baru tampak berkerumun
           di depan pintu gerbang Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi usai mengantar anak mereka. (kanan)

Lima belas menit kemudian, upacara bendera pun dimulai—ditandai suara lantang pembawa upacara. Anak-anak yang telah berbaris rapi pun hening dan khusyuk mengikuti rangkaian upacara bendera. Seusai penaikkan bendera Sang Saka Merah Putih, terdengarlah teriakan dari para siswa dan sisiwi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Tujuh peraturan siswa dan siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi,” ujar pembawa acara lantang yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta upacara. “Satu, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dua, menjadi warga yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa. Tiga, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru. Empat, rajin belajar dan giat bekerja. Lima, mematuhi tata tertib sekolah. Enam, menjaga kebersihan sekolah dan rumah. Dan tujuh, berpakaian rapi, bersih, dan sopan.” Di satu barisan, tampak ikut serta para mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Tzu Chi Taiwan yang sedang dalam lawatan kamp musim panas di Indonesia. Di telinga mereka, dipasang sebuah alat penerjemah sehingga tetap dapat mengikuti setiap detail upacara yang dilaksanakan.

Harapan Dunia
Helmi Neltis, selaku pembina upacara pun lalu menyampaikan amanat kepada para peserta upacara. “(Saya) akan memberikan amanat dengan satu kata. Mari kita bersyukur. Bersyukur karena sejak berdiri di tahun 2003 hingga hari ini sudah enam tahun waktu dilewati. Dari yang tadinya bermula dari 300 siswa, sekarang sudah ada lebih dari 1.000 siswa, karenanya kita harus bersyukur,” ujarnya.

“Apa lagi yang kita syukuri?” tanyanya kepada para peserta upacara. Ia pun lalu memberikan penjelasan, bersyukur karena pada hari ini memakai baju, dan naik kelas. Sebagai penutup amanat pagi itu, Helmi pun mengajak anak-anak meraih pendidikan yang paling tinggi. Anak-anak pun menyambut dengan penuh sukacita ajakan Helmi tersebut.

foto  foto

Ket : - Sebelum upacara dimulai, para siswa dan siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini bergegas meluruskan dan
           merapikan barisan mereka. (kiri)
         - Saat mengheningkan cipta, seorang siswi sekolah cinta kasih ini tampak berdoa dengan khusyuk. (kanan)

Di akhir pelaksanaan upacara, Mansjur Tandiono, relawan Tzu Chi, memberikan pengumuman dan berpesan kepada para peserta upacara bahwa Master Cheng Yen pernah mengatakan harapan masa depan terletak di pundak anak-anak. Dan harapan itu bisa terwujud melalui pendidikan. Saat itu pula, Mansjur Tandiono mengumumkan nama-nama para pengelola Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari tingkat TK sampai SMA, masa bakti satu tahun ajaran ke depan. Setiap nama yang dipanggil maju ke depan barisan upacara dan memberikan salam kepada seluruh peserta upacara pertanda siap melayani sepenuh hati. Tidak hanya mereka, para guru dan karyawan baru Sekolah Cinta Kasih pun diperkenalkan. Dengan senyum mengembang, para guru dan karyawan baru pun maju dan memberikan salam kepada bibit-bibit cinta kasih ini. Hari pertama sekolah terasa spesial, saat semua elemen pendukung pendidikan bersatu padu mengembangkan diri menyongsong perubahan dan kehidupan yang lebih baik.

 

Artikel Terkait

Kasih Sayang Kepada Pui Inoq

Kasih Sayang Kepada Pui Inoq

21 Oktober 2016

Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Xie Li Kalimantan Timur mengadakan bakti sosial kesehatan umum di wilayah lalu di wilayah Jak Luay, Kalimantan Timur pada tanggal 1 Oktober 2016.

Terus Mengalirkan Cinta Kasih di Sekitaran Bogor

Terus Mengalirkan Cinta Kasih di Sekitaran Bogor

14 Februari 2019

Pada Selasa, 12 Februari 2019 relawan Tzu Chi Bogor melakukan kunjungan kasih ke rumah para penerima bantuan Tzu Chi di Bogor. Dalam kegiatan ini, relawan Tzu Chi Bogor mengunjungi dua orang penerima bantuan di wilayah Ciparigi dan Karadenan, Bogor, Jawa Barat.

Waisak 2556: Kasih Sayang untuk Ibu

Waisak 2556: Kasih Sayang untuk Ibu

14 Mei 2012 Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, mengadakan perayaan hari raya Waisak, hari Ibu Internasional dan hari Tzu Chi sedunia yang kini menginjak 46 tahun.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -